Marak Boikot Produk Pro Israel, Pengusaha Ritel Bersuara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, bahwa aksi boikot terhadap produk yang dianggap pro Israel jangan sampai mengabaikan hak-hak konsumen. Menurutnya, konsumen punya hak untuk memilih dan membeli produk.
Ditekankan juga olehnya jangan sampai dengan adanya aksi boikot produk Israel dan dorongan-dorongan lainnya yang saat ini dilakukan justru menggerus hak itu. "Jadi hak konsumen itu kan memilih, membeli dan mendapatkan produk. Nah ketika hak itu tidak tercapai, lalu mereka bagaimana?," kata Roy dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Dia menjelaskan, saat konsumen berbelanja tentu akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, karena konsumsi rumah tangga di Tanah Air mencapai 51,8%.
"Bahkan berbelanja apapun makan dan minum 278 juta makan dan minum penduduk Indonesia itulah mengkontribusi ekonomi kita sehingga bisa di angka 5 persen," jelasnya.
Kendati demikian, Ia mengatakan, bahwa pihaknya sangat mendukung dan mengapresiasi aksi-aksi perdamaian yang terus digaungkan, namun perekonomian juga harus tetap dijaga.
"Kami menghargai keputusan konsumen, menghargai fatwa MUI, di sini kami hanya mengingatkan dan jangan sampai nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
Ditekankan juga olehnya jangan sampai dengan adanya aksi boikot produk Israel dan dorongan-dorongan lainnya yang saat ini dilakukan justru menggerus hak itu. "Jadi hak konsumen itu kan memilih, membeli dan mendapatkan produk. Nah ketika hak itu tidak tercapai, lalu mereka bagaimana?," kata Roy dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Dia menjelaskan, saat konsumen berbelanja tentu akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, karena konsumsi rumah tangga di Tanah Air mencapai 51,8%.
"Bahkan berbelanja apapun makan dan minum 278 juta makan dan minum penduduk Indonesia itulah mengkontribusi ekonomi kita sehingga bisa di angka 5 persen," jelasnya.
Kendati demikian, Ia mengatakan, bahwa pihaknya sangat mendukung dan mengapresiasi aksi-aksi perdamaian yang terus digaungkan, namun perekonomian juga harus tetap dijaga.
"Kami menghargai keputusan konsumen, menghargai fatwa MUI, di sini kami hanya mengingatkan dan jangan sampai nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
(akr)