Koperasi Jangan Sampai Goyah Demi Selamatkan Ekonomi Nasional
loading...
A
A
A
GARUT - Dalam kegiatan Perayaan Puncak Hari Koperasi Ke-73 di Garut, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan bahwa koperasi yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, tentu tidak boleh goyah dalam keadaan apapun. Apalagi, koperasi merupakan wujud dari dari ekonomi mikro, kecil, dan menengah, serta ekonomi kerakyatan.
(Baca Juga: Keikhlasan Membeli Produk Lokal Bisa Jadi Penyelamat Ekonomi dari Jurang Resesi )
Rudy menambahkan, di Kabupaten Garut ada sekitar 1.500 koperasi dan berjalan baik. Namun, di beberapa titik dengan adanya Covid-19 ini ada pembatasan akses pemasaran sehingga banyak kegiatan-kegiatan yang ditutup.
"Ada sekitar 600 ribu sekolah dasar dan SMP, serta 300 ribu SLTA di Garut, sehingga KUMKM mengalami kebuntuan dalam pemasaran," kata Rudy di Garut, Senin (27/7/2020).
Dia mengungkapkan, banyak koperasi yang memberikan pinjaman kepada sekolah untuk memasukan siswa sekolah bahkan membiayai anaknya untuk masuk ke perguruan tinggi yang bahkan biaya mencapai Rp20 juta. Di samping itu, Kabupaten Garut mendapat apresiasi dengan menerima bantuan sebesar Rp15 miliar karena penyelenggaraan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan.
(Baca Juga: Telunjuk Stigma Negatif Selalu Tertuju ke Koperasi )
“Dari Rp15 miliar tersebut, sebanyak Rp5 miliar untuk penguatan ekonomi KUMKM. Dan dengan adanya penambahan 1.000 UMKM lagi, kami berencana menjadikan Kabupaten Garut sebagai Kabupaten Halal," tukas Rudy.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat Kusmana Hartadji menyatakan, pihaknya menyambut baik upaya pemerintah mengenai bantuan sosial produktif untuk usaha mikro. Bansos produktif yang akan diberikan kepada 12 juta pelaku mikro dan ultra mikro dengan dana sebesar Rp2,4 juta.
“Saat ini, baru ada 73 ribu pelaku usaha mikro yang mengajukan di Kabupaten Garut. Penerima harus terkoneksi by name by address dan NIK”, pungkas Kusmana.
(Baca Juga: Keikhlasan Membeli Produk Lokal Bisa Jadi Penyelamat Ekonomi dari Jurang Resesi )
Rudy menambahkan, di Kabupaten Garut ada sekitar 1.500 koperasi dan berjalan baik. Namun, di beberapa titik dengan adanya Covid-19 ini ada pembatasan akses pemasaran sehingga banyak kegiatan-kegiatan yang ditutup.
"Ada sekitar 600 ribu sekolah dasar dan SMP, serta 300 ribu SLTA di Garut, sehingga KUMKM mengalami kebuntuan dalam pemasaran," kata Rudy di Garut, Senin (27/7/2020).
Dia mengungkapkan, banyak koperasi yang memberikan pinjaman kepada sekolah untuk memasukan siswa sekolah bahkan membiayai anaknya untuk masuk ke perguruan tinggi yang bahkan biaya mencapai Rp20 juta. Di samping itu, Kabupaten Garut mendapat apresiasi dengan menerima bantuan sebesar Rp15 miliar karena penyelenggaraan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan.
(Baca Juga: Telunjuk Stigma Negatif Selalu Tertuju ke Koperasi )
“Dari Rp15 miliar tersebut, sebanyak Rp5 miliar untuk penguatan ekonomi KUMKM. Dan dengan adanya penambahan 1.000 UMKM lagi, kami berencana menjadikan Kabupaten Garut sebagai Kabupaten Halal," tukas Rudy.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat Kusmana Hartadji menyatakan, pihaknya menyambut baik upaya pemerintah mengenai bantuan sosial produktif untuk usaha mikro. Bansos produktif yang akan diberikan kepada 12 juta pelaku mikro dan ultra mikro dengan dana sebesar Rp2,4 juta.
“Saat ini, baru ada 73 ribu pelaku usaha mikro yang mengajukan di Kabupaten Garut. Penerima harus terkoneksi by name by address dan NIK”, pungkas Kusmana.
(akr)