Pemulihan China Jadi Angin Segar ke Ekonomi Asia, IMF Wanti-wanti Krisis Perbankan Barat

Rabu, 03 Mei 2023 - 08:55 WIB
loading...
Pemulihan China Jadi...
IMF menaikkan proyeksi ekonomi Asia seiring dengan pemulihan China. Namun tetap memperingatkan risiko dari tren inflasi tinggi dan volatilitas pasar global imbas krisis sektor perbankan Barat. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksi ekonomi Asia seiring dengan pemulihan yang terjadi di China. Meski begitu IMF tetap memperingatkan risiko dari tren inflasi tinggi berkepanjangan dan volatilitas pasar global yang didorong oleh krisis sektor perbankan Barat.



Pembukaan kembali ekonomi China , disebut IMF bakal sangat penting bagi kawasan Asia yang bakal mendapatkan limpahan konsumsi dan permintaan sektor jasa daripada investasi.

"Asia dan Pasifik akan menjadi kawasan utama dunia yang paling dinamis pada tahun 2023, terutama didorong oleh prospek yang meningkat untuk China dan India," kata IMF dalam laporan prospek ekonomi regional terbarunya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/5/2023).

"Seperti di seluruh dunia, permintaan domestik diperkirakan akan tetap menjadi pendorong pertumbuhan terbesar di seluruh Asia pada tahun 2023," lanjutnya.



Ekonomi Asia diperkirakan akan tumbuh 4,6% tahun ini setelah kenaikan 3,8% pada 2022, berkontribusi sekitar 70% dari pertumbuhan global, kata IMF. Hal itu meningkatkan perkiraannya sebesar 0,3 poin persentase dari Oktober.

China dan India akan menjadi pendorong utama dengan ekspansi masing-masing 5,2% dan 5,9%, meskipun pertumbuhan di seluruh Asia juga diperkirakan akan mencapai titik terendah tahun ini, kata laporan itu.

Tetapi IMF memangkas proyeksi pertumbuhan Asia tahun depan sebesar 0,2 poin menjadi 4,4% dan memperingatkan risiko terhadap prospek seperti inflasi yang lebih tinggi. Ditambah melambatnya permintaan global serta dampak dari tekanan sektor perbankan AS dan Eropa.

"Sementara spillovers ke kawasan dari tekanan di sektor keuangan AS dan Eropa telah relatif terkendali sejauh ini, Asia tetap rentan terhadap pengetatan kondisi keuangan dan repricing aset yang tiba-tiba dan tidak teratur," kata IMF.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1235 seconds (0.1#10.140)