Ekonomi RI Diramal Minus 4-6%, Pengusaha: Jangan Sampai Resesi!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkontraksi minus 4-6% pada Kuartal II/2020. Prediksi tersebut disebut jelang pengumuman resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) besok.
"Kalau kita melihatnya pertumbuhan ekonomi Kuartal II/2020 bisa minus 4% atau mencapai 6% karena pandemi Covid-19," ujar Shinta saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (4/8/2020).
Menurut dia kontraksi ekonomi tersebut disebabkan karena karantina wilayah atau lockdown di sejumlah negara sehingga berdampak pada kegiatan ekspor dari dalam negeri. Akibatnya permintaan ekspor ke luar negeri mengalami penurunan cukup signifikan. "Karena ekspor itu turun karena ada negara yang lockdown dan ada pembatasan sosial juga di kita, jadi ekonomi sempat terhenti," jelasnya.
Namun pihaknya berharap, pada kuartal III/2020 terhindar dari jurang resesi dan ke depan diharapkan ekonomi akan semakin membaik. Namun syaratnya optimalisasi stimulus guna mendongkrak daya beli masyarakat agar ekonomi terus bergerak tumbuh. "Itu yang menjadi kunci, yakni menciptakan demand sehingga perlu realisasi stimulus untuk mneingkatkan daya beli masyarakat dan belanja pemerintah," jelasnya.
"Kalau kita melihatnya pertumbuhan ekonomi Kuartal II/2020 bisa minus 4% atau mencapai 6% karena pandemi Covid-19," ujar Shinta saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (4/8/2020).
Menurut dia kontraksi ekonomi tersebut disebabkan karena karantina wilayah atau lockdown di sejumlah negara sehingga berdampak pada kegiatan ekspor dari dalam negeri. Akibatnya permintaan ekspor ke luar negeri mengalami penurunan cukup signifikan. "Karena ekspor itu turun karena ada negara yang lockdown dan ada pembatasan sosial juga di kita, jadi ekonomi sempat terhenti," jelasnya.
Namun pihaknya berharap, pada kuartal III/2020 terhindar dari jurang resesi dan ke depan diharapkan ekonomi akan semakin membaik. Namun syaratnya optimalisasi stimulus guna mendongkrak daya beli masyarakat agar ekonomi terus bergerak tumbuh. "Itu yang menjadi kunci, yakni menciptakan demand sehingga perlu realisasi stimulus untuk mneingkatkan daya beli masyarakat dan belanja pemerintah," jelasnya.
(nng)