Strategi Mencicipi Gurihnya Bisnis Kecantikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Data dari Statista menunjukkan pada tahun 2021 nilai pangsa pasar global untuk sektor clean beauty atau kecantikan dunia tercatat mencapai USD6 miliar atau Rp93 triliun (kurs Rp15.500). Nilai tersebut diperkirakan akan tumbuh hingga USD15,3 miliar atau Rp237 triliun pada tahun 2028.
Tren positif ini juga juga terjadi pada industri kecantikan dalam negeri. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan bahwa industri kosmetik mengalami peningkatan sebesar 5,59%. Pertumbuhan pengguna produk kecantikan bahkan naik sebesar 7% pada 2021.
Potensi bisnis itulah yang dimanfaatkan oleh venture builder East Scandi Group. Setelah menggeluti sektor bisnis hospitality dan properti, East Scandi tertarik terjun ke sektor kecantikan dengan meluncurkan Glassy, lini bisnis terbaru berwujud beauty retail dan spa business pada 1 Desember 2023 mendatang.
"Peluang dunia kecantikan sudah tidak perlu diragukan lagi sebagai salah satu sektor dengan resiliensi konsumen tertinggi selama pandemi maupun pasca-pandemi. Kami ingin mengembangkan area retail sebagai titik pertemuan brand bisnis kecantikan yang mengeksplorasi biotech untuk pendekatan pengembangan produk, dan aspek ingredients discovery dan keberlanjutan menjadi prioritas untuk konsumsi khalayak luas. Bagi kami, hal ini sudah sepatutnya menjadi masa depan dari konsumsi produk dan jasa kecantikan. Affordable clean beauty,” ujar Ayunda Afifa, Co-Founder East Scandi Group, dikutip Jumat (1/12/2023).
Ayunda menambahkan, dengan tren positif dari sisi pasar, yang menunjukkan resiliensi tinggi terhadap inflasi dan kemampuan mempertahankan daya beli yang konstan, Glassy akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan di berbagai lokasi di Indonesia untuk menjadi destinasi berbagi informasi terkait pentingnya kandungan komposisi di dalam produk kecantikan secara jangka panjang dengan aspek pemilihan lokasi sedekat mungkin ke hunian masyarakat.
Glassy ingin mengedukasi publik bahwa mengkonsumsi produk kecantikan tidak sama dengan menanggung akibat kesehatan di masa depan. Pihak yang terafiliasi dengan Glassy didasarkan pada pendekatan bebas kandungan kimia berbahaya dan menyuarakan pesan positif sebagai brand kecantikan.
Tren positif ini juga juga terjadi pada industri kecantikan dalam negeri. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan bahwa industri kosmetik mengalami peningkatan sebesar 5,59%. Pertumbuhan pengguna produk kecantikan bahkan naik sebesar 7% pada 2021.
Potensi bisnis itulah yang dimanfaatkan oleh venture builder East Scandi Group. Setelah menggeluti sektor bisnis hospitality dan properti, East Scandi tertarik terjun ke sektor kecantikan dengan meluncurkan Glassy, lini bisnis terbaru berwujud beauty retail dan spa business pada 1 Desember 2023 mendatang.
"Peluang dunia kecantikan sudah tidak perlu diragukan lagi sebagai salah satu sektor dengan resiliensi konsumen tertinggi selama pandemi maupun pasca-pandemi. Kami ingin mengembangkan area retail sebagai titik pertemuan brand bisnis kecantikan yang mengeksplorasi biotech untuk pendekatan pengembangan produk, dan aspek ingredients discovery dan keberlanjutan menjadi prioritas untuk konsumsi khalayak luas. Bagi kami, hal ini sudah sepatutnya menjadi masa depan dari konsumsi produk dan jasa kecantikan. Affordable clean beauty,” ujar Ayunda Afifa, Co-Founder East Scandi Group, dikutip Jumat (1/12/2023).
Ayunda menambahkan, dengan tren positif dari sisi pasar, yang menunjukkan resiliensi tinggi terhadap inflasi dan kemampuan mempertahankan daya beli yang konstan, Glassy akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan di berbagai lokasi di Indonesia untuk menjadi destinasi berbagi informasi terkait pentingnya kandungan komposisi di dalam produk kecantikan secara jangka panjang dengan aspek pemilihan lokasi sedekat mungkin ke hunian masyarakat.
Glassy ingin mengedukasi publik bahwa mengkonsumsi produk kecantikan tidak sama dengan menanggung akibat kesehatan di masa depan. Pihak yang terafiliasi dengan Glassy didasarkan pada pendekatan bebas kandungan kimia berbahaya dan menyuarakan pesan positif sebagai brand kecantikan.
(uka)