Konflik Hamas vs Israel Bikin Rupiah Kian Melemah ke Rp15.738
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (10/10/2023). Mata uang garuda turun 46 poin ke level Rp15.738 dari penutupan sebelumnya di Rp15.692.
Dolar AS menguat lantaran statusnya sebagai safe haven seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah. Untungnya, kenaikan dolar terbatas setelah komentar dovish dari beberapa pejabat The Fed.
"Kenaikan dolar terbatas setelah beberapa pejabat The Fed mengindikasikan bahwa aksi jual obligasi baru-baru ini mungkin mengurangi kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut," tulis Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar uang, dalam risetnya, Selasa (10/10/2023).
Militer Israel pada Selasa pagi mengumumkan bahwa lebih dari 200 sasaran diserang semalam di Gaza ketika negara itu menanggapi serangan akhir pekan yang dilakukan oleh kelompok pejuang Hamas.
Para pelaku pasar bersiap menghadapi konflik berkepanjangan, yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang. Israel kemungkinan akan melancarkan serangan darat pertamanya di Gaza sejak tahun 2014.
Dari Amerika sejumlah pejabat The Fed yang akan menyampaikan pidato pada Selasa malam, menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan moneter September pada hari Rabu dan kemudian data CPI AS pada hari Kamis. Data CPI diperkirakan akan menunjukkan penurunan tahunan sebesar 5,0%.
Dari sentimen internal, Bank Indonesia (BI) melaporkan Survei Konsumen September 2023 menurun tipis. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2023 sebesar 121,7, lebih rendah dibandingkan dengan 125,2 pada Agustus 2023 meskipun berada pada zona optimistis.
Pada September 2023, keyakinan konsumen terjadi penurunan optimisme terutama pada responden dengan pengeluaran Rp2,1-3 juta. Di samping itu, berdasarkan usia, keyakinan konsumen pada September 2023 juga terpantau optimistis pada seluruh kategori usia responden.
"Berdasarkan sentimen di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan cenderung ditutup kembali melemah di rentang Rp15.720-Rp15.770," tandas Ibrahim.
Dolar AS menguat lantaran statusnya sebagai safe haven seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah. Untungnya, kenaikan dolar terbatas setelah komentar dovish dari beberapa pejabat The Fed.
"Kenaikan dolar terbatas setelah beberapa pejabat The Fed mengindikasikan bahwa aksi jual obligasi baru-baru ini mungkin mengurangi kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut," tulis Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar uang, dalam risetnya, Selasa (10/10/2023).
Militer Israel pada Selasa pagi mengumumkan bahwa lebih dari 200 sasaran diserang semalam di Gaza ketika negara itu menanggapi serangan akhir pekan yang dilakukan oleh kelompok pejuang Hamas.
Para pelaku pasar bersiap menghadapi konflik berkepanjangan, yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang. Israel kemungkinan akan melancarkan serangan darat pertamanya di Gaza sejak tahun 2014.
Dari Amerika sejumlah pejabat The Fed yang akan menyampaikan pidato pada Selasa malam, menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan moneter September pada hari Rabu dan kemudian data CPI AS pada hari Kamis. Data CPI diperkirakan akan menunjukkan penurunan tahunan sebesar 5,0%.
Dari sentimen internal, Bank Indonesia (BI) melaporkan Survei Konsumen September 2023 menurun tipis. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2023 sebesar 121,7, lebih rendah dibandingkan dengan 125,2 pada Agustus 2023 meskipun berada pada zona optimistis.
Pada September 2023, keyakinan konsumen terjadi penurunan optimisme terutama pada responden dengan pengeluaran Rp2,1-3 juta. Di samping itu, berdasarkan usia, keyakinan konsumen pada September 2023 juga terpantau optimistis pada seluruh kategori usia responden.
"Berdasarkan sentimen di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan cenderung ditutup kembali melemah di rentang Rp15.720-Rp15.770," tandas Ibrahim.
(uka)