Inflasi Tahunan Jakarta Sentuh 2,33% di November 2023, Intip Biang Keroknya

Sabtu, 02 Desember 2023 - 14:10 WIB
loading...
Inflasi Tahunan Jakarta...
Inflasi year on year (y-on-y) di DKI Jakarta pada November 2023, tercatat sebesar 2,33% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 114,10. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kelompok makanan, minuman , dan tembakau menjadi penyebab tingginya inflasi DKI Jakarta pada November 2023. Inflasi year on year (y-on-y) di DKI Jakarta pada November 2023, tercatat sebesar 2,33% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 114,10.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) November 2023, share inflasi Jakarta mencapai 26,87% terhadap nasional. Ini mencatatkan inflasi sebesar 0,30% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,13% mtm) sebagaimana pola historisnya jelang akhir tahun. Lalu tingkat inflasi year to date (y-to-d) November 2023 sebesar 1,78%.



Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Arlyana Abubakar mencatat selain tiga hal di atas, ia juga mencatat ada penyebab inflasi yang tinggi yaitu perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta transportasi.

“Secara kumulatif dari Januari hingga November 2023 tercatat inflasi sebesar 1,78% (ytd). Ini masih tetap terkendali dalam kisaran target yaitu sebesar 2,33% (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Nasional sebesar 2,86% (yoy),” kata Arlyana, Jumat (1/12).



Secara terperinci, Arlyana mengungkapkan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi sebesar 1,08% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,04% (mtm) sehingga menyumbang 0,24% terhadap inflasi Jakarta.

“Kenaikan harga komoditas cabai merah dan cabai rawit menjadi penyebab karena turunnya produktivitas di wilayah sentra akibat gangguan cuaca,” katanya.

Sementara untuk harga daging ayam ras didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat jelang HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru). Begitupun dengan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada November 2023 tercatat inflasi sebesar 0,38% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,18% mtm) sehingga memberikan andil sebesar 0,03% terhadap inflasi Jakarta.

Di sisi lain, meningkatnya inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan yang dipengaruhi oleh kenaikan harga emas global.

Tak terkecuali kelompok transportasi pada Oktober 2023 mencatat inflasi sebesar 0,13% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu (0,67% mtm) sehingga memberikan andil 0,02% terhadap inflasi Jakarta.

“Tekanan inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong oleh berlanjutnya kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat jelang HBKN Nataru,” tambahnya.

Sementara, lanjut Arlyana, kelompok pakaian dan alas kaki justru mencatatkan deflasi sebesar 0,31% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu yang juga mencatat deflasi sebesar 0,22% (mtm). Sehingga memberikan andil sebesar -0,02% terhadap inflasi Jakarta November 2023.

Tidak hanya itu, koordinasi dan sinergitas yang terjalan BI Jakarta dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta melalui beragam kegiatan mampu menekan itu.

Atas hal itu, Arlyana menegaskan, kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia serta seluruh stakeholder terkait yang tergabung dalam TPID Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Dengan berbagai upaya sinergi dan kolaborasi tersebut, inflasi Jakarta diharapkan dapat tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada tahun 2024,” tutupnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1557 seconds (0.1#10.140)