68 Emiten Lagi Antre Cari Uang di Pasar Modal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 68 emiten telah mengajukan penawaran umum untuk menarik investor. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, emiten yang antre untuk melakukan penawaran umum di pasar modal ini mencapai Rp40,54 triliun
"Dalam pipe line per 28 Juli 2020 terdapat 68 emiten yang akan melakukan penawaran umum. Dengan total penawaran diperkirakan mencapai Rp40,54 triliun," kata Wimboh di Jakarta, Kamis (6/8/2020).
(Baca Juga: Prospek IPO di Indonesia Masih Positif di Tengah Pandemi )
Lebih lanjut terang Wimbih bahwa adanya penawaran umum di pasar modal merupakan sinyal positif dan masih tingginya minat pelaku usaha menghimpun dana melalui pasar modal domestik.
"Namun demikian tidak bisa pungkiri di tengah terhentinya sebagian besar aktivitas ekonomi di masyarakat karena PSBB, fungsi intermediasi meskipun tertekan sejak Mei 2020 dengan ini sejalan dengan kinerja perekonomian domestik," paparnya.
(Baca Juga: Yah, Pejabat BEI Bocorkan Rahasia di Balik Pembuatan e-IPO )
Diperkirakan olehnya akan membaik sejalan dengan diimplementasikannya kebijakan stimulus yang disediakan pemerintah dan arahan presiden bagaimana pemerintah menyediakan berbagai insentif terutama penjaminan baik Usaha mikro kecil menengah (UMKM) atau korporasi.
"Biaya penjaminannya dijamin pemerintah dan subsidi bunga untuk UMKM akan memberikan insentif dan kegairahan untuk sektor riil bangkit kembali dari sejak April, Mei dan Juni yang kelihatannya masih dalam proses survival dan di bulan Juli ini penerimaannya sudah mulai menggeliat," tandasnya.
"Dalam pipe line per 28 Juli 2020 terdapat 68 emiten yang akan melakukan penawaran umum. Dengan total penawaran diperkirakan mencapai Rp40,54 triliun," kata Wimboh di Jakarta, Kamis (6/8/2020).
(Baca Juga: Prospek IPO di Indonesia Masih Positif di Tengah Pandemi )
Lebih lanjut terang Wimbih bahwa adanya penawaran umum di pasar modal merupakan sinyal positif dan masih tingginya minat pelaku usaha menghimpun dana melalui pasar modal domestik.
"Namun demikian tidak bisa pungkiri di tengah terhentinya sebagian besar aktivitas ekonomi di masyarakat karena PSBB, fungsi intermediasi meskipun tertekan sejak Mei 2020 dengan ini sejalan dengan kinerja perekonomian domestik," paparnya.
(Baca Juga: Yah, Pejabat BEI Bocorkan Rahasia di Balik Pembuatan e-IPO )
Diperkirakan olehnya akan membaik sejalan dengan diimplementasikannya kebijakan stimulus yang disediakan pemerintah dan arahan presiden bagaimana pemerintah menyediakan berbagai insentif terutama penjaminan baik Usaha mikro kecil menengah (UMKM) atau korporasi.
"Biaya penjaminannya dijamin pemerintah dan subsidi bunga untuk UMKM akan memberikan insentif dan kegairahan untuk sektor riil bangkit kembali dari sejak April, Mei dan Juni yang kelihatannya masih dalam proses survival dan di bulan Juli ini penerimaannya sudah mulai menggeliat," tandasnya.
(akr)