Ikuti Jejak AS, Bank Sentral Eropa Kerek Suku Bunga ke Rekor Tertinggi Sejak Tahun 2000

Jum'at, 28 Juli 2023 - 11:37 WIB
loading...
Ikuti Jejak AS, Bank...
Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga di zona euro sekali lagi, untuk membuat suku bunga acuan sentuh rekor tertinggi yang terakhir terlihat pada akhir tahun 2000. Foto/Dok
A A A
BRUSSELS - Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga di zona euro sekali lagi, untuk membuat suku bunga acuan sentuh rekor tertinggi yang terakhir terlihat pada akhir tahun 2000. Bank sentral menaikkan suku bunga deposito di blok 20 negara untuk kesembilan kalinya berturut-turut menjadi 3,75% atau naik dari 3,5%.



ECB mengatakan inflasi terus mereda, tetapi diprediksi trennya masih akan tetap tinggi untuk waktu yang lama. Sebelumnya pada hari Rabu, kemarin waktu setempat, bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun dalam upayanya untuk mengendalikan harga.



Sementara itu inflasi di Inggris mengalami penurunan menjadi 7,9% pada bulan Juni, dan kini suku bunga Bank of England berada di level 5%. Pada keputusan berikutnya pada 3 Agustus, mendatang diperkirakan bank sentral bakal ikut menaikkan suku bunga menjadi 5,25%.

Kebijakan menaikkan suku bunga bakal membuat pinjaman menjadi lebih mahal sehingga menurunkan permintaan dan pada akhirnya diharapkan bisa meredam kenaikan harga.

Seperti di wilayah lain, zona euro telah terpukul oleh kenaikan harga pangan dan energi yang membebani sektor rumah tangga. Inflasi di zona euro berjalan pada level 5,5%. Inflasi harga makanan terus melambat, tetapi masih di posisi 11,6% pada bulan Juni.

ECB mengatakan, bertekad untuk memastikan inflasi kembali ke target jangka menengah 2% pada "waktu yang tepat". Sebelumnya Zona euro jatuh ke dalam resesi musim dingin lalu, dimana angka yang direvisi belum lama ini menunjukkan konsumen mengalami tekanan akibat kenaikan harga.

Ekonomi zona euro mengalami kontraksi sebesar 0,1% antara periode Januari hingga Maret sepanjang tahun ini, setelah dalam tiga bulan terakhir tahun 2022 juga menyusut.

Diterangkan juga oleh ECB, bahwa perkembangan sejak pertemuan terakhirnya mendorong ekspektasi bahwa "inflasi akan turun lebih jauh selama sisa tahun ini, tetapi akan tetap di atas target untuk jangka waktu yang lama".

Ia menambahkan, bahwa kebijakan kenaikan suku bunga telah cukup efektif "semakin meredam permintaan, yang merupakan faktor penting dalam membawa inflasi kembali ke target".

Namun, ECB mengungkapkan: "Sementara beberapa kebijakan menunjukkan tanda-tanda pelonggaran, inflasi yang mendasari tetap tinggi secara keseluruhan."

Inflasi tinggi dan suku bunga yang lebih tinggi bakal meredam pengeluaran sehingga "prospek ekonomi jangka pendek untuk kawasan euro telah memburuk, sebagian besar karena permintaan domestik yang lebih lemah".

Bank mengatakan kondisi ini mempengaruhi output manufaktur secara khusus, yang juga tertahan oleh permintaan yang lemah dari luar negeri. Namun dikatakan juga: "Seiring waktu, penurunan inflasi, kenaikan pendapatan dan membaiknya kondisi pasokan harus mendukung pemulihan."

Sebagai informasi Bank Sentral Eropa (ECB) pada Juli 2022 telah menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari 11 tahun sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi zona euro yang melonjak.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Mandek di Rp1.904.000/Gram,...
Mandek di Rp1.904.000/Gram, Intip Rincian Harga Emas Antam per Minggu 13 April 2025
Rusia Masih Jadi Ancaman,...
Rusia Masih Jadi Ancaman, Trump Perpanjang Sanksi AS Selama 12 Bulan
Uni Eropa Balik Melawan...
Uni Eropa Balik Melawan AS, Siap Jatuhkan Tarif 25% Mulai Minggu Depan
Industri Tembakau Terancam:...
Industri Tembakau Terancam: Parlemen Kritisi Kebijakan Kemasan Rokok Seragam
Kemnaker Ungkap Nasib...
Kemnaker Ungkap Nasib 1.126 Karyawan Korban PHK Yihong Novatex
Miliarder Amerika Ramai-ramai...
Miliarder Amerika Ramai-ramai Kecam Tarif Trump, Siapa Saja?
Laporan Penerimaan Pajak...
Laporan Penerimaan Pajak Molor, Sri Mulyani Ungkap Kondisi Terbaru APBN per Maret 2025
Indonesia Siapkan Proposal...
Indonesia Siapkan Proposal Dagang untuk AS, Tawarkan Peningkatan Impor
Marak Modus Penipuan...
Marak Modus Penipuan di Medsos, Pupuk Indonesia: Tebus Pupuk Subsidi Hanya di Kios Resmi
Rekomendasi
Kemenag Gandeng Masjid,...
Kemenag Gandeng Masjid, KUA, dan Wakaf Hutan Lestarikan Lingkungan
Momen Prabowo Diantar...
Momen Prabowo Diantar Langsung Presiden Mesir ke Bandara Menuju Qatar
18 Bencana Banjir Landa...
18 Bencana Banjir Landa di Indonesia Akhir Pekan Ini, di Mana Saja?
Berita Terkini
Bandara IKN Selesai...
Bandara IKN Selesai Dibangun, Kapan Beroperasi Penuh?
53 menit yang lalu
Gedung Putih: Lebih...
Gedung Putih: Lebih dari 75 Negara Coba Negosiasi Tarif dengan AS
2 jam yang lalu
Tersendat Libur Panjang,...
Tersendat Libur Panjang, 13 Juta Wajib Pajak Laporkan SPT Tahunan
4 jam yang lalu
Mandek di Rp1.904.000/Gram,...
Mandek di Rp1.904.000/Gram, Intip Rincian Harga Emas Antam per Minggu 13 April 2025
4 jam yang lalu
Uni Eropa Bakal Pakai...
Uni Eropa Bakal Pakai Segala Cara untuk Melawan Tarif AS
6 jam yang lalu
Rusia Masih Jadi Ancaman,...
Rusia Masih Jadi Ancaman, Trump Perpanjang Sanksi AS Selama 12 Bulan
6 jam yang lalu
Infografis
5 Fakta Paus Fransiskus,...
5 Fakta Paus Fransiskus, Pertama dari Luar Eropa sejak 1.200 Tahun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved