Inflasi AS Naik, Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.219

Jum'at, 11 Agustus 2023 - 16:32 WIB
loading...
Inflasi AS Naik, Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.219
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat (11/8/2023). FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat (11/8/2023), turun 34 poin di level Rp15.219 dari penutupan sebelumnya di Rp15.185.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS diperdagangkan sebagian besar tidak berubah pada hari Jumat karena para pedagang mencerna kenaikan inflasi, dengan indeks harga konsumen AS meningkat seperti yang diharapkan pada bulan Juli dari bulan sebelumnya.

"Sementara pembacaan memicu taruhan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga pada bulan September, itu juga melihat pasar memangkas ekspektasi mereka untuk penurunan suku bunga tahun ini, dengan suku bunga diperkirakan akan tetap di tertinggi 22 tahun," tulis Ibrahim dalam risetnya dikutip, Jumat (11/8/2023).



Ada lebih banyak data inflasi yang akan dirilis nanti di sesi ini, dalam bentuk harga produsen untuk bulan Juli, menambah lebih banyak umpan bagi pembuat kebijakan Fed menjelang pertemuan penting Fed bulan depan.

Di eropa, Ekonomi Inggris (PDB) tumbuh 0,2% pada kuartal kedua, bertentangan dengan ekspektasi pembacaan datar, dibantu oleh pertumbuhan bulanan sebesar 0,5% pada bulan Juni.

Meskipun demikian, ekonomi Inggris Raya tetap menjadi satu-satunya ekonomi maju besar yang belum mendapatkan kembali level pra-COVID pada akhir 2019, dan dengan inflasi yang tetap tinggi, kenaikan suku bunga lebih lanjut dapat menghambat pertumbuhan ini di masa mendatang.

Kemudian, bank Sentral Eropa dapat menghentikan kampanye kenaikan suku bunga selama setahun pada bulan September, setelah mendapat petunjuk dari Presiden Christine Lagarde bulan lalu, tetapi kenaikan lebih lanjut pada akhir tahun masih akan terjadi dengan inflasi yang semakin panas.

Dari sentimen internal, minggu ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menjadi hedline diberbagai media baik media masa maupun media elektronik. Berbagai ekonom terus memproyeksikan PDB (Produk Domestik Bruto) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terjaga di angka 5,1 persen hingga akhir tahun 2023.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan percepatan penyelesaian konstruksi proyek-proyek infrastruktur pada tahun 2024 atau menjelang pergantian Presiden RI. Dan Ini pernah terjadi juga waktu 2019, di mana sebelum terjadi pergantian pemerintahan banyak proyek-proyek yang dikebut. Bukan proyek-proyek baru, tapi proyek existing, ini momentumnya dikebut.

Pada kuartal keempat 2023 akan terjadi peningkatan belanja pemerintah maupun masyarakat dalam menyambut pemilu tahun depan, baik dari sisi belanja APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) maupun belanja partai politik.



Di sisi lain, pihaknya melihat akan ada peningkatan ekspor pada komoditas di sektor hilirisasi, seperti nikel yang menjadi bahan vital pada kendaraan listrik (EV). Kemudian, tingkat ekspor tembaga juga diperkirakan akan meningkat. Seharusnya selama kuartal IV-2023 juga tidak ada lonjakan inflasi. Kalau inflasi tetap rendah, diiringi dengan percepatan konstruksi dan belanja para pemilu, maka seharusnya daya beli masyarakat juga meningkat.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 berada pada level 5,17 persen secara tauhuan (yoy). Sedangkan, secara kuartal ke kuartal (qtq) mengalami kenaikan sebesar 3,86 persen bila dibandingkan dengan kuartal I 2023. Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan pekan depan berpotensi bergerak fluktuatif cenderung melemah di rentang Rp15.200 - Rp15.260.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1761 seconds (0.1#10.140)