RI Didorong Tingkatkan Kerja Sama Migas dengan Iran

Jum'at, 09 Maret 2018 - 03:14 WIB
RI Didorong Tingkatkan Kerja Sama Migas dengan Iran
RI Didorong Tingkatkan Kerja Sama Migas dengan Iran
A A A
JAKARTA - Dewan Perwakilam Rakyat (DPR) berharap Indonesia dapat lebih meningkatkan kerja sama di bidang Migas (minyak dan gas) dengan Iran. Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi VII DPR Fadel Muhammad saat menerima kunjungan delegasi Parlemen Iran di Gedung DPR, Kamis (8/3).

Lebih lanjut Ia mengutarakan, saat ini sudah terjalin kerja sama antara Indonesia dengan Iran termasuk di bidang migas. Dimana salah satunya yakni pembelian Elpiji dan gas dari Iran. "Dengan total transaksi tidak lebih dari 300 Juta Dolar. Namun sebenarnya hal tersebut bisa lebih ditingkatkan lagi, menurut saya potensinya bisa lebih dari USD2-3 Miliar per tahunnya," ucapnya di Gedung DPR.

Dia menambahkan saat Indonesia mengunjungi Iran beberapa waktu lalu, sempat dikatakan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin bahwa Iran merupakan pasar baru, pasar yang cukup potensial bagi Indonesia. Sayangnya, hal tersebut belum dilaksanakan seutuhnya oleh pemerintah Indonesia.

Menurutnya, Presiden masih khawatir dengan sanksi ekonomi yang diberikan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. Sehingga seluruh transaksi ke Iran, terlebih dahulu harus melalui Dubai atau Turki.

"Pemerintah sudah mensiasati dengan bank-bank yang ada di Indonesia, seperti BJB (bank jawa barat-red) dan beberapa bank yang ada lainnya. Sementara Bank Indonesia dan OJK (otoritas jasa keuangan) belum berani mengambil langkah. Kondisi inilah yang membuat Indonesia sulit meningkatkan kerja sama dengan Iran, meskipun merupakan market baru untuk Indonesia," ujarnya.

Fadel membandingkan kerja sama dua negara dengan negara tetangga Indonesia yakni Malaysia dan Thailand. Terang dia transaksi bisnis kedua negara tetangga Indonesia itu dengan Iran jauh di atas Indonesia. "Bahkan kedua negara tersebut sudah mampu membuka direct flight (penerbangan langsung) dari negaranya ke Teheran (Iran). Sementara Indonesia belum ada penerbangan langsung ke Iran," ungkapnya.

Bukan hanya disektor Migas, Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais berharap kedatangan Delegasi Parlemen Iran, bisa membuahkan hasil berupa kerja sama bilateral yang real dalam berbagai bidang, diantaranya bidang pertahanan, sains, teknologi, dan budaya.

"Mereka memiliki kecanggihan-kecanggihan di bidang pertahanan, sains, dan juga teknologi yang mutakhir, sehingga bisa kita mulai pembicaraan mengenai kerja sama antara dua negara ini. Karena selama ini, Indonesia belum pernah punya kerja sama pertahanan bilateral dengan negara Timur Tengah. Periode lalu ada Mou kerja sama pertahanan dengan Saudi Arabia, namun belum diratifikasi," ucapnya.

Menurutnya, alangkah baiknya jika Iran dalam kunjungannya ini juga melakukan pembicaraan intensif dengan Kemenlu dan Kemenhan mengenai kerja sama pertahanan dengan Indonesia, sehingga hal itu bisa mendorong kerja sama strategis di bidang lainnya.

Dalam bidang teknologi, sambungnya, jika negara ini ingin maju, seharusnya pemerintah harus jujur dan terbuka untuk melakukan catch up teknologi agar hal tersebut sukses dicapai.

"Jadi apa yang Iran lakukan bisa sukses sementara kita belum, itu harus ditemukan jawabannya. Semenjak embargo PBB terhadap Iran dicabut, dan hubungan Iran-US sudah lebih baik, seharusnya bisa kita manfaatkan hal itu untuk melakukan kerja sama, karena Iran saat ini jauh lebih terbuka. Terlebih Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar," jelasnya.

Hanafi juga menambahkan mengenai kerja sama dalam bidang budaya melalui media televisi. Menurutnya, lembaga penyiaran di Indonesia saat ini baik yang publik atau swasta, sudah sangat open minded dengan berbagai produk siaran dari luar negeri, seperti film.

“Tentu ini menjadi kesempatan untuk Iran melakukan soft diplomacy dengan film-film produksi negaranya, untuk diputar di sini, dan memberikan masyarakat kita pengetahuan juga mengenai budaya Iran. Selain itu, setidaknya hal tersebut bisa menggeser kecenderungan masyarakat kita dalam menyaksikan film-film dari budaya barat, yang bertolak belakang dengan budaya timur kita," katanya.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon melihat posisi Iran yang begitu penting bagi Indonesia, tentu hubungan bilateral kedua negara termasuk kedua parlemen harus terus terjaga.

"Hubungan Indonesia dengan Iran di berbagai forum internasional sangat baik. Dalam sejumlah isu, kita punya isu yang sama. Misalnya, soal Palestina dan Rohingya. Iran aktif membela kepentingan banyak negara dan masyarakat muslim yang merasa mendapat ketidakadilan," ungkap dia.

Delegasi Parlemen Iran yang dipimpin Mahmoud Sadeghi berharap agar Indonesia mau meningkatkan hubungan kerja sama dengan negaranya. Tidak hanya di sektor migas, melainkan juga di sektor pariwisata. Salah satunya dengan membuka penerbangan langsung dari Indonesia ke Teheran. Dengan demikian akan banyak wisatawan dari Indonesia yang mengunjungi negara tersebut, misalnya dengan memasukan kunjungan ke Teheran dalam rangkaian perjalanan ibadah umroh.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5788 seconds (0.1#10.140)