Miliarder David Rockefeller Meninggal Dunia di Usia 101

Selasa, 21 Maret 2017 - 00:24 WIB
Miliarder David Rockefeller Meninggal Dunia di Usia 101
Miliarder David Rockefeller Meninggal Dunia di Usia 101
A A A
NEW YORK - Di Amerika Serikat, keluarga Rockefeller bukan keluarga sembarangan. Keluarga ini merupakan salah satu keluarga paling kuat dalam sejarah Negeri Paman Sam, karena mereka menguasai bidang industri, perbankan, politik, dan tentu saja minyak. Awal abad 19, John Davison Rockefeller dan saudaranya William mendirikan Standard Oil, cikal bakal ExxonMobil.

Sepak terjang keluarga Rockefeller pun selalu menarik perhatian. Kali ini kabar datang dari sang cucu, yaitu David Rockefeller, seorang miliarder dan filantropis yang meninggal di usia 101 tahun pada Senin (20/3/2017).

Mengutip dari Associated Press, Senin ini, kabar meninggalnya David disampaikan juru bicaranya Fraser Seitel, bahwa sang majikan meninggal di dalam tidurnya di rumahnya kawasan Pocantico Hills, New York.

David sendiri merupakan anak keenam dari John Rockefeller Junior. Ia lahir di New York pada 12 Juni 1915. David merupakan pewaris dari kekayaan keluarga Rockefeller dan bisnisnya menggurita, terutama di sektor perbankan. Selain dikenal sebagai pebisnis, ia juga seorang filantropis dan aktif untuk pelestarian lingkungan.

Business Insider, Senin (20/3/2017) menulis pada ulang tahun ke 100, David menghibahkan 1.000 ekar tanah atau setara dengan 404,68 hektare tanah untuk negara bagian Maine. Tanah hibah tersebut ditujukan untuk pembangunan taman nasional.

Meski memiliki kekayaan dan pengaruh, namun David berbeda dengan abangnya Nelson Aldrich Rockefeller. David tidak pernah mencari jabatan publik, sementara sang abang pernah menjabat Gubernur New York dan kemudian menjadi Wakil Presiden ke-41 tahun 1974-1977 di era Presiden Gerald Ford. Abangnya yang lain, Winthrop Rockefeller pernah menjadi Gubernur Arkansas di tahun 1967.

Bisnis David yang terkenal adalah mendapatkan proyek pembangunan World Trade Center (WTC) pada 1946. Sehabis Perang Dunia II, David dengan meminjam uang ayahnya USD8,5 juta, membeli kawasan East River di New York dan mendirikan menara kembar WTC, sebagai pusat bisnis dan perusahaan-perusahaan AS di New York.

Sisi lain kehidupannya, David tidak canggung berhadapan dengan media, berbeda dengan saudaranya yang lain John Davison Rockefeller III dan Laurance yang selalu menghindar dari sorotan media. Ia pernah mengatakan bahwa kekayaan harus dipergunakan untuk membantu orang lain.

“Kapitalisme Amerika telah membawa lebih banyak manfaat kepada banyak orang daripada sistem lain di dunia. Dan masalah kapitalisme adalah sistem ini harus dijalankan secara efisien dan dengan sejujur mungkin,” ujarnya suatu ketika.

Kehidupan bisnis David bermula setelah lulus dari Universitas Harvard pada 1936. Empat tahun kemudian, ia menerima gelar doktor bidang ekonomi dari Universitas Chicago. Perang Dunia II membawanya ikut bertugas di Angkatan Darat. Setelah perang usai, ia bekerja dari bawah di Chase Bank dan menduduki kursi presiden direktur pada 1961.

Delapan tahun kemudian, David menjadi chairman dan chief executive officer untuk Chase Manhattan Bank dan pensiun tahun 1981 pada usia 65 setelah berkarier selama 35 tahun.

Dalam perannya sebagai negarawan bisnis, David kerap membantu ekonomi negara-negara dunia ketiga, dengan menyisihkan uangnya. Namun David selalu menolak secara terbuka bantuan yang diberikan, termasuk berapa banyak pajak yang dia bayarkan. Pada 2015, majalah Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai USD3 miliar atau setara Rp39,8 triliun.

Selama hidupnya, David telah berkunjung ke 100 negara di dunia, bahkan kunjungannya kerap disamakan dengan kunjungan seorang kepala negara. Di bahwa kendalinya, Chase Bank--sekarang JP Morgan Chase & Co--menjadi bank pertama Amerika Serikat yang membuka kantor di Uni Soviet dan China pada 1974, termasuk yang membuka kantor pertama di Timur Tengah, tepatnya Mesir setelah Krisis Suez pada 1956.

Namun David Rockefeller memiliki beberapa “aib” seperti melakukan pertemuan dengan kelompok rezim apartheid di Afrika Selatan dan membantu menyelamatkan pemimpin Iran Shah Reza Pahlavi ketika terguling pada 1979. Membantu pelarian Reza Pahlavi ke New York, memicu krisis penyanderaan kedubes AS di Iran oleh kelompok Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Di bidang seni, David Rockefeller merupakan pendiri dan donatur Museum of Modern Art di New York. Koleksi seni pribadinya di sana ditaksir mencapai USD500 juta. Sejak 1980, ia mulai aktif di bidang filantropi dengan menjual landmark Rockefeller Center ke investor Jepang, meski akhirnya ia membeli kembali properti tersebut.

Atas kegiatannya di bidang filantropi, Pemerintah Amerika Serikat menganugerahi David Rockefeller dengan Presidential Medal of Freedom, kehormatan tertinggi AS untuk warga sipil pada 1998. David yang menikah pada 1940, meninggalkan enam orang anak dan tentunya harta berlimpah.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4347 seconds (0.1#10.140)