Hadapi Dinamika Global, Ini Strategi Kebijakan Moneter BI di 2024

Kamis, 30 November 2023 - 10:09 WIB
loading...
Hadapi Dinamika Global,...
Bank Indonesia (BI) melaporkan strategi kebijakan moneter pada tahun depan. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut bahwa pada tahun 2024, dengan masih berlanjutnya gejolak global, kebijakan moneter akan tetap pro stabilitas.

Sementara 4 kebijakan lain juga akan diperkuat, yaitu kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta pengembangan UMKM dan ekonomi syariah pro-growth

"Kebijakan moneter pada 2024 akan terus kami perkuat untuk stabilitas, pertama untuk memastikan terkendalinya inflasi 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025, suku bunga akan kami pertahankan dan respons lebih lanjut sesuai dinamika ekonomi global dan domestik," ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan BI 2023, Rabu malam (29/11/2023).



Dia mengatakan, sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) akan terus diperkuat melalui 46 kanwil di seluruh Indonesia.

"Kami juga akan melanjutkan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mitigasi gejolak global dan pengendalian inflasi harga impor melalui intervensi secara spot maupun forward looking sesuai kebutuhan," sambung Perry.

Selain itu, cadangan devisa akan terus dijaga oleh BI. Kemudian, melanjutkan strategi operasi moneter yang pro pasar untuk efektivitas transmisi kebijakan, pendalaman pasar uang, dan pengelolaan aliran portofolio asing melalui penerbitan dan mendorong pasar sekunder SRBI dan SVBI.



Pengelolaan lalu lintas devisa sesuai kaidah internasional, instrumen penempatan valas DHE SDA yang diwajibkan PP nomor 36 tahun 2023 akan diperluas. Karena insentif likuiditas akan terus dilanjukan, dia berpesan kepada perbankan, sesuai pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga, agar likuiditas ini disalurkan juga untuk kredit.

"Kami sudah tambah likuiditas, jadi tolong disalurkan untuk kredit, jangan balik lagi beli SBN, SBI seperti pesan pak Presiden tadi karena kredit sektor riil menjadi berkurang," pungkas Perry.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1391 seconds (0.1#10.140)