Raih Rp180 Triliun, Luar Jawa Kian Dominasi Investasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, sejak kuartal ke-III tahun 2020, realisasi investasi di luar Pulau Jawa selalu lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di Pulau Jawa.
Realisasi investasi di Pulau Jawa pada kuartal II-2023, nilainya Rp167,8 triliun atau tumbuh 7,5% secara quartal to quartal (qtq) dan secara year on year (yoy) tumbuh 15,6%. Jumlah tersebut juga berkontribusi sebesar 48% terhadap total keseluruhan investasi di Indonesia.
"Di luar Jawa 52% ini stabil sekali. Jadi memang sudah sejak 2020 kuartal ke-III, 12 triwulan berturut-turut investasi di luar Jawa itu lebih banyak," ujarnya.
Realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp182 triliun, naik 5,2% secara qtq dan 15,9% secara yoy.
Menurut Bahlil, capaian tersebut merupakan cerminan keberhasilan pembangunan infrastruktur yang digenjot oleh Presiden Jokowi sejak periode pertama menjabat.
"Ini mencerminkan hasil pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Pak Jokowi dan Pak JK (Jusuf Kalla) di periode pertama itu ini dampaknya. Jadi memang membangun Indonesia ini tidak bisa membangun bim salabim, harus by desain, konsepnya terukur dan caranya harus betul-betul pas," pungkasnya.
Realisasi investasi di Pulau Jawa pada kuartal II-2023, nilainya Rp167,8 triliun atau tumbuh 7,5% secara quartal to quartal (qtq) dan secara year on year (yoy) tumbuh 15,6%. Jumlah tersebut juga berkontribusi sebesar 48% terhadap total keseluruhan investasi di Indonesia.
"Di luar Jawa 52% ini stabil sekali. Jadi memang sudah sejak 2020 kuartal ke-III, 12 triwulan berturut-turut investasi di luar Jawa itu lebih banyak," ujarnya.
Realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp182 triliun, naik 5,2% secara qtq dan 15,9% secara yoy.
Menurut Bahlil, capaian tersebut merupakan cerminan keberhasilan pembangunan infrastruktur yang digenjot oleh Presiden Jokowi sejak periode pertama menjabat.
"Ini mencerminkan hasil pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Pak Jokowi dan Pak JK (Jusuf Kalla) di periode pertama itu ini dampaknya. Jadi memang membangun Indonesia ini tidak bisa membangun bim salabim, harus by desain, konsepnya terukur dan caranya harus betul-betul pas," pungkasnya.
(uka)