Pengembangan Energi Panas Bumi Terganjal Panasnya Investasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Senior Advisor Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Abadi Poernomo menyebutkan, investasi di panas bumi masih sangat mahal dan berisiko tinggi. Untuk investasi 1 megawatt (MW), butuh biaya sekitar USD5-6 juta. Dengan investasi yang mahal ini, tarif yang terjangkau akan sulit dicapai.
"Rasio kesuksesan eksplorasi panas bumi tidak lebih dari 50%, dan rasio kesuksesan pengembangan juga tidak lebih dari 70%," ujar Abadi dalam Market Review IDX Channel Live di Jakarta, Selasa (11/8/2020). ( Baca juga:India Agresif Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Bagaimana Indonesia? )
Titik-titik energi panas bumi di Indonesia juga terletak di remote area, atau daerah-daerah pelosok yang sulit dijangkau. Alhasil, developer atau pengembang juga harus membangun infrastruktur yang panjang dan tinggi.
"Mereka harus membangun infrastruktur yang panjang, dengan ketinggian hingga 200-1.500 meter, membuat investasinya cukup tinggi," lanjut Abadi.
Dia mengatakan, sebenarnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi mirip dengan migas. Perbedaannya hanya terletak pada temperatur dan tekanan.
"Kita bekerja dengan temperatur 250-300 derajat celcius, juga dengan tekanan. Waktu pengembangannya juga cukup lama, bisa 6-7 tahun," ungkapnya.
"Rasio kesuksesan eksplorasi panas bumi tidak lebih dari 50%, dan rasio kesuksesan pengembangan juga tidak lebih dari 70%," ujar Abadi dalam Market Review IDX Channel Live di Jakarta, Selasa (11/8/2020). ( Baca juga:India Agresif Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Bagaimana Indonesia? )
Titik-titik energi panas bumi di Indonesia juga terletak di remote area, atau daerah-daerah pelosok yang sulit dijangkau. Alhasil, developer atau pengembang juga harus membangun infrastruktur yang panjang dan tinggi.
"Mereka harus membangun infrastruktur yang panjang, dengan ketinggian hingga 200-1.500 meter, membuat investasinya cukup tinggi," lanjut Abadi.
Dia mengatakan, sebenarnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi mirip dengan migas. Perbedaannya hanya terletak pada temperatur dan tekanan.
"Kita bekerja dengan temperatur 250-300 derajat celcius, juga dengan tekanan. Waktu pengembangannya juga cukup lama, bisa 6-7 tahun," ungkapnya.
(uka)