Rusia Bakal Dipaksa Menambah Utang Akibat Perang di Ukraina, Dari Mana Sumbernya?

Jum'at, 21 Juli 2023 - 07:07 WIB
loading...
Rusia Bakal Dipaksa...
Utang negara Rusia diperingatkan bakal tumbuh, seiring kebutuhan dana oleh pemerintah untuk mendukung perekonomian. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Utang negara Rusia diperingatkan bakal tumbuh, seiring kebutuhan dana oleh pemerintah untuk mendukung perekonomian. Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan, Irina Okladnikova pada pertemuan Komite Dewan Federasi tentang Anggaran dan Pasar Keuangan, tengah pekan kemarin.



Menurut pejabat itu, pihak berwenang Rusia akan bekerja menahan tingkat utang tetap di bawah 20% dari PDB, tetapi pinjaman tambahan menurutnya tetap diperlukan.

"Secara umum, kami sekarang memiliki tingkat hutang pada posisi 22,8 triliun rubel (USD251 miliar) atau setara 14,9% dari PDB. Ini adalah batas aman, meskipun kita menyadari bahwa dalam situasi saat ini kita akan dipaksa untuk meningkatkannya. Kami harus melakukannya, karena pengeluaran kami tumbuh," kata Okladnikova seperti dilansir RT.



"Kami harus mendukung sektor militer, dan empat wilayah baru, kami membutuhkan investasi besar. Oleh karena itu, kami akan menambah utang, tetapi kami akan mencoba untuk tetap berada di dalam... batas aman, yang telah kami tetapkan untuk diri kami sendiri sebesar 20% dari PDB," bebernya.

Okladnikova mencatat, bahwa pemerintah telah dipaksa untuk meminjam lebih banyak dana secara internal karena kemampuan negara untuk meminjam ke luar negeri telah berkurang akibat sanksi Barat terkait Ukraina. Terpantau utang domestik meningkat tajam pada tahun 2022, hingga 18,8 triliun rubel, sementara utang luar negeri negara itu turun menjadi sekitar 4 triliun rubel.

Menurut undang-undang tentang anggaran federal untuk 2023-25, volume utang negara Rusia akan meningkat menjadi sekitar 25,4 triliun rubel pada akhir 2023, 27,7 triliun rubel pada 2024, dan 29,9 triliun pada akhir 2025. Akibatnya, dalam periode tiga tahun, volume utang negara Rusia "akan tetap pada tingkat yang aman kurang dari 20% dari PDB."
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1209 seconds (0.1#10.140)