Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Terusan Suez Sepi, Ekonomi Mesir Makin Sengsara

Kamis, 11 Januari 2024 - 10:30 WIB
loading...
Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Terusan Suez Sepi, Ekonomi Mesir Makin Sengsara
Serangan oleh pemberontak Houthi Yaman di Laut Merah telah menyebabkan perusahaan pelayaran menghindari Terusan Suez, yang menjadi pukulan bagi sumber pendapatan utama bagi Mesir. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Serangan oleh pemberontak Houthi Yaman di Laut Merah telah menyebabkan perusahaan pelayaran menghindari Terusan Suez, yang menjadi pukulan bagi sumber pendapatan utama bagi Mesir. Kondisi ini jika berkepanjangan berpotensi menggerus ekonomi Mesir di tengah upaya memerangi krisis yang semakin dalam.



Berdasarkan angka dari Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan, angkutan kargo yang melalui Terusan Suez berkurang 35% lebih sedikit pada pekan pertama tahun 2024. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Analis mengatakan, meski dampak keuangan dari serangan laut merah masih terbatas saat ini. Namun efeknya bakal sangat menyakitkan, bila serangan Houthi di Laut Merah terus membatasi lalu lintas menuju arteri maritim utama yang menghubungkan Eropa dan Asia.



Terusan Suez merupakan jalur air buatan manusia yang secara resmi dibuka pada tahun 1869, kehadirannya telah menjadi sangat penting bagi Mesir. Dimana kontribusinya mencapai USD9,4 miliar dari biaya transit pada tahun fiskal 2022/2023.

Namun keuntungan itu berpotensi tergerus, sejak Houthi yang didukung Iran mulai menyerang kapal-kapal kargo sebagai tanggapan atas pemboman Israel di Jalur Gaza. Imbas kondisi memanas di Laut Merah membuat perusahaan-perusahaan raksasa pengiriman memilih rute yang jauh lebih panjang lewat Cape of Good Hope (Tanjung Harapan) di sekitar Afrika.

Terpantau, rute yang mengelilingi Afrika mengalami lonjakan kargo mencapai 67,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kata PortWatch IMF.

Situasi yang sangat fluktuatif telah menaikkan biaya asuransi, dimana raksasa pengiriman Denmark, Maersk mengatakan, bahwa pihaknya akan mengalihkan semua kapal dari Laut Merah. Sejak 18 November, 25 kapal komersial telah diserang di Laut Merah selatan dan Teluk Aden, menurut militer AS.

Houthi yang menjadi bagian dari "poros perlawanan" yang selaras dengan Iran terhadap Israel mengutarakan, serangan itu sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Sementara itu pasukan AS dan Inggris telah menembak jatuh lebih dari 20 pesawat tak berawak (Drone) serta rudal di atas Laut Merah yang diluncurkan oleh Houthi.

Peran Vital Terusan Suez

Pendapatan dari Terusan Suez menjadi sangat penting bagi Mesir di tengah krisis ekonomi di mana mata uang lokal telah kehilangan setengah nilainya sejak Maret 2022, sementara inflasi mencapai 35%.

Ekonomi Mesir juga sangat bergantung pada pariwisata dan pengiriman uang dari pekerja Mesir di luar negeri, yang turun hampir 30% pada Juli-September 2023 secara tahunan, menurut bank sentral.

Di tengah penurunan tersebut, negara terpadat di dunia Arab itu sangat bergantung pada pendapatan Terusan Suez baik untuk militer maupun untuk pengeluaran kesejahteraan sosial.

Setidaknya dua pertiga dari penduduk Mesir hidup pada atau berada di bawah garis kemiskinan.

"Pendapatan kanal membantu menjaga menutup pengeluaran sosial. Mereka pergi langsung ke kas negara, yang kemudian menginvestasikan kembali dalam ke sektor militer dan sosial," kata Kepala lembaga perdagangan maritim ISEMAR, Tourret.

Penurunan lalu lintas pengiriman baru-baru ini, menurutnya telah menyebabkan dampak yang sangat nyata. "Satu bulan bakal baik-baik saja, tetapi dua bulan akan memprihatinkan," terangnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1883 seconds (0.1#10.140)