Apple Kehilangan Rp3.057 Triliun dalam 2 Hari Usai Pejabat China Dilarang Pakai iPhone
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saham Apple ambles selama dua hari beruntun setelah ada laporan bahwa pekerja pemerintah China telah dilarang menggunakan iPhone. Nilai perusahaan di pasar saham juga turun lebih dari 6%, atau hampir USD200 miliar atau setara Rp3.057 triliun (Kurs Rp15.288 per USD) dalam dua hari terakhir.
China merupakan pasar terbesar ketiga raksasa teknologi itu, terhitung mencapai 18% dari total pendapatannya tahun lalu. Ini juga tempat sebagian besar produk Apple diproduksi oleh pemasok terbesarnya Foxconn.
The Wall Street Journal melaporkan kemarin, bahwa Beijing telah memerintahkan pejabat lembaga pemerintah pusat untuk tidak membawa iPhone ke kantor atau menggunakannya untuk bekerja. Keesokan harinya, Bloomberg News melaporkan bahwa larangan itu juga dapat dikenakan pada pekerja di perusahaan milik negara dan lembaga yang didukung pemerintah.
Laporan itu muncul menjelang peluncuran iPhone 15, yang diperkirakan akan berlangsung pada 12 September 2023, mendatang. Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah China dalam menanggapi laporan tersebut.
Apple memiliki valuasi pasar saham tertinggi di dunia, dimana mendekati USD2,8 triliun. Dilansir BBC, pihak Apple juga belum memberikan pernyataan terkait kabar larangan China tersebut.
Kabar ini juga mencuat ketika ketegangan antara Washington dan Beijing tetap tinggi. Tahun ini, Washington, bersama dengan sekutunya Jepang dan Belanda, membatasi akses China ke beberapa teknologi chip. Kemudian China membalas dengan membatasi ekspor dua bahan utama industri semikonduktor.
Beijing juga dilaporkan sedang mempersiapkan dana investasi baru senilai USD40 miliar untuk meningkatkan industri pembuatan chipnya. Pekan lalu, selama kunjungan Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo ke Beijing, raksasa teknologi China Huawei secara tak terduga meluncurkan smartphone Mate 60 Pro-nya.
Perusahaan riset teknologi yang berbasis di Kanada, TechInsights mengatakan, ponsel itu berisi prosesor 5G Kirin 9000s baru, yang dikembangkan untuk Huawei oleh pembuat chip kontrak terbesar China SMIC.
Analis TechInsights Dan Hutchenson mengatakan itu "menunjukkan kemajuan teknis yang dapat dibuat oleh industri semikonduktor China". Ini adalah "terobosan teknologi besar untuk China," kata perusahaan investasi Jefferies dalam sebuah catatan penelitian.
Lihat Juga: Harga Emas Hari Ini Merayap Naik Rp8 Ribu per Gram, Berikut Daftar Lengkap Nilai Jualnya
China merupakan pasar terbesar ketiga raksasa teknologi itu, terhitung mencapai 18% dari total pendapatannya tahun lalu. Ini juga tempat sebagian besar produk Apple diproduksi oleh pemasok terbesarnya Foxconn.
The Wall Street Journal melaporkan kemarin, bahwa Beijing telah memerintahkan pejabat lembaga pemerintah pusat untuk tidak membawa iPhone ke kantor atau menggunakannya untuk bekerja. Keesokan harinya, Bloomberg News melaporkan bahwa larangan itu juga dapat dikenakan pada pekerja di perusahaan milik negara dan lembaga yang didukung pemerintah.
Laporan itu muncul menjelang peluncuran iPhone 15, yang diperkirakan akan berlangsung pada 12 September 2023, mendatang. Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah China dalam menanggapi laporan tersebut.
Apple memiliki valuasi pasar saham tertinggi di dunia, dimana mendekati USD2,8 triliun. Dilansir BBC, pihak Apple juga belum memberikan pernyataan terkait kabar larangan China tersebut.
Kabar ini juga mencuat ketika ketegangan antara Washington dan Beijing tetap tinggi. Tahun ini, Washington, bersama dengan sekutunya Jepang dan Belanda, membatasi akses China ke beberapa teknologi chip. Kemudian China membalas dengan membatasi ekspor dua bahan utama industri semikonduktor.
Beijing juga dilaporkan sedang mempersiapkan dana investasi baru senilai USD40 miliar untuk meningkatkan industri pembuatan chipnya. Pekan lalu, selama kunjungan Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo ke Beijing, raksasa teknologi China Huawei secara tak terduga meluncurkan smartphone Mate 60 Pro-nya.
Perusahaan riset teknologi yang berbasis di Kanada, TechInsights mengatakan, ponsel itu berisi prosesor 5G Kirin 9000s baru, yang dikembangkan untuk Huawei oleh pembuat chip kontrak terbesar China SMIC.
Analis TechInsights Dan Hutchenson mengatakan itu "menunjukkan kemajuan teknis yang dapat dibuat oleh industri semikonduktor China". Ini adalah "terobosan teknologi besar untuk China," kata perusahaan investasi Jefferies dalam sebuah catatan penelitian.
Lihat Juga: Harga Emas Hari Ini Merayap Naik Rp8 Ribu per Gram, Berikut Daftar Lengkap Nilai Jualnya
(akr)