Amerika Geram dengan Polah Perusahaan-perusahaan China

Sabtu, 11 November 2023 - 20:33 WIB
loading...
Amerika Geram dengan Polah Perusahaan-perusahaan China
Menteri Keuangan AS Janet Yellen. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Amerika Serikat geram dengan kelakuan perusahaan-perusahaan China . Kegeraman Amerika terungkap dari pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Jumat kemarin.



Yellen mengatakan Pemerintah AS telah melihat bukti bahwa perusahaan-perusahaan China membantu aliran peralatan kepada Rusia meskipun ada sanksi dari Barat. Yellen pun telah mendesak China untuk mengambil tindakan.

Yellen mengangkat masalah ini dalam pertemuan dua hari dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng. Dia juga menyatakan keprihatinannya bahwa peralatan yang “membantu militer Rusia” menghindari sanksi dan dikirim ke Moskow untuk membantu perang melawan Ukraina.

“Saya menekankan bahwa perusahaan tidak boleh memberikan dukungan material kepada sektor industri pertahanan Rusia dan mereka akan menghadapi konsekuensi besar jika melakukan aksi tersebut,” kata Yellen kepada wartawan pada konferensi pers di San Francisco, dikutip dari Reuters, Sabtu (11/11/2023).

“Kami bertekad melakukan semua yang kami bisa untuk membendung aliran material yang membantu Rusia melakukan perang brutal dan ilegal,” dalih Yellen, seraya memperingatkan bahwa perusahaan mana pun yang membantu upaya perang Moskow dapat menghadapi sanksi.

Dia mengatakan Pemerintah AS telah menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah perusahaan swasta, termasuk beberapa perusahaan di China, yang membantu Rusia mendapatkan peralatan, serta beberapa lembaga keuangan yang mungkin membantu upaya tersebut.

“Kami ingin melihat China menindak masalah ini, terutama ketika kami mampu memberikan informasi,” katanya. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai nama perusahaan yang terlibat atau reaksi.



Yellen menekankan bahwa perusahaan-perusahaan China yang dimaksud adalah perusahaan swasta dan mengatakan dia tidak menyatakan bahwa hal ini terjadi dengan sepengetahuan pemerintah China.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1035 seconds (0.1#10.140)