Anggaran Tergantung Barat, Mantan PM Sebut Ukraina Bangkrut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Ukraina Nikolay Azarov menyebut negara tersebut telah bangkrut dan tidak mampu memenuhi defisit anggarannya sendiri. Ukraina, kata dia, hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan Barat.
Mantan politisi itu beralasan krisis ekonomi di Ukraina sudah terjadi sejak lama dan sudah tercatat kebangkrutan negara tersebut. Menurutnya, kebangkrutan Ukraina diwujudkan dalam kenyataan bahwa negara tersebut tidak mampu memenuhi anggarannya.
"75% anggarannya (berasal dari) dana pinjaman atau hibah! Dan mereka sampai pada titik di mana gaji pada bulan Oktober bergantung pada apakah Uni Eropa akan mentransfer bantuan yang dijanjikan sebesar 1,5 miliar euro tepat waktu," tulis Azarov di Facebook, seperti dilansir RT, Sabtu (18/11/2023).
Sementara itu, lanjut Azarov, utang pemerintah melonjak dan defisit anggaran semakin melebar meskipun ada bantuan dari Barat. Awal bulan ini, bank sentral Ukraina merevisi perkiraan defisit anggaran tahun ini menjadi 20,4% dari produk domestik bruto, bukan 19,8% yang diperkirakan sebelumnya, yang merupakan kinerja terburuk sejak tahun 1992.
Perdana Menteri Ukraina Denis Shmygal pekan lalu mengumumkan bahwa Kiev mengharapkan suntikan keuangan senilai USD30 miliar dari Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Dana Moneter Internasional (IMF), untuk membantu negara tersebut menutup kesenjangan anggarannya.
Azarov sebelumnya telah memperingatkan bahwa perekonomian negara tersebut sedang “hancur” karena menunjukkan tanda-tanda kehidupan hanya dengan bantuan keuangan asing, sehingga membutuhkan lebih banyak bantuan.
Menurut Menteri Keuangan Ukraina Sergey Marchenko, tahun depan anggaran Ukraina akan kekurangan USD29 miliar tanpa pendanaan dari Barat.
Mantan politisi itu beralasan krisis ekonomi di Ukraina sudah terjadi sejak lama dan sudah tercatat kebangkrutan negara tersebut. Menurutnya, kebangkrutan Ukraina diwujudkan dalam kenyataan bahwa negara tersebut tidak mampu memenuhi anggarannya.
"75% anggarannya (berasal dari) dana pinjaman atau hibah! Dan mereka sampai pada titik di mana gaji pada bulan Oktober bergantung pada apakah Uni Eropa akan mentransfer bantuan yang dijanjikan sebesar 1,5 miliar euro tepat waktu," tulis Azarov di Facebook, seperti dilansir RT, Sabtu (18/11/2023).
Sementara itu, lanjut Azarov, utang pemerintah melonjak dan defisit anggaran semakin melebar meskipun ada bantuan dari Barat. Awal bulan ini, bank sentral Ukraina merevisi perkiraan defisit anggaran tahun ini menjadi 20,4% dari produk domestik bruto, bukan 19,8% yang diperkirakan sebelumnya, yang merupakan kinerja terburuk sejak tahun 1992.
Perdana Menteri Ukraina Denis Shmygal pekan lalu mengumumkan bahwa Kiev mengharapkan suntikan keuangan senilai USD30 miliar dari Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Dana Moneter Internasional (IMF), untuk membantu negara tersebut menutup kesenjangan anggarannya.
Azarov sebelumnya telah memperingatkan bahwa perekonomian negara tersebut sedang “hancur” karena menunjukkan tanda-tanda kehidupan hanya dengan bantuan keuangan asing, sehingga membutuhkan lebih banyak bantuan.
Menurut Menteri Keuangan Ukraina Sergey Marchenko, tahun depan anggaran Ukraina akan kekurangan USD29 miliar tanpa pendanaan dari Barat.
(fjo)