Wall Street Dibuka Menguat, The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (20/9). Pelaku pasar menantikan kebijakan suku bunga bank sentral atau Federal Reserve dini hari nanti.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,24 persen di 34.600,35, S&P 500 (SPX) tumbuh 0,25 persen di 4.455,02, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) naik 0,23 persen menjadi 13.710,25.
Kebijakan suku bunga The Fed akan dirilis pada pukul 1 dini hari nanti waktu Indonesia. Lembaga tertinggi perbankan AS itu diprediksi akan mempertahankan suku bunga utamanya di kisaran 5,25%-5,50%.
Data makro AS belakangan ini memberikan sinyal penurunan inflasi iinti, sehingga memicu spekulasi bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya. Ini membawa angin segar bagi bursa saham, meskipun sejumlah analis meragukan sentimen positif ini akan berlangsung lama.
"Mempertahankan suku bunga di atas 5 persen untuk waktu yang lama tidak selalu menjadi ekspektasi yang positif. Ini bisa memberi tekanann pada ekuitas (saham)," kata Analis GLOBALT Investments, Keith Buchanan, dilansir Reuters, Rabu (20/9/2023).
Investor akan fokus terhadap proyeksi ekonomi AS dan pidato dari Gubernur The Fed Jerome Powell sebagai petunjuk untuk mengukur prospek suku bunga di masa depan.
Indikator FedWatch melihat peluang 99 persen kemungkinan The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga. Sebesar 71 persen percaya bank sentral juga akan menahan bunga pada pertemuan mereka November mendatang.
Investor juga menantikan debut perdana perusahaan pemasaran Klaviyo di New York Stock Exchange (NYSE), setelah pencatatan (IPO) saham Arm Holdings beberapa waktu lalu.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,24 persen di 34.600,35, S&P 500 (SPX) tumbuh 0,25 persen di 4.455,02, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) naik 0,23 persen menjadi 13.710,25.
Kebijakan suku bunga The Fed akan dirilis pada pukul 1 dini hari nanti waktu Indonesia. Lembaga tertinggi perbankan AS itu diprediksi akan mempertahankan suku bunga utamanya di kisaran 5,25%-5,50%.
Data makro AS belakangan ini memberikan sinyal penurunan inflasi iinti, sehingga memicu spekulasi bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya. Ini membawa angin segar bagi bursa saham, meskipun sejumlah analis meragukan sentimen positif ini akan berlangsung lama.
"Mempertahankan suku bunga di atas 5 persen untuk waktu yang lama tidak selalu menjadi ekspektasi yang positif. Ini bisa memberi tekanann pada ekuitas (saham)," kata Analis GLOBALT Investments, Keith Buchanan, dilansir Reuters, Rabu (20/9/2023).
Investor akan fokus terhadap proyeksi ekonomi AS dan pidato dari Gubernur The Fed Jerome Powell sebagai petunjuk untuk mengukur prospek suku bunga di masa depan.
Indikator FedWatch melihat peluang 99 persen kemungkinan The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga. Sebesar 71 persen percaya bank sentral juga akan menahan bunga pada pertemuan mereka November mendatang.
Investor juga menantikan debut perdana perusahaan pemasaran Klaviyo di New York Stock Exchange (NYSE), setelah pencatatan (IPO) saham Arm Holdings beberapa waktu lalu.
(nng)