IMF Memperingatkan Ledakan Kredit China

Kamis, 17 Agustus 2017 - 11:27 WIB
IMF Memperingatkan Ledakan...
IMF Memperingatkan Ledakan Kredit China
A A A
WASHINGTON - Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa pertumbuhan kredit China telah masuk dalam teritori berbahaya. Dalah sebuah laporan terbaru, IMF mengatakan ada peningkatan risiko penyesuaian yang bersifat disruptif atau penurunan pertumbuhan ekonomi akibat ledakan kredit.

(Baca Juga: Peningkatan Suku Bunga Mengancam Ekonomi Global
Seperti dilansir BBC, IMF meminta China untuk mengambil tindakan tegas dalam upaya menurunkan ledakan kredit secara perlahan. Tanpa adanya ledakan kredit, ekspansi ekonomi China akan secara signifikan lebih rendah.

Sejak krisis keuangan global, pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu -julukan China- telah melambat mencapai dengan rata-rata 10% per tahun dalam tiga dekade silam, namun pada tahun lalu hanya 6,7%. Pemerintah China sudah memprediksi perlambatan itu sebelumnya, terlihat kisaran pertumbuhan ekonomi dua digit seperti dahulu tidak bisa berkesinambungan dalam jangka panjang.

China sendiri telah mencoba untuk mengelola transisi perlambatan pertumbuhan dengan pola yang berbeda. Salah satunya yakni lewat industri dan ekspor yang memiliki peran lebih besar untuk pengeluaran konsumen dan layanan industri. Hal ini menunjukkan dalam kurun waktu 2012-2016, pola utang dan kredit yang berkesinambungan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang melambat sebesar 2%.

IMF menetapkan ada beberapa bukti terkait ledakan kredit yang memiliki kesamaan dengan China. Ia mengatakan bahwa dari 43, hanya lima yang tidak diikuti oleh krisis keuangan atau penurunan pertumbuhan ekonomi utama. Diterangkan yang menjadi kelompok debitur terbesar adalah BUMN, meski ada juga peningkatan besar pada utang pemerintah, kalangan usaha, dan rumah tangga. Meski demikian, tidak semua BUMN itu pantas diberikan kredit.

Masalah utama yang terjadi di China menurut IMF adalah banyaknya kehadiran perusahaan pelat merah zombie yakni BUMN yang kondisi finansialnya kurang sehat dan kerap menjalankan bisnis pada industri yang sudah kelebihan kapasitas. Dalam laporan IMF, BUMN zombi tersebut yang menyumbang porsi tertinggi terhadap penerbitan utang korporasi.

Lebih lanjut mereka pun memberikan peringatan terkait pasar properti China, di mana jika ada koreksi secara mengejutkan alias harga jatuh, maka berisiko pada stabilitas keuangan. Laporan itu mengatakan bahwa diperlukan tindakan yang tepat dengan rekomendasi adalah China harus menurunkan target pertumbuhan ekonomi, yang tahun ini dipatok mencapai 7,5%.

Banyak masalah lain mencerminkan bahwa fitur dari strategi ekonomi China yang dalam laporan tersebut menyebutkan bahwa pemerintah memiliki kecenderungan meningkatkan pengeluaran infrastruktur, aktivitas real estat dan kredit selama kemerosotan ekonomi untuk memenuhi target pertumbuhan. Selain itu IMF menyarankan agar China juga harus membenahi perusahaan-perusahaan zombie yang memberatkan rasio utang.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1059 seconds (0.1#10.140)