Rusia Pasok Gandum ke Mali dengan Harga Murah, Putin Sesumbar Bisa Kirim Gratis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kabar pengiriman gandum ke Mali ini mencuat beberapa hari setelah Rusia mengakhiri kesepakatan untuk mengizinkan Ukraina mengekspor gandum dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam. Negara-negara Afrika merupakan salah satu negara yang paling terdampak kenaikan harga pangan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mali Alfousseyni Sidibé mengatakan pengiriman 50.000 ton gandum ke Mali tiba dari Rusia di Pelabuhan Conakry di Guinea sekitar sebulan lalu.
"Gandum tersebut dijual ke lima pabrik penggilingan yang berbeda," ujar Salif Fofana, seorang pejabat di sebuah asosiasi penggilingan biji-bijian Mali. "Pengiriman 25.000 ton lainnya sedang berada di Conakry dan akan segera tiba di Bamako," jelasnya.
Mengutip Bloomberg, gandum telah dipasok ke Mali dengan harga sekitar USD220 per ton, menurut Africa Intelligence, yang melaporkan pengiriman sebelumnya. Harga tersebut jauh di bawah harga gandum di Eropa, yang saat ini mencapai USD292 per ton.
"Saya ingin meyakinkan Anda bahwa negara kami mampu menggantikan biji-bijian Ukraina baik secara komersil maupun gratis," kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pernyataan menjelang pertemuan puncak dengan para pemimpin Afrika di St. "Kami kembali mengharapkan rekor panen tahun ini."
Mali sedang berjuang melawan pemberontakan militan jihadis dan lonjakan jumlah orang yang membutuhkan makanan karena ketidakamanan dan cuaca yang tidak menentu. Pengiriman biji-bijian ini dilakukan ketika pemerintah militer negara itu memutuskan hubungan dengan mantan sekutu baratnya dan mendekat ke Rusia.
Tahun lalu, Prancis menarik ribuan pasukannya dari negara ini dan misi PBB berkekuatan 13.000 orang akan meninggalkanpada bulan Januari atas desakan pemerintah. Hal ini akan menyisakan lebih dari 1.000 pejuang dari operasi tentara bayaran Wagner milik Rusia untuk membantu tentara Mali memerangi militan, menurut International Crisis Group.
Awal tahun ini, Mali merupakan salah satu dari enam negara yang memilih bersama Rusia untuk menentang resolusi PBB agar Rusia meninggalkan wilayah Ukraina. Kamar Dagang Pertanian Afrika Selatan selama beberapa tahun terakhir, Mali telah mengimpor sekitar 300.000 ton gandum setiap tahunnya dengan sekitar 40% di antaranya berasal dari Prancis, 32% dari Rusia dan 7% dari Ukraina, ujar Wandile Sihlobo, kepala ekonom di Kamar Dagang Pertanian Afrika Selatan. Produksi domestiknya rata-rata hanya 20.000 ton.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mali Alfousseyni Sidibé mengatakan pengiriman 50.000 ton gandum ke Mali tiba dari Rusia di Pelabuhan Conakry di Guinea sekitar sebulan lalu.
"Gandum tersebut dijual ke lima pabrik penggilingan yang berbeda," ujar Salif Fofana, seorang pejabat di sebuah asosiasi penggilingan biji-bijian Mali. "Pengiriman 25.000 ton lainnya sedang berada di Conakry dan akan segera tiba di Bamako," jelasnya.
Mengutip Bloomberg, gandum telah dipasok ke Mali dengan harga sekitar USD220 per ton, menurut Africa Intelligence, yang melaporkan pengiriman sebelumnya. Harga tersebut jauh di bawah harga gandum di Eropa, yang saat ini mencapai USD292 per ton.
"Saya ingin meyakinkan Anda bahwa negara kami mampu menggantikan biji-bijian Ukraina baik secara komersil maupun gratis," kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pernyataan menjelang pertemuan puncak dengan para pemimpin Afrika di St. "Kami kembali mengharapkan rekor panen tahun ini."
Mali sedang berjuang melawan pemberontakan militan jihadis dan lonjakan jumlah orang yang membutuhkan makanan karena ketidakamanan dan cuaca yang tidak menentu. Pengiriman biji-bijian ini dilakukan ketika pemerintah militer negara itu memutuskan hubungan dengan mantan sekutu baratnya dan mendekat ke Rusia.
Tahun lalu, Prancis menarik ribuan pasukannya dari negara ini dan misi PBB berkekuatan 13.000 orang akan meninggalkanpada bulan Januari atas desakan pemerintah. Hal ini akan menyisakan lebih dari 1.000 pejuang dari operasi tentara bayaran Wagner milik Rusia untuk membantu tentara Mali memerangi militan, menurut International Crisis Group.
Awal tahun ini, Mali merupakan salah satu dari enam negara yang memilih bersama Rusia untuk menentang resolusi PBB agar Rusia meninggalkan wilayah Ukraina. Kamar Dagang Pertanian Afrika Selatan selama beberapa tahun terakhir, Mali telah mengimpor sekitar 300.000 ton gandum setiap tahunnya dengan sekitar 40% di antaranya berasal dari Prancis, 32% dari Rusia dan 7% dari Ukraina, ujar Wandile Sihlobo, kepala ekonom di Kamar Dagang Pertanian Afrika Selatan. Produksi domestiknya rata-rata hanya 20.000 ton.
(nng)