Rusia Tak Mungkin Membuang Dolar dan Euro Sepenuhnya, Begini Alasannya

Rabu, 13 September 2023 - 16:17 WIB
loading...
Rusia Tak Mungkin Membuang Dolar dan Euro Sepenuhnya, Begini Alasannya
Rusia telah dipaksa untuk beralih ke mata uang lokal dalam perdagangan luar negeri karena sanksi Barat, akan tetapi Moskow dinilai akan sulit meninggalkan mata uang Barat secara sepenuhnya. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Rusia telah dipaksa untuk beralih ke mata uang lokal dalam perdagangan luar negeri karena sanksi Barat , akan tetapi Moskow dinilai akan sulit meninggalkan mata uang Barat, dolar dan euro secara sepenuhnya. Hal itu disampaikan CEO bank terbesar kedua Rusia VTB, Andrey Kostin dalam sebuah wawancara dengan kantor berita RBK.

"Tentu saja kita tidak secara sukarela meninggalkan (euro dan dolar). Kami tidak keberatan untuk terlibat dalam kegiatan ekspor dan impor dengan perusahaan-perusahaan Barat. Tapi menjadi keputusan mereka untuk menjatuhkan sanksi, bukan kami. Meskipun kesulitan, kami terus memasok gas dan barang-barang lainnya," kata Kostin.



Lebih lanjut Ia mengaitkan, pergeseran Rusia dalam menggunakan yuan China atau mata uang alternatif lainnya dalam perdagangan merupakan solusi yang muncul ketika ada pembatasan keuangan Barat.

Sementara itu Kostin memberikan catatan, bahwa pergantian sementara dolar tidak mungkin muncul dalam waktu dekat. Menurutnya Rusia berkomitmen untuk membangun "skema internasional legal, di mana kita dapat membuat penyelesaian dalam mata uang alternatif."



Dia juga menambahkan bahwa komunitas global semakin tertarik pada skema pembayaran yang tidak terikat dengan dolar karena Washington sering menggunakan mata uangnya sebagai alat politik.

CEO itu juga menyatakan, keraguannya bahwa negara-negara Barat akan secara resmi melarang Rusia menggunakan dolar dan euro, karena itu bukan demi kepentingan terbaik mereka.

"Ini akan menjadi blokade keuangan yang lengkap. Jika tidak hanya menyasar sektor keuangan, tetapi juga sektor manufaktur ditempatkan dalam daftar sanksi, maka skenario seperti itu mungkin terjadi. Tapi saya tidak melihat itu bakal terwujud," ungkapnya.

"Uni Eropa tidak lagi mempertimbangkan sanksi baru. Saya pikir mereka juga membiarkan jendela ini terbuka karena menguntungkan bagi mereka. Mereka semua membeli gas alam cair, produk minyak, dan sebagainya dari kami," tutupnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1996 seconds (0.1#10.140)