Rupiah Hari Ini Terjun Bebas Sentuh Level ke Rp15.530 per USD

Senin, 02 Oktober 2023 - 16:09 WIB
loading...
Rupiah Hari Ini Terjun...
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) semakin jatuh ke zona merah hingga perdagangan, Senin (2/10/2023). Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) semakin jatuh ke zona merah hingga perdagangan, Senin (2/10/2023). Hari ini kurs rupiah anjlok 70 poin ke posisi Rp15.530 per USD dari penutupan sebelumnya di Rp15.460.

Pelemahan rupiah juga terlihat pada data JISDOR Bank Indonesia (BI), dimana hari ini jatuh ke Rp15.519 per USD. Mata uang rupiah terlihat semakin tak berdaya dibandingkan sesi akhir pekan di posisi Rp15.487/USD.



Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat di tengah ekspektasi bahwa perekonomian AS akan tetap lebih tangguh terhadap kenaikan suku bunga dan harga minyak dibandingkan negara lain. Hal itu setelah Federal Reserve pada pekan lalu memperingatkan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

"Sementara itu, penutupan sebagian pemerintah akan segera terjadi, yang dapat mempengaruhi rilis data ekonomi dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (2/10/2023).



Adapun Partai Republik garis keras di Dewan Perwakilan Rakyat AS pada hari Jumat menolak rancangan undang-undang yang diusulkan oleh pemimpin mereka untuk mendanai sementara pemerintah, sehingga memastikan bahwa sebagian lembaga federal akan ditutup mulai hari Minggu.

Penutupan pemerintahan akan "merusak" kemajuan ekonomi AS dengan menghentikan program-program utama bagi usaha kecil dan anak-anak, dan dapat menunda perbaikan infrastruktur besar-besaran, kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada hari Jumat.

Selain itu, Inflasi inti di ibu kota Jepang melambat pada bulan September untuk bulan ketiga berturut-turut terutama karena turunnya harga bahan bakar, data menunjukkan pada hari Jumat.

Dari sentimen internal, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi September 2023 sebesar 0,19% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Atau terjadi peningkatan IHK dari 115,22 menjadi 115,44. Setelah pada bulan Agustus 2023 Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat deflasi.

"Sedangkan penyumbang utama inflasi pada September 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau," kata dia.

Bila menilik komoditas penyumbang inflasi, yang paling besar adalah inflasi beras. Kenaikan harga beras menyumbang inflasi sebesar 0,18%. Disusul dengan komoditas bensin dengan andil sebesar 0,06% terhadap inflasi.

Selain itu dalam laporan Global Economic Prospect (GEP) edisi Oktober 2023, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik ke level 5% sepanjang 2023. Ramalan tersebut naik tipis dari proyeksi per April 2023 dimana World Bank memprediksi ekonomi RI hanya tumbuh 4,9%.

Sedangkan di tahun 2024, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di level 4,9%. Proyeksi tersebut masih sama dengan outlook yang dikeluarkan Bank Dunia sebelumnya. Walaupun Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 2024 diatas 5%.

Berdasarkan laporan terbaru, pertumbuhan regional tahun ini lebih tinggi daripada pertumbuhan rata-rata yang diproyeksikan untuk semua pasar negara berkembang dan negara berkembang lainnya, tetapi lebih rendah daripada yang diproyeksikan sebelumnya.

Pertumbuhan di China pada tahun 2023 diproyeksikan sebesar 5,1% dan di kawasan yang tidak termasuk China sebesar 4,6%. Adapun, Pertumbuhan di antara Negara-negara Kepulauan Pasifik diperkirakan sebesar 5,2%.

Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan cenderung ditutup kembali melemah di rentang Rp15.520 - Rp15.600 per USD.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0948 seconds (0.1#10.140)