Mayoritas Warga Yakin Indonesia Mampu Keluar dari Krisis Ekonomi

Senin, 10 Agustus 2020 - 08:35 WIB
loading...
Mayoritas Warga Yakin Indonesia Mampu Keluar dari Krisis Ekonomi
Foto/dok
A A A
JAKARTA - Sekitar 79% warga percaya bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hanya sekitar 20% yang menyatakan tidak percaya.

Temuan tersebut dipaparkan Manajer Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad dalam presentasi survei nasional SMRC bertajuk “Ekonomi Covid-19 dan Persepsi Publik tentang Investasi” di Jakarta kemarin.

Survei dilakukan pada 29 Juli-1 Agustus 2020 dengan wawancara per telepon kepada 1.203 responden yang terpilih secara random dengan margin of error 2,9%. Menurut Saidiman, data ini menunjukkan kenaikan stabil dukungan terhadap Presiden Jokowi dalam tiga bulan terakhir.

Pada survei 20-22 Mei, tingkat kepercayaan pada kemampuan Presiden Jokowi menangani krisis ekonomi sempat turun menjadi 69%. Namun, setelah itu secara perlahan tingkat kepercayaan tersebut terus menaik. “Ini adalah modal penting bagi Presiden Jokowi, terutama karena warga menilai ekonomi Indonesia terus memburuk,” ujar Saidiman. (Baca: Ekonomi Minus dan Presiden Marah-marah, Ekonom Bilang Pemerintah Biang Kerok Krisis)

Survei SMRC menunjukkan 87% warga menganggap kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk dibandingkan tahun lalu. Padahal, pada akhir Juni persentase warga yang menganggap kondisi ekonomi lebih buruk adalah 72%. Di sisi lain, survei ini menunjukkan persentase warga yang menganggap kondisi ekonomi rumah tangga lebih buruk mencapai 69%. Angka ini hampir tidak ada perubahan dibandingkan akhir Juni ketika angkanya mencapai 70%.

Dalam jajak pendapat ini juga terungkap jika sekitar 54% warga tidak setuju dengan anggapan kehadiran pengusaha asing membawa efek positif bagi perbaikan ekonomi, sementara yang setuju hanya 37%. Menurut Saidiman, perbedaan cara pandang ini tampaknya berhubungan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, wilayah tempat tinggal, dan penilaian warga atas kondisi ekonomi saat ini.

“Mereka yang berpendidikan lebih tinggi dan berpendapatan lebih tinggi dan mereka yang tinggal di perkotaan akan cenderung menganggap lebih positif kehadiran investasi asing bagi ekonomi Indonesia dibandingkan mereka yang berpendidikan dan berpendapatan lebih rendah serta tinggal di perdesaan,” ucap Saidiman.

Demikian pula warga yang menganggap kondisi ekonomi rumah tangga dan ekonomi nasional lebih baik akan cenderung memiliki penilaian lebih positif kehadiran investasi asing dibandingkan warga yang menganggap kondisi ekonomi rumah tangga dan ekonomi nasional jauh lebih buruk. (Baca juga: Anies Baswedan Bikin Keok Kang Emil, Ganjar dan Khofifah)

Menurut Saidiman, temuan ini penting untuk diperhatikan pemerintah mengingat peningkatan investasi asing adalah satu di antara strategi utama yang diperlukan untuk menggenjot ekonomi nasional. “Kehadiran RUU Cipta Kerja misalnya dikatakan bertujuan untuk membuat iklim investasi asing di Indonesia menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Karena itu, menurut Saidiman, sangat penting untuk memahami sikap masyarakat tentang investasi asing dalam hubungannya dengan perbaikan ekonomi nasional. “Sentimen positif publik terhadap investasi tentu diharapkan ikut membantu menciptakan iklim kondusif bagi investasi di Indonesia,” katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2279 seconds (0.1#10.140)