Gula-Gula Erick Thohir buat Kebutuhan Garam yang Masih 'Asin'

Kamis, 19 November 2020 - 16:55 WIB
loading...
Gula-Gula Erick Thohir...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berniat mengambil alih perusahaan tambang garam di luar negeri. Langkah itu ditempuh karena industri garam di Indonesia dinilai belum mampu melakukan swasembada garam.

“Kami kembali sebagai korporasi kalau dilihat ada valuable yang menarik untuk perusahaan tambang garam di luar negeri, ya bisa aja kami caplok karena yang namanya garam industri terus impor ,” ujar Erick, Jakarta, Kamis (19/11/2020).

Dia mengutarakan, kebutuhan konsumsi garam di Tanah Air sudah terpenuhi. Namun, situasinya berbeda dengan garam industri, dia menilai belum ada swasembada. ( Baca juga:Terbongkar Kandidat Terkuat Vaksin Covid-19 RI, Erick Thohir: Menyentuh Pelosok )

"Kemarin salah satunya yang dipaparkan ke Bapak Presiden bagaimana kita secara garam konsumsi sudah swasembada, tetapi untuk garam industri belum,” katanya.

Karena itu Erick ingin mengkonsolidasikan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI. Kedua perseroan pelat merah tersebut diminta fokus pada perdagangan dan distribusi. Untuk storage dan distribusi nantinya akan difokuskan di BGR Logistics, sedangkan perdagangan atau trading oleh PPI.

Persoalan industri garam nantinya akan diserahkan Kementerian BUMN kepada PT Garam (Persero). Perseroan ini juga masuk dalam anggota holding BUMN pangan.

Di holding pangan ini, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI menjadi induk holding. RNI akan membawahkan beberapa BUMN seperti PT Berdikari (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero) (Perinus), Perum Perikanan Indonesia (Perindo), dan PT Pertani (Persero). Selanjutnya PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Garam (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), dan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero).

Ada sejumlah kegiatan usaha yang sudah dipetakan Erick Thohir. Misalnya, produksi beras, jagung, cabai merah, dan bawang merah ada di Sang Hyang Seri dan Pertani. Produksi ayam dan sapi di PT Berdikari, produksi ikan di Perindo dan Perinus. Lalu, produksi gula di RNI, dan produksi garam di PT Garam. ( Baca juga:Puluhan Anggota TNI Datangi Markas FPI, Ini Penjelasan Pangdam Jaya )

Untuk penjualan nantinya akan bekerja sama dengan peritel dan startup pangan yang sudah ada, antara lain Grab, Sayurbox, TaniHub, dan sebagainya.

Erick juga tengah mempelajari keberadaan Perum Perindo dan Perinus dalam posisinya di holding BUMN pangan. Kajian itu diarahkan untuk dilakukan penyatuan. Erick Thohir mengatakan, baik Perum Perindo dan Perinus memiliki lini bisnis yang sama, yakni perikanan. Karena itu, langkah peleburan kedua perseroan kemungkinan akan dilakukan.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1644 seconds (0.1#10.140)