ACMF Sukses Luncurkan Empat Capaian Pasar Modal Berkelanjutan, Apa Saja?
loading...
A
A
A
BALI - AseanCapital Markets Forum (ACMF) yang diselenggarakan di Bali sukses meluncurkan empat capaian baru terkait pengembanganpasarmodalberkelanjutan.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku pemegang keketuaan Indonesia dalam ACMF menyatakan hasil pertemuan level tertinggi ini dapat menjadi pedoman bagi regulator pasar modal di Asia Tenggara.
"Syukur alhamdulillah untuk Chairmanship kita cukup efektif, kami intens high level meeting ada beberapa hal yg sangat penting, termasuk ada empat capaian," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers di Padma Resorts Legian, Bali, Selasa (17/10/2023).
Capaian pertama adalah penerbitan ASEAN Transition Finance Guidance. Ini merupakan pedoman bagi regulator pasar modal dalam menerapkan sistem keuangan berkelanjutan, yang menekankan rencana transisi ekonomi rendah karbon.
Selanjutnya OJK dan anggota regulator lainnya sepakat untuk merevisi ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS), yang merupakan standar penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip corporate governance yang dikeluarkan oleh the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
"Scorecard ini akan dipakai untuk top public listed company di Asean yg akan dimulai untuk tahun 2023," kata Inarno.
Scorecard digunakan untuk menilai praktik tata kelola perusahaan bagi perusahaan publik di Asia Tenggara. Lima aspek dalam penilaian adalah hak pemegang saham, perlakuan yang adil terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi, dan tanggung jawab direksi dan dewan komisaris.
Capaian yang ketiga ACMF mendorong peningkatan pelaporan sustainability disclosure yang berkolaborasi dengan International Sustainability Standards Board (ISSB). Diketahui ISSB adalah badan independen yang mengembangkan dan menyepakati standar pengungkapan keberlanjutan. ISSB berada di bawah pengawasan International Financial Reporting Standards (IFRS).
Keempat, Handbook ASEAN Collective Investment Scheme-Sustainable and Responsible Fund (CIS-SRF) for Green Lane yang merupakan buku saku regulator untuk memfasilitasi keuangan berkelanjutan, dengan menyediakan lebih banyak akses pasar terhadap produk investasi kolektif hijau berkelanjutan.
"Ini untuk memfasilitasi penawaran reksa dana lintas-batas (cross border) berkelanjutan. Tentunya ini sejalan dengan komitmen net-zero emission," tutupnya.
"Syukur alhamdulillah untuk Chairmanship kita cukup efektif, kami intens high level meeting ada beberapa hal yg sangat penting, termasuk ada empat capaian," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers di Padma Resorts Legian, Bali, Selasa (17/10/2023).
Capaian pertama adalah penerbitan ASEAN Transition Finance Guidance. Ini merupakan pedoman bagi regulator pasar modal dalam menerapkan sistem keuangan berkelanjutan, yang menekankan rencana transisi ekonomi rendah karbon.
Selanjutnya OJK dan anggota regulator lainnya sepakat untuk merevisi ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS), yang merupakan standar penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip corporate governance yang dikeluarkan oleh the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
"Scorecard ini akan dipakai untuk top public listed company di Asean yg akan dimulai untuk tahun 2023," kata Inarno.
Scorecard digunakan untuk menilai praktik tata kelola perusahaan bagi perusahaan publik di Asia Tenggara. Lima aspek dalam penilaian adalah hak pemegang saham, perlakuan yang adil terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi, dan tanggung jawab direksi dan dewan komisaris.
Capaian yang ketiga ACMF mendorong peningkatan pelaporan sustainability disclosure yang berkolaborasi dengan International Sustainability Standards Board (ISSB). Diketahui ISSB adalah badan independen yang mengembangkan dan menyepakati standar pengungkapan keberlanjutan. ISSB berada di bawah pengawasan International Financial Reporting Standards (IFRS).
Keempat, Handbook ASEAN Collective Investment Scheme-Sustainable and Responsible Fund (CIS-SRF) for Green Lane yang merupakan buku saku regulator untuk memfasilitasi keuangan berkelanjutan, dengan menyediakan lebih banyak akses pasar terhadap produk investasi kolektif hijau berkelanjutan.
"Ini untuk memfasilitasi penawaran reksa dana lintas-batas (cross border) berkelanjutan. Tentunya ini sejalan dengan komitmen net-zero emission," tutupnya.
(irh)