Rusia Blokade Gandum Ukraina, Siap-siap Harga Mi Instan Meroket
loading...
A
A
A
JAKARTA - Krisis pangan kembali menjadi ancaman dunia setelah Rusia menarik diri dari perjanjian biji-bijian laut hitam atau Black Sea Grain Initiatives ditambah kebijakan India yang akan menghentikan ekspor beras. Rusia menganggap seluruh kapal kargo yang menuju perairan Ukraina berpotensi membawa persenjataan militer.
Mengutip CNBC International, peringatan tersebut disampaikan setelah Rusia menyerang Odessa sebagai salah satu pintu keluar bahan pangan asal Ukraina menuju negara-negara dunia termasuk gandum.
PBB menyayangkan langkah Rusia keluar dari perjanjian biji-bijian sebagai hajat hidup negara-negara di dunia yang sedang berjuang menghadapi kelaparan di tengah biaya hidup yang semakin sulit. IMF juga mengatakan hal yang sama.
Kebijakan Rusia akan meningkatkan kerawanan pangan Global. Senada, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan keputusan Rusia membahayakan ketahanan pangan global.
Mengingat Ukraina dan Rusia merupakan salah satu lumbung pangan dunia dengan memproduksi biji-bijian seperti gandum dan jagung.
Langkah Rusia berdampak terhadap kenaikan harga gandum global. Chicago Board of Trade pada Kamis (23/7) lalu melaporkan kontrak perdagangan gandum meningkat 1,4% lebih tinggi 737,6 sen per gantang mencapai level tertinggi dalam tiga pekan meskipun masih jauh dari level puncak 1.177,5 sen per gantang pada Mei tahun lalu. Namun, kenaikan ini terjadi begitu cepat.
Kondisi tersebut akan mempengaruhi pasokan pangan di Indonesia karena 25% gandum diimpor dari Ukraina. Di mana Ukraina sebagai pemasok gandum ke Indonesia akan mengalami kesulitan melakukan pengiriman sehingg perlu mencari pasokan dari negara lain seperti Australia, AS dan Kanada.
Berdasarkan laporan BPS, kebutuhan gandum Indonesia berasal dari Australia, Argentina, Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Ukraina. Jumlah gandum yang diimpor telah mencetak angka diatas 10 juta ton per tahun.
BPS mencatat impor gandum dan meslin Indonesia mencapai 4,36 juta ton dengan nilai USD1,65 miliar sepanjang Januari-Mei 2023. Impor gandum Indonesia terbesar berasal dari Australia, yakni mencapai 1,57 juta ton dengan nilai USD585,6 juta dalam lima bulan pertama tahun ini. Volume impor gandum Indonesia dari Australia mencapai 36% dari total impor.
"Meski impor gandum Indonesia sebagian besar dari Australia dan hanya 166.758 ton dari Ukraina tapi efek berkurangnya suplai gandum Ukraina berdampak serius ke perebutan gandum di tingkat global," ujar Direktur Celios Bhima Yudhistira, dikutip, Minggu (23/7/2023).
Terjadinya gangguan pasokan gandum berpotensi menaikkan harga mi instan yang dikonsumi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Bhima menyebutkan Mi instan dikonsumsi 2,56% warga miskin perkotaan dan 2,24% di perdesaan. Dengan demikian, apabila harga mi instan naik akan menambah beban hidup masyarakat.
Dari sisi konsumsi mi instan juga terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data World Instant Noodles Association, konsumsi mi instan Indonesia mencapai 14,26 miliar porsi per bungkus pada 2022. Jumlah ini meningkat 7,46% dibandingkan tahun sebelumnya (year onyear/yoy) sebanyak 13,27 miliar bungkus.
Pada 2021, terjadi peningkatan konsumsi mi instan Tanah Air sebesar 4,98% secara tahunan. Begitu pula pada 2020, jumlah konsumsi mi instan bertumbuh 0,95% secara tahunan.
Jumlah konsumsi mi instan Indonesia pada 2019 hanya 12,52 miliar bungkus. Jika dibandingkan pada 2022, terdapat peningkatan angka konsumsi mi instan sebesar 13,89% pada periode sebelum pandemi tersebut.
Pandemi Covid-19 menjadikan mi instan sebagai salah satu alternatif stok makanan di rumah. Indonesia menempati posisi kedua pemakan mi instan terbanyak di dunia setelah China dengan konsumsi sebesar 45,07 miliar bungkus tahun lalu.
Adapun konsumsi mi instan di dunia mencapai 121,2 miliar porsi pada 2022. Ini artinya, konsumsi mi instan Indonesia porsinya mencapai 11,76% dari total konsumsi mi instan dunia. Mengutip lama instantnoodles.org mi goreng merupakan jenis mi paling populer konsumen Indonesia.
Mengutip CNBC International, peringatan tersebut disampaikan setelah Rusia menyerang Odessa sebagai salah satu pintu keluar bahan pangan asal Ukraina menuju negara-negara dunia termasuk gandum.
PBB menyayangkan langkah Rusia keluar dari perjanjian biji-bijian sebagai hajat hidup negara-negara di dunia yang sedang berjuang menghadapi kelaparan di tengah biaya hidup yang semakin sulit. IMF juga mengatakan hal yang sama.
Kebijakan Rusia akan meningkatkan kerawanan pangan Global. Senada, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan keputusan Rusia membahayakan ketahanan pangan global.
Mengingat Ukraina dan Rusia merupakan salah satu lumbung pangan dunia dengan memproduksi biji-bijian seperti gandum dan jagung.
Langkah Rusia berdampak terhadap kenaikan harga gandum global. Chicago Board of Trade pada Kamis (23/7) lalu melaporkan kontrak perdagangan gandum meningkat 1,4% lebih tinggi 737,6 sen per gantang mencapai level tertinggi dalam tiga pekan meskipun masih jauh dari level puncak 1.177,5 sen per gantang pada Mei tahun lalu. Namun, kenaikan ini terjadi begitu cepat.
Kondisi tersebut akan mempengaruhi pasokan pangan di Indonesia karena 25% gandum diimpor dari Ukraina. Di mana Ukraina sebagai pemasok gandum ke Indonesia akan mengalami kesulitan melakukan pengiriman sehingg perlu mencari pasokan dari negara lain seperti Australia, AS dan Kanada.
Berdasarkan laporan BPS, kebutuhan gandum Indonesia berasal dari Australia, Argentina, Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Ukraina. Jumlah gandum yang diimpor telah mencetak angka diatas 10 juta ton per tahun.
BPS mencatat impor gandum dan meslin Indonesia mencapai 4,36 juta ton dengan nilai USD1,65 miliar sepanjang Januari-Mei 2023. Impor gandum Indonesia terbesar berasal dari Australia, yakni mencapai 1,57 juta ton dengan nilai USD585,6 juta dalam lima bulan pertama tahun ini. Volume impor gandum Indonesia dari Australia mencapai 36% dari total impor.
"Meski impor gandum Indonesia sebagian besar dari Australia dan hanya 166.758 ton dari Ukraina tapi efek berkurangnya suplai gandum Ukraina berdampak serius ke perebutan gandum di tingkat global," ujar Direktur Celios Bhima Yudhistira, dikutip, Minggu (23/7/2023).
Terjadinya gangguan pasokan gandum berpotensi menaikkan harga mi instan yang dikonsumi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Bhima menyebutkan Mi instan dikonsumsi 2,56% warga miskin perkotaan dan 2,24% di perdesaan. Dengan demikian, apabila harga mi instan naik akan menambah beban hidup masyarakat.
Dari sisi konsumsi mi instan juga terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data World Instant Noodles Association, konsumsi mi instan Indonesia mencapai 14,26 miliar porsi per bungkus pada 2022. Jumlah ini meningkat 7,46% dibandingkan tahun sebelumnya (year onyear/yoy) sebanyak 13,27 miliar bungkus.
Pada 2021, terjadi peningkatan konsumsi mi instan Tanah Air sebesar 4,98% secara tahunan. Begitu pula pada 2020, jumlah konsumsi mi instan bertumbuh 0,95% secara tahunan.
Jumlah konsumsi mi instan Indonesia pada 2019 hanya 12,52 miliar bungkus. Jika dibandingkan pada 2022, terdapat peningkatan angka konsumsi mi instan sebesar 13,89% pada periode sebelum pandemi tersebut.
Pandemi Covid-19 menjadikan mi instan sebagai salah satu alternatif stok makanan di rumah. Indonesia menempati posisi kedua pemakan mi instan terbanyak di dunia setelah China dengan konsumsi sebesar 45,07 miliar bungkus tahun lalu.
Adapun konsumsi mi instan di dunia mencapai 121,2 miliar porsi pada 2022. Ini artinya, konsumsi mi instan Indonesia porsinya mencapai 11,76% dari total konsumsi mi instan dunia. Mengutip lama instantnoodles.org mi goreng merupakan jenis mi paling populer konsumen Indonesia.
(nng)