Jateng Minta Kementerian Perdagangan Buka Keran Impor Garam

Kamis, 27 Juli 2017 - 00:07 WIB
Jateng Minta Kementerian Perdagangan Buka Keran Impor Garam
Jateng Minta Kementerian Perdagangan Buka Keran Impor Garam
A A A
SEMARANG - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah meminta Kementerian Perdagangan membuka keran impor garam untuk memenuhi kebutuhan garam dalam negeri yang saat ini terjadi kelangkaan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah, Lalu M. Syafriadi mengatakan, Jawa Tengah sebagai provinsi terbesar kedua produksi garam di Indonesia, setelah Jawa Timur memerlukan pasokan garam.

Ia menyatakan, produksi garam di Jateng saat ini mengalami penurunan hingga 10%. Padahal pada tahun 2015, produksi garam Jateng bisa mencapai 832 ribu ton per tahun.

Menurut dia, merosotnya produktivitas garam di Jateng lebih karena produsen kekurangan bahan baku dan gagal panen di sentra-sentra tambak garam.

"Dengan merosotnya produksi garam Jawa Tengah maka berpengaruh pada permintaan di masyarakat dan mengakibatkan ketidakseimbangan permintaan pasar," katanya, Rabu (26/7/2017).

Oleh karena itu, kata dia, perlu ada kebijakan jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan garam di masyarakat, agar tidak terjadi ketimpangan. Salah satunya dengan membuka keran impor garam untuk sementara waktu guna memenuhi kebutuhan pasar, sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang terlalu tinggi.

"Setelah keran impor dibuka, kemudian kita tata kembali areal tambak garam dan tata niaga perdagangan garam dalam negeri sehingga tidak terjadi kelangkaan," katanya.

Saat ini, harga garam di pasar tradisional di Kota Semarang mengalami kenaikan hingga 100% akibat sulitnya mendapatkan pasokan garam. Garam kotak harganya sudah mencapai Rp10.000 per bungkus, mengalami kenaikan hingga Rp6.000 dari sebelumnya Rp4.000. Sedangkan garam halus dari Rp5.000 per bungkus saat ini sudah menjadi Rp12.000 per bungkus.

Salah satu pedagang Pasar Peterongan Kota Semarang, Suparmi mengaku, dalam sepekan terakhir sulit mendapatkan garam. Jika biasanya setiap hari dirinya selalu mendapatkan kiriman, kali ini dua sampai tiga hari baru dikirim. "Sekarang agak sulit mendapatkan garam. Sekali datang langsung habis," ujarnya.

Ia mengaku, terpaksa menaikan harga jual garam karena dari distributor sudah menaikkan harga jualnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5627 seconds (0.1#10.140)