Inflasi Tahunan Jakarta Sentuh 2,33% di November 2023, Intip Biang Keroknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kelompok makanan, minuman , dan tembakau menjadi penyebab tingginya inflasi DKI Jakarta pada November 2023. Inflasi year on year (y-on-y) di DKI Jakarta pada November 2023, tercatat sebesar 2,33% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 114,10.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) November 2023, share inflasi Jakarta mencapai 26,87% terhadap nasional. Ini mencatatkan inflasi sebesar 0,30% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,13% mtm) sebagaimana pola historisnya jelang akhir tahun. Lalu tingkat inflasi year to date (y-to-d) November 2023 sebesar 1,78%.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Arlyana Abubakar mencatat selain tiga hal di atas, ia juga mencatat ada penyebab inflasi yang tinggi yaitu perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta transportasi.
“Secara kumulatif dari Januari hingga November 2023 tercatat inflasi sebesar 1,78% (ytd). Ini masih tetap terkendali dalam kisaran target yaitu sebesar 2,33% (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Nasional sebesar 2,86% (yoy),” kata Arlyana, Jumat (1/12).
Secara terperinci, Arlyana mengungkapkan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi sebesar 1,08% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,04% (mtm) sehingga menyumbang 0,24% terhadap inflasi Jakarta.
“Kenaikan harga komoditas cabai merah dan cabai rawit menjadi penyebab karena turunnya produktivitas di wilayah sentra akibat gangguan cuaca,” katanya.
Sementara untuk harga daging ayam ras didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat jelang HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru). Begitupun dengan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada November 2023 tercatat inflasi sebesar 0,38% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,18% mtm) sehingga memberikan andil sebesar 0,03% terhadap inflasi Jakarta.
Di sisi lain, meningkatnya inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan yang dipengaruhi oleh kenaikan harga emas global.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) November 2023, share inflasi Jakarta mencapai 26,87% terhadap nasional. Ini mencatatkan inflasi sebesar 0,30% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,13% mtm) sebagaimana pola historisnya jelang akhir tahun. Lalu tingkat inflasi year to date (y-to-d) November 2023 sebesar 1,78%.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Arlyana Abubakar mencatat selain tiga hal di atas, ia juga mencatat ada penyebab inflasi yang tinggi yaitu perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta transportasi.
“Secara kumulatif dari Januari hingga November 2023 tercatat inflasi sebesar 1,78% (ytd). Ini masih tetap terkendali dalam kisaran target yaitu sebesar 2,33% (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Nasional sebesar 2,86% (yoy),” kata Arlyana, Jumat (1/12).
Secara terperinci, Arlyana mengungkapkan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi sebesar 1,08% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,04% (mtm) sehingga menyumbang 0,24% terhadap inflasi Jakarta.
“Kenaikan harga komoditas cabai merah dan cabai rawit menjadi penyebab karena turunnya produktivitas di wilayah sentra akibat gangguan cuaca,” katanya.
Sementara untuk harga daging ayam ras didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat jelang HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru). Begitupun dengan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada November 2023 tercatat inflasi sebesar 0,38% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,18% mtm) sehingga memberikan andil sebesar 0,03% terhadap inflasi Jakarta.
Di sisi lain, meningkatnya inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan yang dipengaruhi oleh kenaikan harga emas global.