IHSG Masih Dibayangi Tren Pelemahan, Berikut Rekomendasi Saham Versi Analis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini berpotensi bergerak dalam kecenderungan melemah pada sepanjang perdagangan dengan pergerakan indeks akan berada di kisaran 6.725-6.850. Estimasi target lanjutan jika 6.725 tidak mampu dipertahankan adalah pada 6.666.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, kesimpulan dari perdagangan sebelumnya, pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin masih tidak menarik.
"Kabar baiknya, di saat pelemahan justru ada peningkatan nilai transaksi, walaupun kenaikan ini tidak signifikan dengan nilai berkisar Rp8 T menjadi Rp9 T," tulis William dalam analisisnya, Selasa (31/10/2023).
Namun, kenaikan tersebut tetap menunjukan bahwa panic selling selalu terjadi dan dorongan beli masih lemah. Selain itu, lanjut William, Net sell asing masih tinggi, tekanan terhadap big caps tinggi. IHSG beberapa kali mencoba menurun di bawah level 6.700, bottoming belum terjadi.
"Dalam hal ini jika memperhatikan kenaikan yield obligasi, maka dapat diasumsikan bahwa ada perpindahan minat terhadap investasi obligasi," kata dia.
Untuk faktor teknikal, posisi candlestick IHSG masih menurun di bawah MA5, ini menjadi indikasi jelas bahwa tren IHSG masih melemah."Terlihat ada upaya penahanan supaya IHSG tidak menurun di bawah 6.725," ujarnya.
Sedangkan untuk sentimen, belum ada sentimen baru yang perlu diperhatikan saat ini. Dari dalam negeri, rilis laporan keuangan mampu mendorong beberapa saham, namun pergerakan saham-saham ini tidak berkorelasi dengan IHSG.
Sebelumnya, IHSG ditutup melemah sebesar -22.90 poin (-0.34%) menuju 6.735,89 pada perdagangan hari Senin 30 Oktober 2023.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, kesimpulan dari perdagangan sebelumnya, pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin masih tidak menarik.
"Kabar baiknya, di saat pelemahan justru ada peningkatan nilai transaksi, walaupun kenaikan ini tidak signifikan dengan nilai berkisar Rp8 T menjadi Rp9 T," tulis William dalam analisisnya, Selasa (31/10/2023).
Namun, kenaikan tersebut tetap menunjukan bahwa panic selling selalu terjadi dan dorongan beli masih lemah. Selain itu, lanjut William, Net sell asing masih tinggi, tekanan terhadap big caps tinggi. IHSG beberapa kali mencoba menurun di bawah level 6.700, bottoming belum terjadi.
"Dalam hal ini jika memperhatikan kenaikan yield obligasi, maka dapat diasumsikan bahwa ada perpindahan minat terhadap investasi obligasi," kata dia.
Untuk faktor teknikal, posisi candlestick IHSG masih menurun di bawah MA5, ini menjadi indikasi jelas bahwa tren IHSG masih melemah."Terlihat ada upaya penahanan supaya IHSG tidak menurun di bawah 6.725," ujarnya.
Sedangkan untuk sentimen, belum ada sentimen baru yang perlu diperhatikan saat ini. Dari dalam negeri, rilis laporan keuangan mampu mendorong beberapa saham, namun pergerakan saham-saham ini tidak berkorelasi dengan IHSG.
Sebelumnya, IHSG ditutup melemah sebesar -22.90 poin (-0.34%) menuju 6.735,89 pada perdagangan hari Senin 30 Oktober 2023.