Bank Dunia Tak Revisi Prediksi Ekonomi Indonesia 2017
A
A
A
JAKARTA - World Bank (Bank Dunia) memutuskan untuk tidak merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017. Dalam laporan Indonesia Economic Quarterly (IEQ) yang dirilis hari ini, Bank Dunia tetap pada prediksi awal bahwa ekonomi Indonesia tahun ini berada di posisi 5,2%.
Country Director Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengungkapkan, dengan perekonomian dunia yang semakin kondusif dan ditambah dengan membaiknya kondisi fundamental dalam negeri, maka pihaknya memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia terus positif.
"Perkiraan perekonomian positif dengan perekonomian global yang mendukung dan kondisi fundamental dalam negeri yang kuat," kata dia di Energy Building, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Terlepas dari ketidakpastian kebijakan global dan risiko preoteksionisme dan perdagangan yang semakin meningkat, perekonomian dunia menjadi lebih kondusif. Hal ini akan terlihat dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, pulihnya perdagangan internasional, kondisi keuangan yang relatif akomodatif, dan pemulihan harga komoditas yang moderat.
"Jadi pertumbuhan PDB riil Indonesia diproyeksikan meningkat dari 5,0% pada 2016 menjadi 5,2% tahun ini," imbuhnya.
Bahkan, tahun depan pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin menguat menjadi 5,3%. Hal ini juga didukung oleh konsumsi swasta yang diperkirakan akan meningkat dan dengan tingkat inflasi yang moderat.
Selain itu, tambah Rodridgo, penguatan tersebut juga didukung nilai tukar rupiah yang stabil, kepercayaan konsumen yang lebih kuat dan tingkat suku bunga pinjaman konsumen yang rendah.
"Didukung penerimaan fiskal yang lebih kuat, pemulihan konsumsi pemerintah yang terlihat pada triwulan I/2017 diperkirakan akan berlanjut," ujar dia.
Country Director Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengungkapkan, dengan perekonomian dunia yang semakin kondusif dan ditambah dengan membaiknya kondisi fundamental dalam negeri, maka pihaknya memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia terus positif.
"Perkiraan perekonomian positif dengan perekonomian global yang mendukung dan kondisi fundamental dalam negeri yang kuat," kata dia di Energy Building, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Terlepas dari ketidakpastian kebijakan global dan risiko preoteksionisme dan perdagangan yang semakin meningkat, perekonomian dunia menjadi lebih kondusif. Hal ini akan terlihat dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, pulihnya perdagangan internasional, kondisi keuangan yang relatif akomodatif, dan pemulihan harga komoditas yang moderat.
"Jadi pertumbuhan PDB riil Indonesia diproyeksikan meningkat dari 5,0% pada 2016 menjadi 5,2% tahun ini," imbuhnya.
Bahkan, tahun depan pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin menguat menjadi 5,3%. Hal ini juga didukung oleh konsumsi swasta yang diperkirakan akan meningkat dan dengan tingkat inflasi yang moderat.
Selain itu, tambah Rodridgo, penguatan tersebut juga didukung nilai tukar rupiah yang stabil, kepercayaan konsumen yang lebih kuat dan tingkat suku bunga pinjaman konsumen yang rendah.
"Didukung penerimaan fiskal yang lebih kuat, pemulihan konsumsi pemerintah yang terlihat pada triwulan I/2017 diperkirakan akan berlanjut," ujar dia.
(izz)