Apa Faktor dan Dampak dari Melemahnya Rupiah? Ini Jawabannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan rupiah melemah. Di sisi lain, melemahnya rupiah juga berdampak pada perekonomian dalam negeri.
Berdasarkan data kurs transaksi Bank Indonesia (BI), rupiah mengalami penguatan terhadap beberapa mata uang asing mulai akhir bulan Agustus 2023.
Menurut BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama sepekan terakhir bergerak fluktuatif cenderung melemah. Bahkan, pada Senin (4/9/2023), kurs rupiah terhadap dolar AS sempat menyentuh level lebih dari Rp 15.240.
Pelemahan rupiah tidak lepas dari tingginya permintaan atau kebutuhan dolar AS di dalam negeri. Sementara itu, kebutuhan dolar AS belum cukup diimbangi persediaan dolar AS di negeri ini.
Lalu, apa saja faktor yang menyebabkan rupiah melemah? Seperti apa dampak yang bakal terjadi dari melemahnya rupiah? Berikut penjelasannya secara lengkap.
Kondisi perekonomian yang tidak stabil dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Ketidakstabilan ekonomi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan harga komoditas, inflasi, resesi, dan krisis keuangan.
Ketidakstabilan ekonomi ini cenderung mengurangi kepercayaan dan menyebabkan investasi yang lebih rendah, pengeluaran yang lebih rendah, pertumbuhan yang lebih rendah hingga tingkat pengangguran yang lebih tinggi.
Peningkatan impor secara otomatis akan meningkatkan jumlah mata uang asing seperti dolar AS. Peningkatan impor dapat terjadi karena perkembangan industri yang kurang baik di Indonesia.
Selain itu, impor juga bisa meningkat lantaran ekspor Indonesia tidak mengalami peningkatan. Ini bisa terjadi karena negara tujuan ekspor melakukan batasan impor hingga penetapan tarif tinggi setiap kegiatan impor barang.
Seperti yang diketahui jika utang luar negeri tentu akan berakibat pada melemahnya nilai tukar rupiah. Pasalnya, utang luar negeri itu akan dikonversikan dengan mata uang lain yang nilainya lebih tinggi.
Dampak yang sangat terasa jika rupiah melemah adalah harga produk impor yang semakin mahal. Naiknya harga dari barang impor ini akan membuat masyarakat beralih ke produk lokal yang harganya lebih terjangkau.
Jika sebagian besar masyarakat memilih barang lokal, maka barang impor akan semakin surut jumlahnya. Situasi ini menjadikan importir buah mengalami penurunan omzet.
Melemahnya rupiah juga berdampak pada naiknya suku bunga pinjaman di bank. Langkah ini diambil secara paksa untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Akibatnya, masyarakat kemudian enggan untuk mengambil kredit sebab bunganya tergolong sangat tinggi.
Selain itu, bukan menjadi tidak mungkin apabila tingginya kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) sebagai akibat dari kenaikan suku bunga.
Melemahnya rupiah juga ternyata bisa menyasar ke perdagangan obligasi dan Surat Utang Negara (SUN). Dengan mengacu pada pelemahan tersebut, investor bisa menjual obligasi dan SUN yang sudah mereka beli.
Apabila situasi ini terjadi, Bank Indonesia akan mengambil tindakan dengan membeli obligasi dan SUN yang dijual ke investor asing. Hal ini bertujuan untuk menstabilkan pasar uang.
Itulah ulasan tentang penyebab dan dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah. Semoga bermanfaat.
Berdasarkan data kurs transaksi Bank Indonesia (BI), rupiah mengalami penguatan terhadap beberapa mata uang asing mulai akhir bulan Agustus 2023.
Menurut BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama sepekan terakhir bergerak fluktuatif cenderung melemah. Bahkan, pada Senin (4/9/2023), kurs rupiah terhadap dolar AS sempat menyentuh level lebih dari Rp 15.240.
Pelemahan rupiah tidak lepas dari tingginya permintaan atau kebutuhan dolar AS di dalam negeri. Sementara itu, kebutuhan dolar AS belum cukup diimbangi persediaan dolar AS di negeri ini.
Lalu, apa saja faktor yang menyebabkan rupiah melemah? Seperti apa dampak yang bakal terjadi dari melemahnya rupiah? Berikut penjelasannya secara lengkap.
Faktor Penyebab Melemahnya Rupiah
1. Kondisi Perekonomian Tidak Stabil
Kondisi perekonomian yang tidak stabil dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Ketidakstabilan ekonomi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan harga komoditas, inflasi, resesi, dan krisis keuangan.
Ketidakstabilan ekonomi ini cenderung mengurangi kepercayaan dan menyebabkan investasi yang lebih rendah, pengeluaran yang lebih rendah, pertumbuhan yang lebih rendah hingga tingkat pengangguran yang lebih tinggi.
2. Peningkatan Impor
Peningkatan impor secara otomatis akan meningkatkan jumlah mata uang asing seperti dolar AS. Peningkatan impor dapat terjadi karena perkembangan industri yang kurang baik di Indonesia.
Selain itu, impor juga bisa meningkat lantaran ekspor Indonesia tidak mengalami peningkatan. Ini bisa terjadi karena negara tujuan ekspor melakukan batasan impor hingga penetapan tarif tinggi setiap kegiatan impor barang.
3. Utang Luar Negeri
Seperti yang diketahui jika utang luar negeri tentu akan berakibat pada melemahnya nilai tukar rupiah. Pasalnya, utang luar negeri itu akan dikonversikan dengan mata uang lain yang nilainya lebih tinggi.
Dampak dari Melemahnya Rupiah
1. Barang Impor Menjadi Mahal
Dampak yang sangat terasa jika rupiah melemah adalah harga produk impor yang semakin mahal. Naiknya harga dari barang impor ini akan membuat masyarakat beralih ke produk lokal yang harganya lebih terjangkau.
Jika sebagian besar masyarakat memilih barang lokal, maka barang impor akan semakin surut jumlahnya. Situasi ini menjadikan importir buah mengalami penurunan omzet.
2. Suku Bunga Naik dan Berisiko bagi Pertumbuhan Kredit
Melemahnya rupiah juga berdampak pada naiknya suku bunga pinjaman di bank. Langkah ini diambil secara paksa untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Akibatnya, masyarakat kemudian enggan untuk mengambil kredit sebab bunganya tergolong sangat tinggi.
Selain itu, bukan menjadi tidak mungkin apabila tingginya kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) sebagai akibat dari kenaikan suku bunga.
3. Mengancam Obligasi dan Surat Utang Negara (SUN)
Melemahnya rupiah juga ternyata bisa menyasar ke perdagangan obligasi dan Surat Utang Negara (SUN). Dengan mengacu pada pelemahan tersebut, investor bisa menjual obligasi dan SUN yang sudah mereka beli.
Apabila situasi ini terjadi, Bank Indonesia akan mengambil tindakan dengan membeli obligasi dan SUN yang dijual ke investor asing. Hal ini bertujuan untuk menstabilkan pasar uang.
Itulah ulasan tentang penyebab dan dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah. Semoga bermanfaat.
(okt)