Kapal ke Israel Jadi Target, Raksasa Pelayaran Dunia Setop Rute Laut Merah

Selasa, 19 Desember 2023 - 08:12 WIB
loading...
Kapal ke Israel Jadi...
Group pelayaran terbesar di dunia, Mediterranean Shipping Company (MSC) mengumumkan akan mengalihkan kapal-kapalnya dari Laut Merah seiring meningkatnya ancaman serangan. Foto/Dok Reuters
A A A
JAKARTA - Group pelayaran terbesar di dunia, Mediterranean Shipping Company (MSC) mengumumkan akan mengalihkan kapal-kapalnya dari Laut Merah seiring meningkatnya ancaman serangan. Perusahaan Prancis CMA CGM juga mengambil langkah serupa sehari setelah raksasa pelayaran asal Denmark, Maersk dan perusahaan transportasi Jerman, Hapag-Lloyd menangguhkan perjalanan Laut Merah.



Keputusan itu muncul setelah serangan oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman. Mereka mengatakan, menargetkan kapal-kapal yang melakukan perjalanan ke Israel .

Houthi telah menyatakan dukungan mereka untuk Hamas setelah Israel melancarkan aksi militer di Gaza menyusul serangan Hamas 7 Oktober. Sejak itu kata pejabat kesehatan Hamas, Israel telah membunuh lebih dari 18.000 warga Palestina di Gaza.



Sebagai informasi, Laut Merah merupakan salah satu rute terpenting di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar. Akan tetapi Houthi telah meningkatkan serangan mereka, dengan menggunakan drone dan roket terhadap kapal-kapal milik asing.

Mereka juga telah menembakkan drone dan rudal ke arah Israel. Pada hari Sabtu lalu, AS mengatakan, bahwa kapal perusak rudalnya telah menembak jatuh 14 drone Houthi di Laut Merah.

Dalam pengumuman resmi perusahaan, MSC mengungkapkan situasi di daerah itu (laut merah) telah menjadi "serius". Dikatakan pihak perusahaan bahwa kapal kontainernya MSC PALATIUM III diserang pada hari Jumat saat transit di Laut Merah.

Dalam serangan tersebut tidak ada kru yang cedera, tetapi kapal telah dikeluarkan dari layanan. Kapal-kapalnya dialihkan melalui Good Hope di ujung selatan Afrika.

Sementara itu CMA CGM – perusahaan pelayaran terbesar ketiga di dunia – mengatakan, telah menginstruksikan semua kapal kontainernya "untuk mencapai daerah yang aman dan menghentikan perjalanan mereka dan mencari perairan yang aman dengan segera sampai pemberitahuan lebih lanjut".

Maersk, perusahaan pelayaran terbesar kedua di dunia, menggambarkan situasinya sangat "mengkhawatirkan".

"Menyusul insiden yang melibatkan Maersk Gibraltar kemarin dan serangan lain terhadap kapal kontainer hari ini. Kami telah menginstruksikan semua kapal Maersk di daerah itu untuk melewati Selat Bab al-Mandab untuk menghentikan perjalanan mereka sampai pemberitahuan lebih lanjut," katanya seperti dilansir BBC pada hari Jumat.

Tercatat ada empat perusahaan yang kini telah menangguhkan operasi di laut merah yang termasuk lima besar di dunia, para ahli pengiriman mengatakan, keputusan itu akan dibayar mahal.

Kapal ke Israel Jadi Target, Raksasa Pelayaran Dunia Setop Rute Laut Merah


"Ini untuk keamanan para kru, serta kapal itu sendiri dan juga polis asuransi. Premi sekarang akan sangat tinggi jika mereka bisa mendapatkan asuransi, jadi itu akan memiliki implikasi serius pada stok, biaya dan seluruh dinamika rantai pasokan," ungkap Sue Terpilowski dari Chartered Institute of Logistics and Transport, yang mewakili perusahaan yang peduli dengan rantai pasokan.

Selat Bab al-Mandab -yang juga dikenal sebagai Gerbang Air Mata- adalah saluran selebar 20 mil (32km), dan dikenal berbahaya. Lokasinya terletak di antara Yaman di Semenanjung Arab dan Djibouti dan Eritrea di pantai Afrika.

Ini adalah rute di mana kapal dapat mencapai Terusan Suez dari arah selatan -, dimana merupakan jalur pelayaran utama. Apabila menghindarinya berarti kapal harus mengambil rute yang lebih panjang, misalnya menavigasi di sekitar Afrika selatan.

Sekitar 17.000 kapal dan 10% perdagangan global melewatinya setiap tahun. Setiap kapal yang melewati Suez ke atau dari Samudra Hindia harus datang dengan melaluinya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2076 seconds (0.1#10.140)