LPEI Tahun Ini Fokus Pengembangan Ekspor UKM

Selasa, 07 Februari 2017 - 11:12 WIB
LPEI Tahun Ini Fokus...
LPEI Tahun Ini Fokus Pengembangan Ekspor UKM
A A A
JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank pada tahun ini akan memprioritaskan penyaluran ke komoditas unggulan pemerintah, penetrasi pasar ekspor nontraditional, pengembangan UKM. Pihaknya bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait, serta pembiayaan atas penugasan khusus dari pemerintah (NIA).

(Baca Juga: Sri Mulyani Gembira Kinerja Ekspor di Zona Hijau)

Dalam mendukung peran strategis, khususnya penyediaan pembiayaan ekspor, LPEI membutuhkan dukungan sumber pendanaan. Berdasarkan UU LPEI, LPEI dapat memperoleh pendanaan melalui penerbitan surat berharga, pinjaman, termasuk pinjaman dari pemerintah, hibah dan penempatan dana oleh Bank Indonesia (BI).

"Sumber pendanaan rupiah dan valas LPEI 2016, mencapai total outstanding senilai ekuivalen Rp78,4 triliun. Terdiri dari obligasi yang diterbitkan sebesar ekuivalen Rp39,9 triliun dan pinjaman yang diterima senilai ekuivalen Rp38,5 triliun," kata Direktur Pelaksana III Indonesia Eximbank Raharjo Adisusanto di Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Menurutnya, obligasi yang diterbitkan ini terdiri dari Rp32,67 triliun untuk surat berharga rupiah (merupakan emiten tertinggi di Indonesia atau plus minus 11% dari total outstanding obligasi korporasi) dan Rp7,20 triliun untuk surat berharga valas.

Dalam tujuh tahun pertamanya selama 2009-2016, LPEI mencatatkan pertumbuhan aset rata-rata 37,22% per tahun dan pertumbuhan pembiayaan 42,23% per tahun. Total aset 2016 mencapai Rp99,01 triliun, naik 16,51% dari 2015 sebesar Rp84,97 triliun.

Sementara, pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp88,48 triliun, naik 18,2% dari 2015 sebanyak Rp74,83 triliun. Penyaluran pembiayaan diperkirakan akan terus meningkat pada 2017 hingga mencapai Rp102,6 triliun, dengan kisaran 10% dari total pembiayaan disalurkan untuk sektor UKM berorientasi ekspor.

Bentuk dukungan kepada eksportir juga diberikan dalam bentuk penjaminan dan asuransi ekspor. "Di mana pada 2016 masing-masing mencapai outstanding Rp8,13 triliun dan Rp9,43 triliun. Pada 2017, keduanya diperkirakan naik 7,9% menjadi Rp18,9 triliun," jelasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7799 seconds (0.1#10.140)