Wujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan Menuntut Transformasi Proses Konstruksi

Kamis, 02 November 2023 - 15:45 WIB
loading...
A A A
Indonesia sendiri memiliki jumlah SDM yang besar dan sedang masuk dalam periode bonus demografi. Kesempatan yang hanya datang sekali dalam peradaban sebuah bangsa ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan menyiapkan generasi muda yang memiliki keahlian tinggi agar bisa memenuhi kebutuhan di sektor konstruksi yang berbasis digital dan berkelanjutan. “Indonesia terus membangun dengan menyiapkan standar tinggi,” tegas Menko Airlangga.

Upaya yang dilakukan pemerintah ini tentunya mendapat dukungan penuh dari para pelaku usaha di sektor konstruksi. Dari sektor industri baja ringan, Vice Presiden PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group), Stephanus Koeswandi menilai, ada dua hal yang harus menjadi catatan penting dalam menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan.

Yang pertama berkelanjutan dalam hal kelestarian lingkungan, dan yang kedua adalah berkelanjutan secara ekonomi. Kedua catatan penting ini menurutnya harus berjalan beriringan.

“Saya sangat setuju dengan upaya pembangunan berkelanjutan seperti yang disampaikan bapak Menteri Airlanggi tadi. Jadi ada dua hal yang dinote ya. Berkelanjutan secara ekonomi dan juga berkelanjutan untuk lingkungan. Kita tidak bisa mementingkan salah satunya saja. Jadi harus berjalan beriringan. Kita tidak bisa mengejar target zero emission 2050 dengan menghentikan roda perekonomian,” terang pimpinan perusahaan penghasil baja ringan terbesar di Indonesia itu.

Untuk itu Stephanus menyebut, pelaku usaha konstruksi harus terus berinovasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi agar pembangunan yang berkelanjutan, baik itu untuk lingkungan dan peningkatan perekonomian bisa terwujud.

Inovasi-inovasi ini yang kemudian dipamerkan oleh Tatalogam Group dalam pameran Konstruksi Indonesia 2023 kali ini. Adapun salah satu inovasi yang terus mereka kembangkan adalah produk Domus Fasttrack.

Domus Fasttrack merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan dengan teknologi canggih untuk berbagai aplikasi untuk perumahan dan bangunan yang mulai dari desain hingga proses manufakturnya menggunakan bahan baja lapis berkualitas tinggi produksi oleh PT Tatalogam Lestari yang dipotong sesuai kebutuhan. Teknologi ini menggunakan software yang terus diupdate sehingga produk yang dihasilkan hampir tidak menyisakan limbah produksi.

“Selain itu kami juga punya inovasi genteng metal warna yang dapat meredam panas sehingga dapat meminimalisir terjadinya Urban Heat Island, dan yang terbaru yang sedang kami develop yaitu teknologi, khususnya untuk melengkapi rumah dengan talang air atau gutter yang dapat menyalurkan air hujan dimana nanti masyarakat bisa menampung air ini di rumah masing-masing. Sehingga ketika musim kemarau semakin panjang, kita sudah punya teknologi untuk menyimpan air ini,” terang Stephanus lagi.

Inovasi Domus Fasttrack sendiri mendapat apresiasi dari Kementerian PUPR. Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Rachman Arief Dinaputra mengatakan, inovasi Domus Fasttrack sudah terbukti mampu membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur, khususnya di bidang perumahan.

Ia menyebut, dengan teknologi canggih yang digunakan, pembangunan perumahan, khususnya di lokasi yang terdampak bencana jadi lebih cepat dan efisien.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Orang Terkaya di Thailand...
Orang Terkaya di Thailand Borong Saham Perbankan Rp6,1 Triliun
Perputaran Uang Lebaran...
Perputaran Uang Lebaran 2025 Diprediksi Turun, Sinyal Peringatan Ekonomi RI?
Fakta-fakta Orang Terkaya...
Fakta-fakta Orang Terkaya Hong Kong yang Bikin Marah China usai Jual Pelabuhan Panama ke AS
Perubahan Komisaris...
Perubahan Komisaris BNI, Deputi Protokol Istana Diganti Profesional
IKN Tetap Dibuka Selama...
IKN Tetap Dibuka Selama Lebaran 2025, Catat Jam Kunjungan dan Cara Daftarnya
Profesional dan Begawan...
Profesional dan Begawan Ekonomi Jadi Pengurus, Danantara Diyakini Mampu Tumbuhkan Investasi
Setelah Tembus Pasar...
Setelah Tembus Pasar AS, Krakatau Steel Ekspor Baja Canai Panas ke Eropa
Wadirut Bulog Buka Suara...
Wadirut Bulog Buka Suara Soal Dugaan Takaran Beras SPHP Disunat
Ambisi Uni Eropa Mengurangi...
Ambisi Uni Eropa Mengurangi Ketergantungan Mineral Penting asal China
Rekomendasi
MasyaAllah.. Ragnar...
MasyaAllah.. Ragnar Oratmangoen Donasi untuk Anak-anak Gaza Palestina
Timnas Indonesia di...
Timnas Indonesia di Ambang Sejarah: Lolos Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Tantangan Laga Netral Menanti!
Lembaga Riset Bereaksi...
Lembaga Riset Bereaksi Atas Pernyataan Luhut Soal Kritikan Pengamat Tanpa Data Akurat
Berita Terkini
Turun Tipis, Harga Emas...
Turun Tipis, Harga Emas Hari Ini Rp1.819.000 per Gram
12 menit yang lalu
Digempur Sanksi Barat,...
Digempur Sanksi Barat, Rusia Malah Cetak 15 Miliarder Baru
1 jam yang lalu
10 Orang Terkaya China...
10 Orang Terkaya China 2025, Founder TikTok Jadi Nomor 1
2 jam yang lalu
IMF Abaikan Ancaman...
IMF Abaikan Ancaman Resesi dari Kebijakan Tarif Trump
3 jam yang lalu
Ekonomi 15 Negara Mitra...
Ekonomi 15 Negara Mitra Dagang AS yang Paling Terpukul Tarif Timbal Balik Trump
13 jam yang lalu
BRI Menanam Grow & Green...
BRI Menanam Grow & Green Transplantasi Terumbu Karang, Selamatkan Ekosistem Laut di NTB
14 jam yang lalu
Infografis
Ilmuwan Temukan Gelombang...
Ilmuwan Temukan Gelombang Kematian, Proses Awal Meninggal Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved