Daftar Negara Resesi Akibat Corona, Dari Amerika Hingga Spanyol
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap perekonomian negara-negara di dunia. Kebijakan lockdown dan pembatasan sosial secara ketat berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama dan kedua tahun ini. (Baca: AS Resesi, Indonesia Berharap Kuartal III Tumbuh )
Tak tanggung-tanggung, pada kedua kuartal itu perekonomian di banyak negara mengalami kontraksi mendalam hingga mengalami resesi. Berikut ini sejumlah negara yang sudah mengalami resesi akibat pandemi Covid-19: (Baca juga: Di Tengah Pandemi, Siswa Indonesia Raih 4 Medali di Olimpiade Kimia Internasional )
1. Amerika Serikat
Perekonomian Amerika Serikat (AS) negatif 32,9% pada kuartal kedua tahun ini. Kontraksi ini jauh lebih tajam dari kuartal satu yang tercatat minus 5%. Pelemahan ini menjadi terdalam dalam output sejak pemerintah mencatat ekonomi pada 1947, negara adidaya pun mengalami resesi ekonomi.
Alhasil minyak mentah berjangka West Texas Intermediate menetap USD41,35 atau 3,27% lebih rendah setelah jatuh lebih dari 5% di awal sesi. Minyak mentah berjangka Brent turun 81 sen pada USD42,94 per barel.
"Kami memiliki potensi untuk ketidakpastian politik serius di AS jika tanggal pemilihan ditantang," kata Mitra Again Capital John Kilduff, dilansir dari CNBC, dikutip pada Sabtu (1/8/2020).
Sementara itu, kontraksi tajam terjadi dalam konsumsi, ekspor, investasi dan pengeluaran pemerintah. Terlihat, spending yang tergelincir cukup dalam adalah health care atau kesehatan dan barang-barang seperti pakaian dan alas kaki.
2. Jerman
Pemerintah Jerman mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman minus 10,1%. Penurunan pertumbuhan ekonomi itu sekaligus menjadikan membawa ekonomi Jerman masuk dalam jurang resesi.
Pada kuartal pertama 2020 ekonomi Jerman juga sudah terkoreksi -2,2%. Itu artinya ekonomi Jerman sudah resmi resesi. "Ini adalah penurunan paling tajam sejak perhitungan PDB triwulanan untuk Jerman dimulai pada 1970," kata Badan Statistik Federal Jerman.
Badan Statistik Federal Jerman menyebut kontraksi dalam PDB menjadi terbesar dan lebih parah dari krisis keuangan 2008-2009. Upaya penanggulangan pandemi virus corona membuat ekonomi anjlok terutama pada sektor ekspor dan impor.
3. Hong Kong
Perekonomian Hong Kong minus 9% di kuartal dua 2020 secara tahun ke tahun (YoY) dari data Rabu (29/7/2020). Ini adalah kontraksi empat kuartal berturut-turut bagi ekonomi Hong Kong. Di mana aktivitas ekonomi sudah susut sejak pertengahan 2019, saat protes besar-besaran massa anti Beijing terjadi.
Meski begitu, data terbaru menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding kuartal pertama tahun, minus 9,1% (YoY). Di basis kuartalan, ekonomi minus 0,1% di kuartal kedua 2020 ini.
Beberapa pekan ini, kasus Covid-19 Hong Kong naik setelah mampu mengendalikan virus tiga bulan lalu. Bahkan, Hong Kong mendapat tekanan berat saat ini bukan hanya soal politik dan Covid-19, Hong Kong juga dijadikan hotspot perselisihan China dan AS.
4. Korea Selatan
Ekonomi Korea Selatan (Korsel) resmi masuk jurang resesi setelah mencatat pertumbuhan negatif dua kuartal beruntun. Pada kuartal kedua 2020, ekonomi Korsel minus 2,9%, terburuk sejak 1998.
Mengutip Reuters, Kamis (23/7), Bank of Korea (BOK) melaporkan, ekonomi Korsel menyusut 3,3% secara kuartalan. Angka itu lebih buruk dari perkiraan analis 2,3%.
Jatuhnya ekonomi Korsel tak terlepas dari anjloknya ekspor sebesar 16,6% secara kuartalan. Porsi ekspor terhadap PDB negara Asia Timur tersebut mencapai 40%.
Investasi di Negeri Ginseng juga turun. Investasi sektor konstruksi turun 1,3% dan investasi modal turun 2,9%. Namun, konsumsi rumah tangga tumbuh 1,4% akibat bantuan sosial pemerintah yang mendorong pengeluaran untuk restoran, pakaian, dan rekreasi.
"Sangat mungkin bagi kita melihat rebound gaya China di Korsel pada kuartal ketiga nanti, ketika pandemi melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit meningkat," kata Menteri Keuangan Korsel, Hong Nam Ki.
5. Spanyol
Spanyol mulai memasuki resesi ekonomi setelah nilai Produk Domestik Bruto (PDB) turun sampai 18,5% pada kuartal dua 2020. Hal itu berdasarkan data dari Institut Statistik Nasional yang diterbitkan, Jumat (31/7).
Sejumlah pengamat sebelumnya memperkirakan PDB akan turun sampai 16,6%. Namun, nilai PDB yang anjlok sampai 5,2% pada kuartal satu tahun ini menyebabkan Spanyol memasuki resesi terparahnya.
Pertumbuhan ekonomi Spanyol melambat sampai 22,1 persen (year-on-year) atau turun 4,1% dari kuartal sebelumnya. Sektor belanja domestik jadi penyumbang utama perlambatan tersebut ditambah oleh turunnya investasi dan nilai ekspor.
Perekonomian Spanyol sempat tumbuh dalam 24 kuartal berturut-turut sampai akhirnya melambat pada Kuartal satu 2020. Padahal, perekonomian Spanyol baru akan pulih dari krisis keuangan 2008.
Tak tanggung-tanggung, pada kedua kuartal itu perekonomian di banyak negara mengalami kontraksi mendalam hingga mengalami resesi. Berikut ini sejumlah negara yang sudah mengalami resesi akibat pandemi Covid-19: (Baca juga: Di Tengah Pandemi, Siswa Indonesia Raih 4 Medali di Olimpiade Kimia Internasional )
1. Amerika Serikat
Perekonomian Amerika Serikat (AS) negatif 32,9% pada kuartal kedua tahun ini. Kontraksi ini jauh lebih tajam dari kuartal satu yang tercatat minus 5%. Pelemahan ini menjadi terdalam dalam output sejak pemerintah mencatat ekonomi pada 1947, negara adidaya pun mengalami resesi ekonomi.
Alhasil minyak mentah berjangka West Texas Intermediate menetap USD41,35 atau 3,27% lebih rendah setelah jatuh lebih dari 5% di awal sesi. Minyak mentah berjangka Brent turun 81 sen pada USD42,94 per barel.
"Kami memiliki potensi untuk ketidakpastian politik serius di AS jika tanggal pemilihan ditantang," kata Mitra Again Capital John Kilduff, dilansir dari CNBC, dikutip pada Sabtu (1/8/2020).
Sementara itu, kontraksi tajam terjadi dalam konsumsi, ekspor, investasi dan pengeluaran pemerintah. Terlihat, spending yang tergelincir cukup dalam adalah health care atau kesehatan dan barang-barang seperti pakaian dan alas kaki.
2. Jerman
Pemerintah Jerman mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman minus 10,1%. Penurunan pertumbuhan ekonomi itu sekaligus menjadikan membawa ekonomi Jerman masuk dalam jurang resesi.
Pada kuartal pertama 2020 ekonomi Jerman juga sudah terkoreksi -2,2%. Itu artinya ekonomi Jerman sudah resmi resesi. "Ini adalah penurunan paling tajam sejak perhitungan PDB triwulanan untuk Jerman dimulai pada 1970," kata Badan Statistik Federal Jerman.
Badan Statistik Federal Jerman menyebut kontraksi dalam PDB menjadi terbesar dan lebih parah dari krisis keuangan 2008-2009. Upaya penanggulangan pandemi virus corona membuat ekonomi anjlok terutama pada sektor ekspor dan impor.
3. Hong Kong
Perekonomian Hong Kong minus 9% di kuartal dua 2020 secara tahun ke tahun (YoY) dari data Rabu (29/7/2020). Ini adalah kontraksi empat kuartal berturut-turut bagi ekonomi Hong Kong. Di mana aktivitas ekonomi sudah susut sejak pertengahan 2019, saat protes besar-besaran massa anti Beijing terjadi.
Meski begitu, data terbaru menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding kuartal pertama tahun, minus 9,1% (YoY). Di basis kuartalan, ekonomi minus 0,1% di kuartal kedua 2020 ini.
Beberapa pekan ini, kasus Covid-19 Hong Kong naik setelah mampu mengendalikan virus tiga bulan lalu. Bahkan, Hong Kong mendapat tekanan berat saat ini bukan hanya soal politik dan Covid-19, Hong Kong juga dijadikan hotspot perselisihan China dan AS.
4. Korea Selatan
Ekonomi Korea Selatan (Korsel) resmi masuk jurang resesi setelah mencatat pertumbuhan negatif dua kuartal beruntun. Pada kuartal kedua 2020, ekonomi Korsel minus 2,9%, terburuk sejak 1998.
Mengutip Reuters, Kamis (23/7), Bank of Korea (BOK) melaporkan, ekonomi Korsel menyusut 3,3% secara kuartalan. Angka itu lebih buruk dari perkiraan analis 2,3%.
Jatuhnya ekonomi Korsel tak terlepas dari anjloknya ekspor sebesar 16,6% secara kuartalan. Porsi ekspor terhadap PDB negara Asia Timur tersebut mencapai 40%.
Investasi di Negeri Ginseng juga turun. Investasi sektor konstruksi turun 1,3% dan investasi modal turun 2,9%. Namun, konsumsi rumah tangga tumbuh 1,4% akibat bantuan sosial pemerintah yang mendorong pengeluaran untuk restoran, pakaian, dan rekreasi.
"Sangat mungkin bagi kita melihat rebound gaya China di Korsel pada kuartal ketiga nanti, ketika pandemi melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit meningkat," kata Menteri Keuangan Korsel, Hong Nam Ki.
5. Spanyol
Spanyol mulai memasuki resesi ekonomi setelah nilai Produk Domestik Bruto (PDB) turun sampai 18,5% pada kuartal dua 2020. Hal itu berdasarkan data dari Institut Statistik Nasional yang diterbitkan, Jumat (31/7).
Sejumlah pengamat sebelumnya memperkirakan PDB akan turun sampai 16,6%. Namun, nilai PDB yang anjlok sampai 5,2% pada kuartal satu tahun ini menyebabkan Spanyol memasuki resesi terparahnya.
Pertumbuhan ekonomi Spanyol melambat sampai 22,1 persen (year-on-year) atau turun 4,1% dari kuartal sebelumnya. Sektor belanja domestik jadi penyumbang utama perlambatan tersebut ditambah oleh turunnya investasi dan nilai ekspor.
Perekonomian Spanyol sempat tumbuh dalam 24 kuartal berturut-turut sampai akhirnya melambat pada Kuartal satu 2020. Padahal, perekonomian Spanyol baru akan pulih dari krisis keuangan 2008.
(ind)