Pertama di Indonesia, Bandara AP II Pakai Artificial Intelligence
loading...
A
A
A
“Bandara Soekarno-Hatta memiliki kapasitas slot time (ketersediaan waktu terbang keberangkatan dan kedatangan) sekitar 1.300 per hari, di mana selama ini analisis dilakukan dengan banyak menghabiskan sumber daya waktu dan tenaga," jelas Dwi.
“Apabila kami bisa memanfaatkan AI advanced analytics dalam analisis ini maka hasil dapat lebih cepat dengan tingkat keakuratan tinggi sehingga bisa cepat mendukung kami dalam mengambil kebijakan optimal seperti pembagian periode waktu penerbangan, mengakomodir permintaan, serta mendukung efektivitas penerbangan,” sambungnya.
Selain itu, pemanfaatan AI juga untuk meningkatkan pelayanan bagi penumpang pesawat.
“AI advanced analytics bisa mendukung AP II dalam melakukan passenger sentiment analytics, di mana kami bisa mengetahui secara akurat apa saja yang sebenarnya layanan, fasilitas dan ritel yang dibutuhkan penumpang pesawat selama di bandara. Ini dapat mendorong kami menciptakan layakan lebih personalisasi (personalized) dan bukan layanan untuk semua (fit for all),” terang Dwi.
Di sisi lain, Presiden Kolaborasi Riset dan Inovasi industri Kecerdasan Artificial (KORIKA) Hammam Riza mendukung upaya AP II dalam memanfaatkan AI di bandara-bandara. Hammam mengatakan ,bandara memasuki masa depan cerah penuh harapan dengan memanfaatkan AI, di mana untuk meraih ini tidak bisa ditempuh hanya oleh operator bandara.
“KORIKA bersama-sama stakeholder siap membangun value creation terutama untuk AP II dalam mencapai future airport ecosystem, berkolaborasi dengan membangun bandara masa depan dengan AI,” pungkasnya.
“Apabila kami bisa memanfaatkan AI advanced analytics dalam analisis ini maka hasil dapat lebih cepat dengan tingkat keakuratan tinggi sehingga bisa cepat mendukung kami dalam mengambil kebijakan optimal seperti pembagian periode waktu penerbangan, mengakomodir permintaan, serta mendukung efektivitas penerbangan,” sambungnya.
Selain itu, pemanfaatan AI juga untuk meningkatkan pelayanan bagi penumpang pesawat.
“AI advanced analytics bisa mendukung AP II dalam melakukan passenger sentiment analytics, di mana kami bisa mengetahui secara akurat apa saja yang sebenarnya layanan, fasilitas dan ritel yang dibutuhkan penumpang pesawat selama di bandara. Ini dapat mendorong kami menciptakan layakan lebih personalisasi (personalized) dan bukan layanan untuk semua (fit for all),” terang Dwi.
Di sisi lain, Presiden Kolaborasi Riset dan Inovasi industri Kecerdasan Artificial (KORIKA) Hammam Riza mendukung upaya AP II dalam memanfaatkan AI di bandara-bandara. Hammam mengatakan ,bandara memasuki masa depan cerah penuh harapan dengan memanfaatkan AI, di mana untuk meraih ini tidak bisa ditempuh hanya oleh operator bandara.
“KORIKA bersama-sama stakeholder siap membangun value creation terutama untuk AP II dalam mencapai future airport ecosystem, berkolaborasi dengan membangun bandara masa depan dengan AI,” pungkasnya.
(akr)