Perang Ukraina Bikin Kontraktor Pertahanan Ketiban Untung, BAE Systems Teken Kesepakatan Rp85,1 T

Minggu, 20 Agustus 2023 - 15:32 WIB
loading...
Perang Ukraina Bikin...
Pendapatan kontraktor pertahanan Barat disebutkan telah melonjak, mencapai USD200 miliar pada tahun 2022. Terbaru Kontraktor pertahanan Inggris, BAE Systems mencapai kesepakatan senilai USD5,55 miliar. Foto/Dok
A A A
LONDON - Kontraktor pertahanan Inggris , BAE Systems mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi divisi kedirgantaraan US Ball Corporation dalam kesepakatan senilai USD5,55 miliar atau setara Rp85,1 triliun (Kurs Rp15.197 per USD). Hal ini dilaporkan oleh Financial Times pada akhir pekan kemarin.



Mengutip BAE, akuisisi tersebut akan menambah pendapatan tahunan senilai lebih dari USD2 miliar bagi perusahaan pertahanan yang berbasis di Inggris itu. Kesepakatan diperkirakan akan ditutup pada paruh pertama tahun 2024.

Ball, yang membuat sistem ruang angkasa mission-critical dan teknologi pertahanan, memiliki "potensi pertumbuhan yang kuat di daerah-daerah yang selaras dengan komunitas intelijen AS dan prioritas tertinggi departemen pertahanan," kata BAE.



Kepala eksekutif perusahaan Inggris, Charles Woodburn mencatat akuisisi itu memiliki "alasan strategis dan keuangan" yang menarik. Kesepakatan itu dilaporkan tercapai kurang dari sebulan setelah BAE menaikkan proyeksi laba tahunan karena rekor jumlah pesanan di tengah perangdi Ukraina .

Produsen senjata Inggris itu telah membangun beragam persenjataan, mulai dari pesawat jet Eurofighter Typhoon, kapal selam nuklir, hingga kendaraan tempur. Ditambah serta memproduksi amunisi untuk militer Inggris.

BAE mengungkapkan, mencetak rekor pemesanan pada bulan ini. Selanjutnya produsen senjata itu memproyeksikan bisa mendapatkan lebih dari USD2,2 miliar, hampir USD765 juta lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Sementara itu baru-baru ini majalah Defense News, merilis peringkat terbaru yang menunjukkan bahwa pendapatan kontraktor pertahanan Barat telah melonjak, mencapai USD200 miliar pada tahun 2022. Menurut laporan itu, pembuat senjata AS, Uni Eropa, dan Inggris telah menjadi penerima manfaat utama dari penjualan senjata ke Ukraina.

Di sisi lain sebuah laporan oleh inspektur jenderal Pentagon telah mengungkapkan, bahwa beberapa peralatan militer yang dipasok ke Ukraina oleh AS dan sekutunya telah jatuh ke tangan kelompok-kelompok kriminal.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1636 seconds (0.1#10.140)