Atikoh Ganjar Beberkan Keunggulan KTP Sakti, Penyaluran Bansos Lebih Tepat Sasaran
loading...
A
A
A
OKI - Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti menyapa jajaran pengurus partai politik pengusung hingga sukarelawan Ganjar-Mahfud di Rest Area Km 311A, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Kamis (11/1/2024). Ini dilakukan dalam perjalanan Safari Politiknya menuju Palembang.
Berdasarkan pantauan, Atikoh mendapatkan sambutan meriah dari jajaran parpol pengusung dan relawan yang sudah menunggu di lokasi. Terdapat perwakilan dari PDI Perjuangan (PDIP), Hanura, dan Perindo.
Atikoh disematkan bunga sebagai tanda penyambutan dan dipersilahkan untuk duduk bersama dengan massa yang menunggu. Sejumlah warga yang berada di sekitar tampak ikut bergabung dan menyaksikan. Atikoh menyampaikan, jika OKI bukan daerah yang asing baginya. Sebab dirinya memiliki adik ipar yang berasal dari sana. Ia pun mengaku terkesan dengan penyambutan yang diterimanya.
"Relawannya banyak dari bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak muda. Ini tentu memberikan motivasi luar biasa bagi kita semua. Saya ke Lampung sejak dua hari lalu, dan nanti ke Palembang. Tentu bahagia ketemu dengan dulur-dulur, silaturahmi, menjalin persahabatan dan kekeluargaan. Kedua saya kemari untuk menyerap aspirasi. Karena salah satu alasan saya berdialog, berdiskusi dengan masyarakat, agar bener-bener riil menampung aspirasi, saya catat, lalu lapor ke pak Ganjar," kata Atikoh.
Berdasarkan temuan dan pengamatannya, terangnya, di setiap daerah relatif memiliki permasalahan yang sama. Mulai masalah Bantuan Sosial yang tak tepat sasaran hingga kesulitan mendapatkan pendidikan, dan akses kesehatan menjadi fokusnya.
Atikoh pun lantas membeberkan program unggulan pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud yang ditawarkan di Pilpres 2024. Ia menjelaskan, pertama soal KTP Sakti, di mana semua bantuan oleh negara bisa diakses hanya dengan satu KTP.
"Jadi permasalahannya hampir sama, bansos ya bu ya, terus apalagi petani sulit akses pupuk bersubsidi," tuturnya.
"Jadi harapannya, dengan KTP Sakti, yang masuk data yang riil, bantuan disalurkan untuk yang benar-benar membutuhkan," sambungnya.
Lalu program pendidikan, dengan SMK gratis, model boarding school dan setelah tamat langsung bekerja, diperuntukkan bagi keluarga miskin. Atikoh juga menyebutkan soal program satu keluarga miskin satu sarjana.
"Anak-anak kita, cucu kita, perlu pendidikan berkualitas. Bagi saya dan mas Ganjar, SMK nanti untuk masyarakat miskin. Harapannya boarding school gratis. Kenapa boarding school? Nanti orang tua tidak akan lagi memikirkan biaya, sehingga lulus langsung kerja. Kemudian yang berasal dari keluarga tidak mampu tapi prestasinya bagus, ini bisa difasilitasi menjadi sarjana. Nanti sarjananya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: Ganjar Menginap di Rumah Alumnus SMKN Jateng, Warga Tegal: Ini Suatu Kehormatan
Lebih lanjut, Atikoh juga menyampaikan pentingnya soal program Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes dan Satu Ambulans. Dengan program tersebut, harapannya agar masyarakat tak lagi kesulitan mengakses pelayanan kesehatan.
"Jangan sampai orang-orang dapat pelayanan kesehatan kesulitan, apalagi yang kondisinya jauh dari fasilitas (kota besar). Kalau dibiarkan, angka kematian bisa meningkat," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan, Atikoh mendapatkan sambutan meriah dari jajaran parpol pengusung dan relawan yang sudah menunggu di lokasi. Terdapat perwakilan dari PDI Perjuangan (PDIP), Hanura, dan Perindo.
Atikoh disematkan bunga sebagai tanda penyambutan dan dipersilahkan untuk duduk bersama dengan massa yang menunggu. Sejumlah warga yang berada di sekitar tampak ikut bergabung dan menyaksikan. Atikoh menyampaikan, jika OKI bukan daerah yang asing baginya. Sebab dirinya memiliki adik ipar yang berasal dari sana. Ia pun mengaku terkesan dengan penyambutan yang diterimanya.
"Relawannya banyak dari bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak muda. Ini tentu memberikan motivasi luar biasa bagi kita semua. Saya ke Lampung sejak dua hari lalu, dan nanti ke Palembang. Tentu bahagia ketemu dengan dulur-dulur, silaturahmi, menjalin persahabatan dan kekeluargaan. Kedua saya kemari untuk menyerap aspirasi. Karena salah satu alasan saya berdialog, berdiskusi dengan masyarakat, agar bener-bener riil menampung aspirasi, saya catat, lalu lapor ke pak Ganjar," kata Atikoh.
Berdasarkan temuan dan pengamatannya, terangnya, di setiap daerah relatif memiliki permasalahan yang sama. Mulai masalah Bantuan Sosial yang tak tepat sasaran hingga kesulitan mendapatkan pendidikan, dan akses kesehatan menjadi fokusnya.
Atikoh pun lantas membeberkan program unggulan pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud yang ditawarkan di Pilpres 2024. Ia menjelaskan, pertama soal KTP Sakti, di mana semua bantuan oleh negara bisa diakses hanya dengan satu KTP.
"Jadi permasalahannya hampir sama, bansos ya bu ya, terus apalagi petani sulit akses pupuk bersubsidi," tuturnya.
"Jadi harapannya, dengan KTP Sakti, yang masuk data yang riil, bantuan disalurkan untuk yang benar-benar membutuhkan," sambungnya.
Lalu program pendidikan, dengan SMK gratis, model boarding school dan setelah tamat langsung bekerja, diperuntukkan bagi keluarga miskin. Atikoh juga menyebutkan soal program satu keluarga miskin satu sarjana.
"Anak-anak kita, cucu kita, perlu pendidikan berkualitas. Bagi saya dan mas Ganjar, SMK nanti untuk masyarakat miskin. Harapannya boarding school gratis. Kenapa boarding school? Nanti orang tua tidak akan lagi memikirkan biaya, sehingga lulus langsung kerja. Kemudian yang berasal dari keluarga tidak mampu tapi prestasinya bagus, ini bisa difasilitasi menjadi sarjana. Nanti sarjananya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: Ganjar Menginap di Rumah Alumnus SMKN Jateng, Warga Tegal: Ini Suatu Kehormatan
Lebih lanjut, Atikoh juga menyampaikan pentingnya soal program Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes dan Satu Ambulans. Dengan program tersebut, harapannya agar masyarakat tak lagi kesulitan mengakses pelayanan kesehatan.
"Jangan sampai orang-orang dapat pelayanan kesehatan kesulitan, apalagi yang kondisinya jauh dari fasilitas (kota besar). Kalau dibiarkan, angka kematian bisa meningkat," pungkasnya.
(nng)