Kawasan Industri Pupuk di Papua Barat Bakal Sokong Ekonomi Wilayah Timur
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Kalimantan Timur, memulai pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Pupuk di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Langkah itu ditandai dengan kegiatan groundbreaking atau peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo ( Jokowi ), pada Kamis lalu (23/11/2023).
Presiden mengatakan proyek ini menjadi strategi besar negara dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Nantinya, pabrik pupuk yang dibangun mampu mendukung rencana atau program Provinsi Papua Selatan menjadi lumbung pangan nasional.
"Sudah 40 tahun kita memiliki lima industri pupuk, dan semuanya berada di kawasan barat. Yang kawasan timur, belum ada sama sekali. Ini sebuah rencana besar, saling mendukung, dan kita harapkan tanah Papua akan semakin makmur dan sejahtera," kata Jokowi dikutip Sabtu (25/11/2023).
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menjelaskan, di kawasan ini akan dibangun pabrik dengan kapasitas produksi pupuk Urea sebesar 1.150.000 ton per tahun serta ammonia 825.000 ton per tahun. Pupuk Indonesia akan terus mendukung pemerintah dalam program ketahanan pangan nasional.
"Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas produksi pupuk melalui Proyek Kawasan Industri Pupuk di Fakfak. Keberadaannya akan menyuplai kebutuhan pupuk di Indonesia, khususnya untuk sektor pertanian" kata Rahmad.
Dengan tambahan kapasitas tersebut, lanjut Rahmad, keberadaan kawasan industri pupuk baru di Papua Barat ini akan memperkuat posisi Pupuk Indonesia sebagai perusahaan penyedia pupuk terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Lebih lanjut Rahmad juga menjelaskan bahwa kawasan industri pupuk ini akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia Timur, pemerintah, dan negara. Selain mendukung iklim investasi, proyek ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 10.000 orang selama masa konstruksi dan 400 orang saat beroperasi.
Potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek mencapai sekitar Rp10 triliun. Sementara kontribusi bagi pendapatan daerah diperkirakan mencapai Rp15 miliar per tahun.
"Keberadaan kawasan industri pupuk ini akan memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur. Kawasan industri pupuk ini nantinya juga dapat memberikan kontribusi positif dengan mendorong tumbuhnya bisnis pendukung kawasan sekitar sebesar Rp650 miliar per tahun," ungkap Rahmad.
Terakhir ia mengungkapkan pabrik pupuk Urea ini ditargetkan akan mulai berproduksi pada awal tahun 2028. Proyek dijalankan oleh Pupuk Kalimantan Timur yang merupakan salah satu anggota holding dari Pupuk Indonesia.
Presiden mengatakan proyek ini menjadi strategi besar negara dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Nantinya, pabrik pupuk yang dibangun mampu mendukung rencana atau program Provinsi Papua Selatan menjadi lumbung pangan nasional.
"Sudah 40 tahun kita memiliki lima industri pupuk, dan semuanya berada di kawasan barat. Yang kawasan timur, belum ada sama sekali. Ini sebuah rencana besar, saling mendukung, dan kita harapkan tanah Papua akan semakin makmur dan sejahtera," kata Jokowi dikutip Sabtu (25/11/2023).
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menjelaskan, di kawasan ini akan dibangun pabrik dengan kapasitas produksi pupuk Urea sebesar 1.150.000 ton per tahun serta ammonia 825.000 ton per tahun. Pupuk Indonesia akan terus mendukung pemerintah dalam program ketahanan pangan nasional.
"Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas produksi pupuk melalui Proyek Kawasan Industri Pupuk di Fakfak. Keberadaannya akan menyuplai kebutuhan pupuk di Indonesia, khususnya untuk sektor pertanian" kata Rahmad.
Dengan tambahan kapasitas tersebut, lanjut Rahmad, keberadaan kawasan industri pupuk baru di Papua Barat ini akan memperkuat posisi Pupuk Indonesia sebagai perusahaan penyedia pupuk terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Lebih lanjut Rahmad juga menjelaskan bahwa kawasan industri pupuk ini akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia Timur, pemerintah, dan negara. Selain mendukung iklim investasi, proyek ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 10.000 orang selama masa konstruksi dan 400 orang saat beroperasi.
Potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek mencapai sekitar Rp10 triliun. Sementara kontribusi bagi pendapatan daerah diperkirakan mencapai Rp15 miliar per tahun.
"Keberadaan kawasan industri pupuk ini akan memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur. Kawasan industri pupuk ini nantinya juga dapat memberikan kontribusi positif dengan mendorong tumbuhnya bisnis pendukung kawasan sekitar sebesar Rp650 miliar per tahun," ungkap Rahmad.
Terakhir ia mengungkapkan pabrik pupuk Urea ini ditargetkan akan mulai berproduksi pada awal tahun 2028. Proyek dijalankan oleh Pupuk Kalimantan Timur yang merupakan salah satu anggota holding dari Pupuk Indonesia.
(uka)