Nilai Persekutuan Dua Raksasa Pengeruk Harta Karun Australia Capai Rp806 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua raksasa minyak dan gas (migas) Australia berencana melakukan penggabungan. Woodside Energy dan Santos Australia menyatakan pada hari Kamis (7/12/2023) bahwa mereka sedang dalam pembicaraan awal untuk menciptakan raksasa migas global senilai A$80 atau miliar USD52 miliar (setara Rp806 triliun,kurs Rp15.500).
"Persekutuan" itu ditempuh seiring dengan semakin intensifnya konsolidasi di antara perusahaan-perusahaan energi internasional. Misalnya, ExxonMobil yang mengakuisisi Pioneer, pesaingnya, senilai Rp933 triliun.
Penggabungan dua produsen minyak dan gas terbesar di Australia itu akan menjadi kesepakatan korporasi terbesar di Negeri Kanguru selama beberapa tahun. Kesepakatan ini, jika berhasil, akan menciptakan produsen gas alam cair (LNG) terbesar di Australia, dan eksportir bahan bakar super-dingin nomor dua di dunia yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan selama beberapa dekade untuk memenuhi kebutuhan transisi energi di Asia.
Woodside yang berbasis di Perth merupakan perusahaan terbesar di antara kedua perusahaan tersebut, mengatakan pembicaraan dengan Santos bersifat rahasia dan tidak lengkap dan tidak ada kepastian kesepakatan akan terwujud. Kapitalisasi pasarnya mencapai A$56,91 miliar (USD37,59 miliar), sedangkan Santos bernilai A$22,1 miliar (USD14,6 miliar).
“Woodside terus menilai berbagai peluang untuk menciptakan dan memberikan nilai bagi pemegang saham,” kata Woodside, dalam sebuah pernyataan kepada bursa saham Australia, dikutip dari Reuters, Jumat (8/12/2023).
Saat ini kedua perusahaan menghadapi tantangan peningkatan tekanan dekarbonisasi dalam proyek mereka. Harga saham Woodside telah turun 15,4% tahun ini, sementara saham Santos turun 4,3%.
Gabungan produksi minyak dan gas untuk keduanya mencapai lebih dari 260 juta barel setara minyak. Sementara total cadangan terbukti dan cadangan terduga mencapai 5,39 miliar BOE, berdasarkan data tahun 2022 dari perusahaan-perusahaan tersebut.
Kesepakatan di antara mereka akan menciptakan pembangkit listrik LNG dengan penjualan tahunan sebesar 16 juta metrik ton, kata analis Bernstein, Neil Beveridge.
“Ini adalah pembangkit tenaga listrik Australia yang akan memiliki pengaruh lebih baik dengan pembeli dan kemampuan untuk mengoptimalkan portofolio LNG mengingat jumlah terminalnya,” kata Neil.
"Persekutuan" itu ditempuh seiring dengan semakin intensifnya konsolidasi di antara perusahaan-perusahaan energi internasional. Misalnya, ExxonMobil yang mengakuisisi Pioneer, pesaingnya, senilai Rp933 triliun.
Penggabungan dua produsen minyak dan gas terbesar di Australia itu akan menjadi kesepakatan korporasi terbesar di Negeri Kanguru selama beberapa tahun. Kesepakatan ini, jika berhasil, akan menciptakan produsen gas alam cair (LNG) terbesar di Australia, dan eksportir bahan bakar super-dingin nomor dua di dunia yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan selama beberapa dekade untuk memenuhi kebutuhan transisi energi di Asia.
Woodside yang berbasis di Perth merupakan perusahaan terbesar di antara kedua perusahaan tersebut, mengatakan pembicaraan dengan Santos bersifat rahasia dan tidak lengkap dan tidak ada kepastian kesepakatan akan terwujud. Kapitalisasi pasarnya mencapai A$56,91 miliar (USD37,59 miliar), sedangkan Santos bernilai A$22,1 miliar (USD14,6 miliar).
“Woodside terus menilai berbagai peluang untuk menciptakan dan memberikan nilai bagi pemegang saham,” kata Woodside, dalam sebuah pernyataan kepada bursa saham Australia, dikutip dari Reuters, Jumat (8/12/2023).
Saat ini kedua perusahaan menghadapi tantangan peningkatan tekanan dekarbonisasi dalam proyek mereka. Harga saham Woodside telah turun 15,4% tahun ini, sementara saham Santos turun 4,3%.
Gabungan produksi minyak dan gas untuk keduanya mencapai lebih dari 260 juta barel setara minyak. Sementara total cadangan terbukti dan cadangan terduga mencapai 5,39 miliar BOE, berdasarkan data tahun 2022 dari perusahaan-perusahaan tersebut.
Kesepakatan di antara mereka akan menciptakan pembangkit listrik LNG dengan penjualan tahunan sebesar 16 juta metrik ton, kata analis Bernstein, Neil Beveridge.
“Ini adalah pembangkit tenaga listrik Australia yang akan memiliki pengaruh lebih baik dengan pembeli dan kemampuan untuk mengoptimalkan portofolio LNG mengingat jumlah terminalnya,” kata Neil.