Kargo Rp535,5 Triliun Dialihkan dari Laut Merah Menghindari Serangan Houthi

Senin, 25 Desember 2023 - 10:03 WIB
loading...
Kargo Rp535,5 Triliun...
Perusahaan pelayaran telah mengalihkan kargo senilai sekitar USD35 miliar atau setara Rp535,5 triliun dari Laut Merah di tengah risiko serangan dari militan Houthi di Yaman. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Perusahaan pelayaran telah mengalihkan kargo senilai sekitar USD35 miliar atau setara Rp535,5 triliun (Kurs Rp15.301 per USD) dari Laut Merah di tengah risiko serangan dari militan Houthi di Yaman. Laporan CNBC pada pekan ini, juga menyebutkan ada 57 kapal kontainer yang berlayar menjauh ke sekitar ujung selatan Afrika alih-alih melewati Laut Merah dan Terusan Suez.

"Jumlah itu akan meningkat, karena lebih banyak yang akan mengambil rute ini. Total kapasitas kontainer kapal-kapal ini adalah 700.000 unit setara dua puluh kaki," kata Wakil presiden senior dan kepala global logistik laut perdagangan di Kuehne + Nagel, Paolo Montrone.



Menurut konsultan senior untuk MDS Transmodal, Antonella Teodoro, memperkirakan nilai kontainer tersebut bertambah USD50.000, hingga mencapai USD35 miliar untuk total kargo yang dialihkan.



Para perusahaan pelayaran telah mengalihkan kapal mereka, penyusul meningkatnya serangan di laut merah. Para pemimpin Houthi mengatakan mereka mengejar Israel dan semua kapal yang menuju Israel karena permusuhan yang sedang berlangsung di Gaza.

"Operator laut juga bisa mulai membuat penyesuaian pada jaringan mereka selain pengalihan. Tapi, pengalihan atau penyesuaian akan membutuhkan waktu dan tidak akan gratis," kata Teodoro.

Montrone juga mengindikasikan bahwa otoritas pelabuhan memperkirakan bakal ada kemacetan sebagai akibat dari waktu kedatangan yang diperbarui dan kebutuhan perencanaan.

"Situasinya sangat fluktuatif dan konfigurasi ulang jaringan ini sangat kompleks, sehingga pada tingkat tertentu bakal menyebabkan gangguan," kata Montrone.

"Di Asia, kurangnya kontainer akan menjadi masalah potensial karena reposisi kontainer kosong ke area permintaan akan memakan waktu 10-20 hari lebih lama," lanjutnya.

Sementara itu, CEO grup pelayaran Denmark Maersk, yang juga telah mengalihkan kapal di sekitar Afrika, memproyeksikan terjadi penundaan dua hingga empat minggu."Eropa lebih bergantung pada Suez. Penundaan akan lebih terasa di Eropa," kata Vincent Clerc kepada CNBC, menambahkan.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2622 seconds (0.1#10.140)