Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.329 Menanti Kebijakan Fed

Senin, 11 September 2023 - 16:07 WIB
loading...
Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.329 Menanti Kebijakan Fed
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (11/9/2023). FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup fluktuatif pada perdagangan Senin (11/9/2023), melemah tipis 2 poin di level Rp15.329 dari penutupan sebelumnya di Rp15.327.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, meskipun mengalami penurunan pada hari Senin, dolar masih tetap berada di dekat level tertinggi dalam enam bulan, dibantu oleh serangkaian data ekonomi yang tangguh baru-baru ini yang mengangkat ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Federal Reserve mungkin akan segera terjadi.

"Fokus minggu ini adalah pada data inflasi konsumen AS, yang akan dirilis pada hari Rabu, serta harga produsen pada hari Kamis, akan dipelajari dengan cermat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter dan jalur suku bunga," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (11/9/2023).



Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan minggu depan. Data menunjukkan inflasi tetap stabil ada potensi kenaikan lagi akhir tahun ini.

Selain itu, pertemuan kebijakan ECB akan menjadi hal yang penting, karena para pedagang mempersiapkan pertemuan penetapan kebijakan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis. Ada banyak ketidakpastian mengenai keputusan suku bunga ECB karena tekanan harga tetap tinggi

Sementara, data menunjukkan aktivitas ekonomi kini melambat tajam. Bank Sentral Eropa telah menaikkan suku bunga pada sembilan pertemuan terakhirnya dan para pembuat kebijakan kini sedang memperdebatkan apakah akan menaikkan suku bunga deposito lagi, menjadi 4%, atau berhenti sejenak.

Kemudian, data yang dirilis pada akhir pekan menunjukkan bahwa inflasi konsumen Tiongkok kembali ke wilayah positif pada bulan Agustus, sementara inflasi harga produsen juga turun lebih lambat dibandingkan yang terlihat pada awal tahun ini.

Data tersebut, ditambah dengan langkah Beijing yang lebih mendukung sektor properti, membantu menumbuhkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi di negara importir tembaga terbesar di dunia ini. Namun data lain pada bulan Agustus masih memberikan gambaran beragam mengenai perekonomian Tiongkok, yang sedang berjuang menghadapi perlambatan pemulihan pasca-COVID.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1254 seconds (0.1#10.140)