3 Bank AS Bangkrut dan Tren Suku Bunga Tinggi, Begini Proyeksi Perry Warjiyo
loading...
A
A
A
NUSA DUA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memperkirakan, suku bunga The Fed atau bank sentral Amerika Serikat (AS) akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama. Fed rate menurut prediksinya bakal berada di kisaran level 5,5%.
"Dolar AS (USD) juga masih berada di kisaran indeks 100,3-100,5. Dengan bangkrutnya tiga bank di AS dan juga kondisi keuangan global, khususnya inflasi, tentunya banyak yang investor yang menarik kembali investasi atau menahan tidak investasi di negara emerging atau berkembang," ujar Perry dalam Gala Seminar ASEAN 2023: Enhancing Policy Calibration for Macro Financial Resilience di Nusa Dua, Rabu (29/3/2023).
Di tengah ancaman krisis keuangan global yang terjadi, Perry mengatakan bahwa dirinya dan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati saling bahu membahu bekerja keras untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat dan stabil.
"Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun ini di kisaran 5,1-5,2%, sementara tahun depan di 5,3%. Ini didukung oleh konsumsi domestik, ekspor, dan investasi," ucap Perry.
Di sisi lain, inflasi inti diperkirakan akan tetap berada di 3%. Kemudian lending juga kemungkinan akan naik di 10-12% pada tahun ini.
"Kita melihat digitalisasi di Indonesia tumbuh dan berkembang begitu pesat, setiap kita membahas baik itu digital banking, e-commerce, dan juga industri sistem pembayaran," ungkap Perry.
Dia menyebut bahwa dirinya juga melihat hal yang serupa di negara-negara ASEAN lainnya yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat, stabilitas terjaga, dan juga digitalisasi.
"Dolar AS (USD) juga masih berada di kisaran indeks 100,3-100,5. Dengan bangkrutnya tiga bank di AS dan juga kondisi keuangan global, khususnya inflasi, tentunya banyak yang investor yang menarik kembali investasi atau menahan tidak investasi di negara emerging atau berkembang," ujar Perry dalam Gala Seminar ASEAN 2023: Enhancing Policy Calibration for Macro Financial Resilience di Nusa Dua, Rabu (29/3/2023).
Di tengah ancaman krisis keuangan global yang terjadi, Perry mengatakan bahwa dirinya dan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati saling bahu membahu bekerja keras untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat dan stabil.
"Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun ini di kisaran 5,1-5,2%, sementara tahun depan di 5,3%. Ini didukung oleh konsumsi domestik, ekspor, dan investasi," ucap Perry.
Di sisi lain, inflasi inti diperkirakan akan tetap berada di 3%. Kemudian lending juga kemungkinan akan naik di 10-12% pada tahun ini.
"Kita melihat digitalisasi di Indonesia tumbuh dan berkembang begitu pesat, setiap kita membahas baik itu digital banking, e-commerce, dan juga industri sistem pembayaran," ungkap Perry.
Dia menyebut bahwa dirinya juga melihat hal yang serupa di negara-negara ASEAN lainnya yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat, stabilitas terjaga, dan juga digitalisasi.
(akr)