Mentan Beberkan Bukti Kecurangan Produsen Beras Maknyuss

Selasa, 25 Juli 2017 - 14:59 WIB
Mentan Beberkan Bukti Kecurangan Produsen Beras Maknyuss
Mentan Beberkan Bukti Kecurangan Produsen Beras Maknyuss
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membeberkan bukti PT Indo Beras Unggul (IBU) melakukan praktik kecurangan, dengan mengoplos beras kualitas medium menjadi beras kualitas premium. Produsen beras merek Maknyuss dan Ayam Jago tersebut diduga melakukan praktik monopoli lantaran membeli gabah dari petani dengan harga tinggi.

(Baca Juga: Diduga Oplos Beras, PT IBU Sudah Lama Diincar Satgas Pangan)

Dia mengungkapkan, ada dua jenis subsidi terkait beras, yaitu subsidi input dan subsidi output. Subsidi output berupa subsidi harga beras atau biasa disebut beras sejahtera (rastra) untuk rumah tangga sasaran (pra sejahtera) yang besarannya sekitar Rp19,8 triliun. Pendistribusian rastra satu pintu melalui Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).

"Sedangkan subsidi input terkait beras, berupa subsidi benih sekitar Rp1,3 triliun dan subsidi pupuk Rp31,2 triliun. Selain subsidi input, pemerintah juga memberikan bantuan pupuk, benih, pestisida, asuransi pertanian, alat mesin pertanian dan jaringan irigasi kepada petani yang besarnya puluhan triliun rupiah," tutur dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/7/2017).

Menurutnya, beras yang ditemukan di Bekasi milik PT IBU adalah berasal dari gabah Varietas Unggul Baru (VUB). Total VUB yang digunakan petani sekitar 90% dari luas panen padi 15,2 juta hektare dalam setahun. (Baca Juga: Bantah Oplos Beras, Produsen Maknyuss Diminta Beri Bukti)

"Kesukaan petani terhadap varietas ini sangat tinggi, sehingga setiap akan mengganti varietas baru selalu diistilahkan dengan IR 64 baru. Akibatnya, seringkali diistilahkan varietas unggul baru itu adalah sejenis IR. Apapun varietasnya, petani umumnya menyebutnya benih jenis IR," terng Mentan.

Amran menuturkan, hampir seluruh beras kelas medium dan premium berasal dari gabah varietas VUB yang diproduksi dan dijual petani kisaran Rp3.500-Rp4.700per kilogram (kg) gabah. Kemudian, gabah diolah menjadi beras di petani berkisar Rp6.800-Rp7.000 per kg dan petani menjual beras berkisar Rp7.000/kg dan pedagang kecil menjual Rp7.300 per kg ke Bulog.

"Gabah jenis varietas VUB dari petani, penggilingan, pedagang, selanjutnya diolah menjadi beras premium dan dijual dalam kemasan 5 kg atau 10 kg ke konsumen harga Rp23.000-26.000/kg. Ini terdapat disparitas harga beras premium antara harga di tingkat petani dan konsumen berkisar 300%," tutur dia.

Berdasarkan temuan di beberapa supermarket, tambah Amran, harga beras cap Ayam Jago jenis pulen wangi super dan pulen wangi di salah satu supermarket Cilandak, Jakarta Selatan masing-masing Rp25.380 per kg dan Rp21.678 per kg. Supermarket Kemayoran, Jakarta Utara Rp23.180 per kg. Kemudian di Malang Town Square, ayam jago beras pulen wangi super mencapai Rp26.305 per kg.

"Sementara, perusahaan lain membeli gabah ke petani dengan harga yang relatif sama, diproses menjadi beras medium dan dijual harga normal medium rerata Rp10.519/kg beras. Diperkirakan disparitas harga beras medium ini di tingkat petani dan konsumen Rp3.219/kg atau 44%," jelas Amran.

Baca Juga: PT IBU Diduga Oplos Beras, AISA Justru Apresiasi Satgas Pangan Bos Tiga Pilar Jelaskan Kasus Beras Oplosan
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9352 seconds (0.1#10.140)