Orang Terkaya Rusia Incar Aset Barat yang Ditinggalkan

Senin, 11 Desember 2023 - 08:55 WIB
loading...
Orang Terkaya Rusia Incar Aset Barat yang Ditinggalkan
Orang terkaya Rusia mengincar, aset Barat yang menganggur akibat dari sanksi terkait Ukraina. Keluarnya perusahaan-perusahaan Barat dari Rusia telah membuka banyak peluang baru bagi perusahaan domestik. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Orang terkaya Rusia mengincar, banyaknya aset Barat yang menganggur akibat dari sanksi terkait Ukraina. Keluarnya perusahaan-perusahaan Barat dari Rusia telah membuka banyak peluang baru bagi perusahaan domestik untuk berinvestasi dan memperluas portofolio mereka.



Miliarder Vladimir Potanin mengatakan, perusahaan Rusia seharusnya menggunakan situasi ini untuk keuntungan mereka. Hal itu dilontarkan dalam forum VTB Bank 'Russia Calling!' pada pekan lalu.

"Ada begitu banyak ... Bahwa investor asing telah pergi, kita hanya harus mengambil semuanya," kata pengusaha itu.



Pemilik raksasa pertambangan Norilsk Nickel dan orang terkaya Rusia, menurut Bloomberg, yakni Potanin menemukan tawaran bagus untuk divestasi asing dalam beberapa bulan terakhir. Dimana Ia mengakuisisi Rosbank dari grup perbankan Prancis Societe Generale.

Dia juga mengakuisisi saham pengendali di Tinkoff Bank dari Oleg Tinkov, yang meninggalkan Rusia setelah dimulainya operasi militer di Ukraina.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita RBK awal tahun ini, Potanin mencatat bahwa "eksodus panik" perusahaan asing dari pasar Rusia, membuka jalan bagi bisnis mereka untuk diakuisisi dengan persyaratan yang sangat menarik. Sementara rincian pembelian Rosbank dan Tinkoff tidak dipublikasikan, sumber mengklaim kedua akuisisi dilakukan dengan diskon besar.

Sekitar 300 perusahaan asing telah meninggalkan pasar Rusia di bawah tekanan sanksi Barat sejak dimulainya konflik Ukraina pada Februari 2022, menurut data KSE’s Leave Russia tracker. Seperti sanksi itu sendiri, kepergian perusahaan dimaksudkan untuk melemahkan ekonomi Rusia.

Situasi tersebut coba dimainkan oleh pengusaha Rusia, terutama karena aturan divestasi yang diperkenalkan pemerintah pada awal tahun ini. Perusahaan yang keluar dari Rusia diharuskan menjual aset mereka dengan diskon 50%, sementara itu mereka juga perlu mendapatkan izin pemerintah untuk penjualan dan membayar biaya wajib untuk anggaran Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang juga berpidato di forum VTB pada hari Kamis, mencatat bahwa keluarnya perusahaan-perusahaan Barat telah menguntungkan bagi ekonomi Rusia, dengan perusahaan-perusahaan domestik "mengambil alih segalanya dan bergerak maju."

Dia juga mencatat bahwa jumlah perusahaan asing yang beroperasi di negara itu sebenarnya meningkat setelah diberlakukannya sanksi, dari 24.100 pada Maret 2022 menjadi 25.600 pada November tahun ini.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1725 seconds (0.1#10.140)