Arcandra Analogikan Industri Migas RI seperti Kodok

Jum'at, 29 September 2017 - 16:22 WIB
Arcandra Analogikan...
Arcandra Analogikan Industri Migas RI seperti Kodok
A A A
JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar terus memutar otak mencari cara untuk kembali menggairahkan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi (migas). Pasalnya tahun ini kegiatan eksplorasi masih jauh dari harapan, meskipun harga minyak dunia mulai terkerek kembali.

(Baca Juga: Arcandra Tegaskan Gross Split Sudah Beri Insentif Eksplorasi
Dia menilai, mandeknya kegiatan eksplorasi migas di Tanah Air memang bukan karena harga minyak dunia yang sempat merosot beberapa waktu lalu. Sebab, kegiatan eksplorasi di negara lain tetap tumbuh, meski harga minyak dunia terjun bebas.

"Jangan salahkan oil price (atas mandeknya kegiatan eksplorasi), karena di negara lain KKKS masih bisa tumbuh walaupun perlahan," katanya di City Plaza, Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Arcandra pun lantas menganalogikan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas seperti seekor kodok. Saat kaki kodok dipotong satu sisi, dia tetap masih bisa melompat. Namun, jika empat kakinya dipotong maka dia tidak akan melompat.

"Ada sebuah cerita, tentang kodok berkaki empat. Kodok kakinya dipotong satu, diteriakin jump dia akan loncat. Dipotong kedua dia teriak jump lompat lagi, kaki ketiga dia jump lagi dengan tertatih. Kaki keempat dipotong dia diam saja. Apa kodok akan jadi tuli kalau keempat kakinya dipotong?," tutur dia.

Masih menurut Arcandra, tidak melompatnya kodok bukan karena dia tuli melainkan karena semua kakinya diamputasi. Perumpamaan ini sama seperti industri migas di Tanah Air. Mandeknya kegiatan eksplorasi bukan karena merosotnya harga minyak dunia, melainkan ada hambatan lain baik dari segi birokrasi atau perpajakan sehingga kontraktor masih belum bergairah untuk melakukan eksplorasi.

"Jangan kita salahkan oil price yang rendah. Sama seperti cerita kodok. Dia tidak bisa melompat bukan karena budeg, tapi karena kakinya diampuasi. Bahwa memang terjadi penurunan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Yang bisa kita harapkan, jangan sampai penurunan terlalu tajam," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0731 seconds (0.1#10.140)