5 Perusahaan Senjata AS yang Kangkangi Bisnis Militer Dunia: Kantongi Pendapatan Ribuan Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan senjata AS atau Amerika Serikat bakal mengantongi pemasukan besar-besaran dari sejumlah perang yang terjadi saat ini, yaitu perang Rusia-Ukraina dan pejuang Hamas-Israel . Dari dua perang itu perusahaan senjata AS kebanjiran orderan peralatan senjata, salah satu orderan datang dari Pemerintah Amerika sendiri.
Belum lama ini Pemerintah Amerika telah mengajukan "bantuan" militer kepada Ukraina dan Israel senilai USD75,7 miliar atau Rp1.173,3 triliun (kurs Rp15.500). Untuk Ukraina pengajuan bantuannya sebesar USD61,4 miliar (Rp951,7 triliun) dan Israel USD14,3 miliar (Rp221,65 triliun).
Bantuan Amerika untuk Ukraina dan Israel itu masuk dalam paket bantuan yang diajukan pemerintahan Joe Biden terkait kebijakan luar negeri untuk melindungi kepentingan negara itu. Total bantuan paket itu menembus USD105 miliar atau Rp1.627,5 triliun.
Belum lama ini para eksekutif industri senjata di Raytheon dan General Dynamics berbicara terus terang bahwa perang Israel di Gaza akan berdampak baik bagi bisnis mereka.
Raytheon (RTX) dan General Dynamics mengalami peningkatan stok mereka lebih dari 10% sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Tren ini merupakan bagian dari lonjakan kinerja saham yang lebih luas di kalangan perusahaan pertahanan.
Raytheon, yang membuat roket AMRAAM, sebelumnya juga menyatakan bahwa mereka telah menerima pesanan senilai USD3 miliar atau lebih dari Rp46,5 triliun sejak invasi Rusia pada Februari 2022.
Jika pengajuan bantuan militer Joe Biden disetujui oleh kongres, maka dana ribuan triliun itu akan terus mengalir ke perusahaan-perusahaan senjata AS. Alhasil, membuat perusahaan senjata AS semakin membesar dan mendominasi perdagangan senjata global.
Bukan apa-apa, Amerika merupakan negara yang paling banyak melakukan belanja militer. Pada 2022, dari total belanja militer dunia seniliai USD2,24 triliun atau setara Rp34.720 triliun, Amerika menyumbang hampir 40%-nya.
Tak heran jika perusahaan-perusahaan senjata AS mendulang penjualan hingga ribuan triliun. Dikutip dari berbagai sumber, inilah lima perusahaan senjata AS yang mendulang pendapatan terbesar di sepanjang 2022:
1. Raytheon Technologies
Tak disangka Raytheon menduduki posisi pertama sebagai perusahaan sejata AS yang memiliki pendapatan terbesar di tahun 2022. Perusahaan yang memiliki karyawan sebanyak 167.000 orang ini mengantongi pendapatan sebesar USD67,07 miliar Rp1.039,5 triliun. Jumlah itu melewati pendapatan Lockheed Martin Corporation.
Perusahaan yang bermarkas di Virginia ini didirikan pada 1922 dan kemudian bergabung dengan United Technologies Corporation pada 2020. Raytheon memproduksi persenjataan, elektronik, bom, sistem pertahanan peluru kendali, dan peralatan taktis lainnya.
Raytheon Technologies mengoperasikan beberapa anak perusahaan yaitu: (1) Collins Aerospace; (2) Pratt & Whitney; (3) Raytheon Intelligence & Space; dan (4) Raytheon Missiles & Defense. Setiap anak perusahaan menyediakan solusi terdepan di kelasnya di berbagai domain di AS dan pelanggan internasional di 46 negara.
2. Boeing
Perusahaan yang didirikan pada 1916 ini berada di posisi kedua dengan pendapatan sebesar USD66,61 miliar atau Rp1.032,4 triliun. Boeing mengoperasikan empat bidang bisnis utama, yaitu Boeing Commercial Airplanes; (2) Boeing Defense, Space & Security; (3) Boeing Global Services; and (4) Boeing Capital. Perusahaan ini memproduksi roket, satelit, rudal, sistem telekomunikasi, dan peralatan terkait pertahanan lainnya, terutama untuk Angkatan Udara dan Korps Marinir.
Meskipun Boeing terkenal sebagai produsen dan pedagang pesawat terbang komersial dan pesawat jet, perusahaan ini juga merupakan salah satu kontraktor pertahanan terbesar di Amerika. Perusahaan ini memperoleh sebagian besar pendapatannya dari bisnis kontrak pemerintah dengan kelima angkatan Bersenjata Amerika.
3. Lockheed Martin Corporation
Lockheed harus puas puas duduk di posisi keriga dengan pendapatan USD65,98 miliar atau setara Rp1.022,6 triliun. Perusahaan yang mempekerjakan 116.000 orang ini merupakan kontraktor pertahanan terbesar di bidang kedirgantaraan.
Mayoritas pendapatan Lockheed Martin berasal dari Departemen Pertahanan AS. Perusahaan yang bermarkas di Maryland ini memproduksi beberapa produk paling penting bagi Angkatan Bersenjata Amerika, termasuk teknologi sonar, jet tempur seperti F-16 Fighting Falcon, F-22, F-35, dan C-130 Hercules, serta sistem misi canggih lainnya.
Lockheed Martin ditugaskan untuk mengelola program Joint Strike Fighter (JSF), salah satu kontrak termahal yang diselesaikan oleh Departemen Pertahanan. Total dana kontrak yang diberikan adalah USD250 miliar, yang mencakup pengembangan jet tempur generasi ke-5 dengan kemampuan serangan darat, udara, dan serangan
4. General Dynamics
Pada 2022 perusahaan didirikan pada 1952 ini meraih pendapatan sebesar USD39,41 miliar atau sekitar Rp610,8 triliun. General Dynamics adalah kontraktor kedirgantaraan dan pertahanan tepercaya yang menawarkan berbagai macam produk untuk penerbangan, kendaraan tempur, pembuatan kapal, dan produk inovatif lainnya.
Perusahaan ini mengoperasikan beberapa unit bisnis dan anak perusahaan, yang diorganisasikan ke dalam empat kelompok bisnis utama: (1) Dirgantara; (2) Sistem Kelautan; (3) Sistem Tempur; dan (3) Teknologi.
Sebagai produsen senjata dan produk terkemuka, seperti Stryker, M1 Abrams, kapal selam serang kelas Virginia, dan kendaraan tempur canggih, General Dynamics menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari berbagai kontrak pertahanan bernilai jutaan dari Angkatan Udara, Marinir AS. Korps, Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan departemen pertahanan.
Anak perusahaan General Dynamics, General Dynamics Information Technology, menerima kontrak 10 tahun dari Badan Intelijen Geospasial Nasional. Berdasarkan kontrak Layanan Pengguna dan Pusat Data senilai USD4,4 miliar, perusahaan tersebut mendukung berbagai infrastruktur TI dan geospasial untuk Departemen Pertahanan dan Komunitas Intelijen.
5. Northrop Grumman
Juru kunci lima besar dipegang oleh Northrop Grumman. Perusahaan yang didirikan pada 1930 ini mengantongi pendapatan sebesar USD36,6 billion atau Rp567,3 triliun.
Northrop Grumman membangun, mengembangkan, dan menjual senjata paling canggih di di dunia, termasuk pesawat mutakhir, sistem luar angkasa generasi terbaru, solusi keamanan siber, dan banyak lagi. Northrop Grumman adalah pionir dengan kemampuan di bidang udara, dunia maya, darat, laut, luar angkasa, multi-domain, dan senjata canggih.
Beberapa produk yang diproduksinya antara lain pembom siluman B-2, pesawat X-47B, dan modul Lunar untuk pemerintah AS. Perusahaan ini juga melayani lebih dari 25 negara, termasuk Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
Northrop Grumman mendapat kontrak senilai USD80 miliar untuk membangun pembom serang jarak jauh generasi berikutnya untuk Angkatan Udara AS. Perusahaan tersebut mendapatkan kontrak itu setelah Pentagon menemukan keunggulannya dalam pembom siluman B-2 Spirit miliknya, yang dinobatkan sebagai pesawat paling mampu bertahan di dunia.
Baca Juga
Belum lama ini Pemerintah Amerika telah mengajukan "bantuan" militer kepada Ukraina dan Israel senilai USD75,7 miliar atau Rp1.173,3 triliun (kurs Rp15.500). Untuk Ukraina pengajuan bantuannya sebesar USD61,4 miliar (Rp951,7 triliun) dan Israel USD14,3 miliar (Rp221,65 triliun).
Bantuan Amerika untuk Ukraina dan Israel itu masuk dalam paket bantuan yang diajukan pemerintahan Joe Biden terkait kebijakan luar negeri untuk melindungi kepentingan negara itu. Total bantuan paket itu menembus USD105 miliar atau Rp1.627,5 triliun.
Belum lama ini para eksekutif industri senjata di Raytheon dan General Dynamics berbicara terus terang bahwa perang Israel di Gaza akan berdampak baik bagi bisnis mereka.
Raytheon (RTX) dan General Dynamics mengalami peningkatan stok mereka lebih dari 10% sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Tren ini merupakan bagian dari lonjakan kinerja saham yang lebih luas di kalangan perusahaan pertahanan.
Raytheon, yang membuat roket AMRAAM, sebelumnya juga menyatakan bahwa mereka telah menerima pesanan senilai USD3 miliar atau lebih dari Rp46,5 triliun sejak invasi Rusia pada Februari 2022.
Jika pengajuan bantuan militer Joe Biden disetujui oleh kongres, maka dana ribuan triliun itu akan terus mengalir ke perusahaan-perusahaan senjata AS. Alhasil, membuat perusahaan senjata AS semakin membesar dan mendominasi perdagangan senjata global.
Bukan apa-apa, Amerika merupakan negara yang paling banyak melakukan belanja militer. Pada 2022, dari total belanja militer dunia seniliai USD2,24 triliun atau setara Rp34.720 triliun, Amerika menyumbang hampir 40%-nya.
Tak heran jika perusahaan-perusahaan senjata AS mendulang penjualan hingga ribuan triliun. Dikutip dari berbagai sumber, inilah lima perusahaan senjata AS yang mendulang pendapatan terbesar di sepanjang 2022:
1. Raytheon Technologies
Tak disangka Raytheon menduduki posisi pertama sebagai perusahaan sejata AS yang memiliki pendapatan terbesar di tahun 2022. Perusahaan yang memiliki karyawan sebanyak 167.000 orang ini mengantongi pendapatan sebesar USD67,07 miliar Rp1.039,5 triliun. Jumlah itu melewati pendapatan Lockheed Martin Corporation.
Perusahaan yang bermarkas di Virginia ini didirikan pada 1922 dan kemudian bergabung dengan United Technologies Corporation pada 2020. Raytheon memproduksi persenjataan, elektronik, bom, sistem pertahanan peluru kendali, dan peralatan taktis lainnya.
Raytheon Technologies mengoperasikan beberapa anak perusahaan yaitu: (1) Collins Aerospace; (2) Pratt & Whitney; (3) Raytheon Intelligence & Space; dan (4) Raytheon Missiles & Defense. Setiap anak perusahaan menyediakan solusi terdepan di kelasnya di berbagai domain di AS dan pelanggan internasional di 46 negara.
2. Boeing
Perusahaan yang didirikan pada 1916 ini berada di posisi kedua dengan pendapatan sebesar USD66,61 miliar atau Rp1.032,4 triliun. Boeing mengoperasikan empat bidang bisnis utama, yaitu Boeing Commercial Airplanes; (2) Boeing Defense, Space & Security; (3) Boeing Global Services; and (4) Boeing Capital. Perusahaan ini memproduksi roket, satelit, rudal, sistem telekomunikasi, dan peralatan terkait pertahanan lainnya, terutama untuk Angkatan Udara dan Korps Marinir.
Meskipun Boeing terkenal sebagai produsen dan pedagang pesawat terbang komersial dan pesawat jet, perusahaan ini juga merupakan salah satu kontraktor pertahanan terbesar di Amerika. Perusahaan ini memperoleh sebagian besar pendapatannya dari bisnis kontrak pemerintah dengan kelima angkatan Bersenjata Amerika.
3. Lockheed Martin Corporation
Lockheed harus puas puas duduk di posisi keriga dengan pendapatan USD65,98 miliar atau setara Rp1.022,6 triliun. Perusahaan yang mempekerjakan 116.000 orang ini merupakan kontraktor pertahanan terbesar di bidang kedirgantaraan.
Mayoritas pendapatan Lockheed Martin berasal dari Departemen Pertahanan AS. Perusahaan yang bermarkas di Maryland ini memproduksi beberapa produk paling penting bagi Angkatan Bersenjata Amerika, termasuk teknologi sonar, jet tempur seperti F-16 Fighting Falcon, F-22, F-35, dan C-130 Hercules, serta sistem misi canggih lainnya.
Lockheed Martin ditugaskan untuk mengelola program Joint Strike Fighter (JSF), salah satu kontrak termahal yang diselesaikan oleh Departemen Pertahanan. Total dana kontrak yang diberikan adalah USD250 miliar, yang mencakup pengembangan jet tempur generasi ke-5 dengan kemampuan serangan darat, udara, dan serangan
4. General Dynamics
Pada 2022 perusahaan didirikan pada 1952 ini meraih pendapatan sebesar USD39,41 miliar atau sekitar Rp610,8 triliun. General Dynamics adalah kontraktor kedirgantaraan dan pertahanan tepercaya yang menawarkan berbagai macam produk untuk penerbangan, kendaraan tempur, pembuatan kapal, dan produk inovatif lainnya.
Perusahaan ini mengoperasikan beberapa unit bisnis dan anak perusahaan, yang diorganisasikan ke dalam empat kelompok bisnis utama: (1) Dirgantara; (2) Sistem Kelautan; (3) Sistem Tempur; dan (3) Teknologi.
Sebagai produsen senjata dan produk terkemuka, seperti Stryker, M1 Abrams, kapal selam serang kelas Virginia, dan kendaraan tempur canggih, General Dynamics menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari berbagai kontrak pertahanan bernilai jutaan dari Angkatan Udara, Marinir AS. Korps, Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan departemen pertahanan.
Anak perusahaan General Dynamics, General Dynamics Information Technology, menerima kontrak 10 tahun dari Badan Intelijen Geospasial Nasional. Berdasarkan kontrak Layanan Pengguna dan Pusat Data senilai USD4,4 miliar, perusahaan tersebut mendukung berbagai infrastruktur TI dan geospasial untuk Departemen Pertahanan dan Komunitas Intelijen.
5. Northrop Grumman
Juru kunci lima besar dipegang oleh Northrop Grumman. Perusahaan yang didirikan pada 1930 ini mengantongi pendapatan sebesar USD36,6 billion atau Rp567,3 triliun.
Northrop Grumman membangun, mengembangkan, dan menjual senjata paling canggih di di dunia, termasuk pesawat mutakhir, sistem luar angkasa generasi terbaru, solusi keamanan siber, dan banyak lagi. Northrop Grumman adalah pionir dengan kemampuan di bidang udara, dunia maya, darat, laut, luar angkasa, multi-domain, dan senjata canggih.
Beberapa produk yang diproduksinya antara lain pembom siluman B-2, pesawat X-47B, dan modul Lunar untuk pemerintah AS. Perusahaan ini juga melayani lebih dari 25 negara, termasuk Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
Northrop Grumman mendapat kontrak senilai USD80 miliar untuk membangun pembom serang jarak jauh generasi berikutnya untuk Angkatan Udara AS. Perusahaan tersebut mendapatkan kontrak itu setelah Pentagon menemukan keunggulannya dalam pembom siluman B-2 Spirit miliknya, yang dinobatkan sebagai pesawat paling mampu bertahan di dunia.
(uka)